Hari ini adalah hari ketiga Ujian Nasional. Itu artinya, ini adalah hari terakhir mereka ujian. Dan ini juga hari di mana Ghifary harus memutuskan tentang apa yang diminta sang abah padanya.
"Yeayy! Akhirnya selesai juga!" seru Ardan begitu keluar dari kelas.
"Berlebihan," celetuk Nanda.
"Nanda!.Tolong ya, jangan merusak suasana bahagia gua!" kesal Ardan. Nanda hanya mengangkat bahu tak acuh.
"Kita ke mana, nih?" tanya Nizam.
"Kantin ajalah. Laper gua," jawab Ardan .
"Perasaan tadi sebelum masuk lu udah makan dua mangkuk bubur dah, Dan." ucap Arka.
"Ya itu kan tadi. Ini mah beda lagi. Sekarang udah laper lagi," jawab Ardan.
Mereka geleng-geleng kepala mendengar jawaban Ardan. Akhirnya mereka memutuskan untuk ke kantin sesuai permintaan Ardan.
Baso dan soto menjadi menu mereka saat ini. Ardan bilang biar berlemak, asal kenyang. Mereka menikmati makanan mereka, tapi ada Ghifary yang sedari tadi gelisah di tempat duduknya.
"Em, guys!" panggilnya pada kelima temannya. Mereka pun menoleh.
"Gua udah bikin keputusan soal permintaan Abah gua," ucapnya.
"Jadi, apa keputusan lu?" tanya Arial.
"Huhh!" Fary menarik nafas dalam untuk menenangkan hatinya yang sedari tadi Gelisah. Dia berharap keputusan ini adalah keputusan yang benar. Ghifary menatap teman-temannya.
"Gua bakal ke Surabaya!" katanya yakin. Mereka semua menggangguk. "Kalian ... nggak masalah, 'kan?" tanyanya.
"Nggak, lah. Bagus dong. Itu keputusan yang tepat," ujar Arial.
"Gua bakal tetep coba hadir di setiap pertemuan. Gua juga bakal bertanggung jawab untuk ngelatih anak-anak Raksaka di sana," ujarnya.
Arial menepuk bahu Ghifary. "Gua percayain Raksaka yang di Surabaya sama lu," ucap Arial. Ghifary mengangguk.
"Makasih Al," tulusnya.
"Jadi kapan lu berangkat?" tanya Nanda.
"Belum tau. Soalnya sepupu gua belum buat keputusan," ujarnya. Mereka mengangguk.
"Dan?" panggil Ghifary pada Ardan. Karena sedari tadi Ardan hanya diam.
"Hem," hanya itu sahutannya.
"Kenapa lu? Nggak suka si Fary pergi?" tanya Arka.
"Enggak," jawabnya singkat.
"Terus kenapa?" tanya Nanda.
"Baso gua habis," ucapnya sedih. Mereka memutar bola mata malas. Mereka pikir Ardan sedih atau malah marah karena Ghifary akan pergi ke Surabaya.
"Kenapa?" tanya Ardan pada mereka.
"Kagak!" ujar mereka berbarengan.
"Oh iya, Far. Kan lu mau ke Surabaya kan ya. Nah, beliin gua Baso. Kapan lagi lu traktirin gua kan?" katanya pada Ghifary.
"Heh! Gua juga belum tau kapan berangkatnya. Lu minta traktir sekarang gimana ceritanya?" ucap Ghifary.
"Ya nggak papa kan. Emang kenapa? Nggak mau ni? Ya udah," rajuknya.
"Dih! Merajuk. Iya-iya udah sono pesen dah," ujar Ghifary.
"Asikk! Sayang Fary banyak-banyak!" girangnya dan pergi ke mang baso untuk memesan mangkuk ke tiganya.
Mereka terkekeh melihat kelakuan Ardan. Sedikit banyaknya sebenarnya ada rasa sedih jika Ghifary tak lagi bisa berkumpul seperti ini. Tapi mereka selalu mengutamakan keluarga mereka tentu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAKSAKA NAGANA
AçãoRaksaka NAGANA adalah sebuah kelompok yang didirikan oleh Arial Giovandra untuk menjadi keluarga keduanya. Raksaka bukan hanya sekadar kelompok biasa. Mereka sangat menjunjung tinggi kesetiaan dan kebenaran. Walau kadang, mereka tak taat aturan kare...