Bab 16

25 5 1
                                    

Malam ini basecamp terlihat ramai oleh anggota dan keempat inti Raksaka. Mereka akan membahas tentang kejadian war tadi siang yang terjadi secara mendadak.

"Gua rasa kalian bisa gua percaya," ucap Arial tiba-tiba. Tanpa ragu dia melepaskan masker dan topinya yang selama ini selalu ia dan mereka gunakan di setiap pertemuan ataupun misi.

"Al!" seru Nizam menatap Arial tak percaya.

"Maaf, gua nggak bilang sama kalian lebih dulu. Tapi gua rasa udah waktunya kita percaya sama anggota kita tentang identitas kita," tegas Arial menatap para anggotanya. Tak lama Ardan dan Arka juga melakukan hal yang sama, begitu juga Nizam.

Dan bagaimana respon para anggota yang selama ini tidak pernah melihat ketua maupun inti Raksaka secara langsung? Mereka kagum dan ada juga yang tak percaya.

"Gua rasa beberapa dari kalian udah ada yang pernah ngeliat kita yang selalu barengan atau berselisihan saat di jalan. Ini keputusan yang gua ambil. Supaya kita bisa lebih leluasa berkomunikasi di luar basecamp kalau-kalau ada war mendadak seperti kejadian hari ini," jelas Arial pada mereka. Ya, Arial sudah memikirkannya sebelum berangkat ke basecamp, dan semoga saja ini keputusan yang tepat.

"Gimana? Ganteng kita?" celetuk Ardan sambil tersenyum tengil.

"HEHH! ELU KAN! .... JADI LU..." teriak salah satu dari mereka kaget.

"Ohh, HAI UFO!" teriak Ardan menyapa Yugo sambil melambaikan tangannya.

Yugo terdiam kikuk. Pasalnya pagi tadi dia dan Ardan adu bacot tiada habisnya. Ah, semoga saja Ardan tak dendam padanya.

"Woy! Tegang amat. Santa-santai," ujar Ardan menenangkan sambil tersenyum.

"Kita bakal tetap pakai masker dan topi atau topeng saat menjalankan misi atau war dengan musuh. Dan gua harap nggak ada penghianat lagi di antara kita," tegas Arial melihat satu per satu anggotanya. "Gua percaya sama kalian," lanjutnya.

"Oh iya, Al ... Kayaknya kita harus ubah nama panggilan saat lagi war, deh. Soalnya kalau kita pake nama keseharian, mereka bakal gampang nemu identitas kita. Dan gua juga mau nginformasi ke lu, kalo uler kayaknya udah mulai tau identitas kita dari nama kita. Ah, senjata itu mereka buat ngancurin Raksaka," ucap Ardan melihat ke arah Arial.

Arial mengangguk. "Kalian bikin kode name. Gua tetep pake Al. Jadi setiap jalanin misi, jangan pernah sebut nama keseharian. Bisa dipahami?!" tanya Arial lantang.

"Siap! Bisa, Bang!"vsahut mereka serempak.

"Oke, untuk kejadian tadi siang. Mungkin beberapa dari kalian udah tau mereka siapa, dan apa yang terjadi di masa lalu, tapi gua harap jangan takut. Kita hadapi ini bareng-bareng. Lebih waspada karena musuh kita nggak cuman satu. Tetap komunikasi apapun yang terjadi," ucap Arial tegas. Ya kali ini musuh mereka bukan hanya Cobra, tapi juga Tiger yang baru kembali setelah sekian lama.

"Izin bicara," ucap Ardan mengacungkan tangannya.

"Ya silakan," ujar Arial mempersilakan.

"Oke. Karena kejadian war siang tadi, lapangan kampus yang baru kita tempati dua hari sudah hancur. Gua dan inti Raksaka berniat untuk membangun hal baru di lapangan itu. Nah, gua bermaksud ingin minta izin ke kalian untuk pakai dana kas Raksaka untuk pembangunan itu," ucapnya sambil menatap anggotanya. "Kalau kalian keberatan, gua nggak akan pakai. Gua bakal pakai uang pribadi gua, itu nggak masalah," lanjutnya.

"Bang!" panggil salah satu anggota.

"Iya, Kal?" sahut Ardan menatap pemuda itu.

"Eemm, gua bersedia ngebantu biaya pembangunan pake uang pribadi kalau misal yang lain nggak setuju, Bang. Tapi gua minta, gua juga mau ikutan dalam proses pembangunan," ucapnya sedikit ragu.

RAKSAKA NAGANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang