Troisième

553 26 4
                                    

Warning mature area 🔞


'Apakah dia demam?' Napas Irene terengah, semuanya terasa panas......


Terasa panas..... Irene sangat butuh....





Jihyo membuka pintu kamar tempat Irene dikurung dengan pelan. Sudah larut malam, dan Jihyo tidak mengharapkan Irene masih bangun.


Kamar itu gelap dan remang-remang, tapi mata Jihyo menangkap nampan makanan yang masih utuh, hanya minumannya yang habis.


'Gadis keras kepala.'


Geram Jihyo dalam hati, dia pikir dia bisa mengancam Jihyo dengan membiarkan dirinya sendiri kelaparan.


Dia tidak tahu bahwa Jihyo akan menggunakan segala cara untuk membuat Irene menyerah padanya.


Gerakan gemerisik di ranjang membuat Jihyo menoleh waspada. Dalam keremangan kamar itu, Jihyo melihat Irene terbaring di sana, gelisah.


'Perempuan itu belum tidur rupanya.... Dan dia tampak... tidak tenang.'


Ingin tahu, Jihyo mendekat, dan menemukan Irene berbaring disana dengan tatapan mata tersiksa. Tubuhnya menggeliat di atas ranjang berseprei satin putih itu seperti kepanasan,


"Tolong...panas......"

Suara Irene mendesah, serak seperti kesakitan. Mengernyitkan keningnya, Jihyo duduk di tepi ranjang, dan menyentuhkan jemarinya ke dahi Jihyo, suhunya normal, dia tidak demam.


Kerutan di kening Jihyo makin dalam, lalu kenapa perempuan ini bilang kalau dia kepanasan?


"Kau mau minum?," dengan cekatan Jihyo mengambil gelas air di meja pinggir ranjang.


"Sini, aku bantu kau minum."


Jihyo bangkit dan mengangkat tubuh Irene, lalu mencoba membuatnya berdiri. Tubuh Irene menggayut lemah di lengannya, dan napas perempuan itu terengah.



"Panas.... Tolong... panas sekali......"


Sekali lagi Irene mendesahkan suara itu, suara kepanasan, seperti tersiksa. Jihyo meminumkan air itu kepada Irene, dan dengan rakus Irene menghirup air itu.


Tetapi napasnya tetap terengah, dan dia masih tampak tersiksa oleh rasa panas yang mendera tubuhnya. Pasti ada sesuatu...... Jangan-jangan....


Jihyo memundurkan tubuh Irene yang bersandar padanya, supaya dia bisa mengamati Irene dengan jelas.


Wajah Irene merona kemerahan, napasnya terengah, dan matanya sedikit tidak fokus, dia selalu mengeluh kepanasan.... Jangan-jangan...


Dengan cepat Jihyo membaringkan Irene di ranjang, dan melangkah keluar dari kamar bernuansa putih itu, membanting pintunya, dan berteriak.


"Daniel!"


Sekejap, tanpa suara seolah menggunakan sihir, Daniel muncul di depan Jihyo.


TRAPPED OF DEVIL PARKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang