Ghifary dan abahnya sedang dalam perjalanan menuju rumah adik dari abah.
"Kamu udah selesai ujian, Fary?" tanya abah.
"Udah, Bah. Tinggal nunggu Ujian Nasionalnya aja," jawab Fary.
"Niatnya mau lanjut ke mana?" tanya Abah lagi.
"Fary belum tau Bah," ucapnya.
"Kalau semisal Abah minta kamu untuk lanjut di Surabaya bagaimana?" pinta Abah. Ghifary diam. "Abah nggak maksa kamu, kok. Abah cuman nyaranin aja," lanjut Abah.
"Nanti Fary pikirin dulu ya, Abah?" jawab Fary sekenanya.
"Iya, nggak papa. Keputusan ada di kamu. Abah tunggu kok, pikirin baik-baik ya," pinta Abah.
Ghifary tahu. Abahnya tiba-tiba menanyakan ini pasti ada hubungannya dengan kenapa abahnya membawanya ke rumah pamannya ini.
Setelah cukup lama perjalanan, Ghifary dan Abah tiba di kediaman paman Fary.
"Assalamualaikum," salam Abah dan Fary.
"Waalaikumusallam. Eh, Mas Zaki udah nyampe. Masuk Mas, masuk. Ayok Fary masuk," ucap Paman Fary.
"Bagaimana kabarnya, Mas?" tanya Paman Fary pada Abah.
"Baik, alhamdulillah. Kalian gimana? Sehat semua?" Abah bertanya balik.
"Alhamdulillah, Mas. Tapi ya itu, si Arga. Makin bandel sekarang," ujar paman bercanda.
"Namanya juga proses dewasa. Biasa itu mah," balas Abah. "Sekarang di mana Arganya?" tanya Abah.
"Ada di belakang. Lagi bantu Ibunya," jawab Paman Fary.
"Eh! Mas Zaki sama Fary udah nyampe. Udah dari tadi mas?" tanya Ibu Arga.
"Enggak. Baru nyampe juga," jawab Abah.
"Arga! Sini dulu. Iniloh Pakdemu sama Masmu udah datang," seru Ibunya Arga. Arga sepupu dari Ghifary yang seumuran dengannya.
"Pakde. Mas Fary," ucapnya sambil menyalami keduanya.
"Wahh, sudah besar kamu sekarang ya," ucap Abah.
"Iya dong, Pakde. Masa mau kecil terus," jawab Arga.
"Mas! Gimana kabarnya?" tanya Arga pada Ghifary.
"Baik gua mah. Lu gimana? Masih suka nangis nggak?" goda Fary. Pasalnya saat terakhir mereka berjumpa sudah cukup lama, dan dulu Arga masihlah anak yang cengeng tapi sepertinya sekarang tidak begitu.
"Dih! Ya enggak lah," elaknya. "Arga Dirgantara, nih. Anti nangis-nangis," bangganya.
"Iya deh," ucapnya lalu mereka pun tertawa.
Setelah mengobrol santai dan menyantap hidangan yang telah disiapkan. Abah dan Ayah Arga menyampaikan tujuan kenapa mereka bertemu hari ini.
"Abah sama Paman mau minta tolong sama kamu dan Arga, Fary. Buat tinggal sama nenek di Surabaya. Makanya kalau bisa, kalian berdua lanjut kuliah di sana saja. Sekaligus ngelanjutin usaha almarhum Kakek," jelas Abah Fary.
"Kenapa tiba-tiba?" tanya Arga. "Yah! Arga udah janjian sama temen-temen buat kuliah bareng di sini," lanjut Arga.
"Pakde tau kalau ini mendadak, Ga. Karena nenek juga mintanya mendadak," ucap Abah Fary memberi pengertian.
"Surabaya kan masih bisa dijangkau, Ga. Kamu nolak kerena janji sama temen-temenmu atau karena ada cewekmu di sini?" ujar Ayah Arga sedikit menggoda.
"Yah!" rengek Arga. Ghifary terkekeh. Katanya nggak cengeng, tapi masih suka ngerengek pikir Ghifary.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAKSAKA NAGANA
ActionRaksaka NAGANA adalah sebuah kelompok yang didirikan oleh Arial Giovandra untuk menjadi keluarga keduanya. Raksaka bukan hanya sekadar kelompok biasa. Mereka sangat menjunjung tinggi kesetiaan dan kebenaran. Walau kadang, mereka tak taat aturan kare...