Bab 17

21 3 0
                                    

Seorang pemuda yang berjalan santai menuju parkiran kampus untuk pulang mendapati pemuda lain yang sedang duduk anteng di atas motor nya.

"Ga! Ngapain?" tanya Fary pada Arga. Ya, arga yang berada di atas motornya saat ini.

"Mas ... Mau ikut nggak?" Bukannya menjawab, sepupu yang seumuran dengannya ini malah balik bertanya.

"Ke mana?" tanya Fary bingung. Pasalnya hari ini dia ada pertemuan dengan anak-anak Raksaka Surabaya.

"Ke basecamp, Mas. Hari ini ada pertemuan. Harusnya sih kemarin, tapi ditunda," jawab Arga akhirnya. Ah, Fary hampir lupa kalau sepupunya ini juga bagian dari Raksaka.

"Terus gua ngapain di sana?" tanya Fary lagi pada sepupunya itu. Ya, setidaknya sebelum semua terbongkar, dia ingin bersandiwara sebentar lagi dengan Arga.

"Ikut aja, Mas. Ntar selesai pertemuan, Mas gua kenalin sama leader di sana," ujar Arga antusias.

"Gitu ya ... Boleh, deh. Gua juga nggak ada kerjaan," jawab Fary pada akhirnya dan respon Arga senang bukan main.

"Yuk Mas, cepetan. Keburu pelatih beladiri datang duluan," ucap Arga tak sabar sambil menarik tangan Fary untuk segera melajukan motornya ke basecamp.

"Ya sabar. Emang kenapa kalo tu pelatih datang duluan?" tanya Fary sambil mulai menjalankan motornya.

"Kayaknya bakal ada pembahasan penting, Mas. Dan sapa tau kan pelatihnya lagi badmood," jawab Arga sedikit berteriak karena berisiknya jalanan hari ini.

Fary diam. Memang dia akan membahas sesuatu yang serius. Juga akan membuka identitasnya pada anak-anak Raksaka Surabaya ini. Mereka tidak tahu kapan TIGER akan tiba-tiba menyerang, jadi untuk itu mereka harus tahu untuk menghubungi siapa jika memerlukan bantuan.

Sesampainya di basecamp, Arga turun terlebih dahulu dan diikuti oleh Ghifary. Fary memakai topinya tanpa masker, tidak akan ada yang mengenalinya di sini kecuali Juna pastinya. Mereka berjalan menuju tempat pertemuan yang sudah ditentukan. Sudah ramai di dalam sana. Ah ternyata mereka cukup disiplin, batin Fary.

"Tio! Udah mulai kah?" tanya Arga pada temannya yang kebetulan berdiri di depan mereka.

"Belum, Ga! Masih nunggu pelatih kayaknya," jawab orang yang bernama Tio itu. "Eh, ini siapa?" tanya Tio saat melihat Fary di sampingnya.

"Oh, ini sepupu gua, Mas Fary. Mau gua kenalin sama bang Juna ntar," jawab Arga sambil memperkenalkan Fary.

Fary tersenyum sambil melambaikan tangannya. "Yoo!" ucapnya. Tio juga tersenyum dan mengangguk.

Tak lama kemudian, datang Juna dari arah depan sana. "Semua udah kumpul?!" tanyanya tegas.

"Udahh, Bang!" jawab mereka serempak. Hening kemudian.

"Hari ini kita ada pertemuan penting untuk membahas masalah yang terjadi kemarin di Jakarta. Walau bukan di Surabaya, tapi kita tetap Raksaka. Itu menyangkut kita, keluarga kita, dan rumah kita. Mungkin nanti ada beberapa yang akan disampaikan oleh salah satu inti Raksaka," ucapnya lantang sambil menatap mereka semua.

"Sambil menunggu kedatangan inti Raksaka, gua mau tanya sesuatu. Apa Raksaka bagi kalian?" tanya Juna pada seluruh anggota yang ada di sana. Sebenarnya ini adalah rencana Ghifary. Sebelum dia membuka identitasnya, dia ingin melihat apakah mereka benar-benar tulus di Raksaka atau justru hanya ingin tahu saja. Karena itu sebelum ke basecamp, dia menghubungi Juna terlebih dahulu untuk mengulur waktu.

Salah satu dari mereka mengangkat tangannya. "Raksaka itu rumah, Bang. Tempat untuk pulang. Dan anggota Raksaka adalah keluarga, yang bila satu terluka semua ikut merasakan," jawabnya tegas. Fary tersenyum saat mendengarnya.

RAKSAKA NAGANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang