Arial mengatur napasnya setelah berhasil mengalahkan semua musuhnya. Dia melihat ke belakang dan teman-temannya juga sudah selesai dengan lawan mereka. Bisa dikatakan dalam keadaan seperti ini, mereka cukup kewalahan karena tidak ada persiapan sama sekali.
"DANN! ZAM! KA!" panggilnya pada sahabat-sahabatnya. Mereka yang terpanggil pun mendatangi Arial. Arial melihat satu per satu sahabatnya. Dia lega karena tidak ada luka serius yang didapat mereka.
"Ada yang luka, nggak?" tanyanya sambil menatap mereka satu per satu. Nizam mengacungkan jempolnya, menandakan bahwa dia baik-baik saja. Arka mengangguk dan Ardan ...
"Enggak, dong. Cuman segini doang mah kecil lah," ucapnya dengan nada meremehkan dan jangan lupakan wajah tengilnya itu.
"Akkkhhh!"
Ardan berteriak dan memelototi Arka yang menekan bekas goresan dari pisau yang dia dapat dari pertarungan tadi.
"Lu luka, Dan?" tanya Arial khawatir dan mendekati Ardan untuk melihat lukanya.
"Dikit doang. Biasalah," ucapnya ringan.
"Sedikit juga harus diobati biar nggak infeksi. Kita nggak tau senjata yang mereka pakai itu higenis atau nggak," omel Arka dan menatap Ardan sedikit kesal. Ardan hanya cengengesan mendapat omelan dari Arka.
Prokk!
Prokk!
Prokk!
Prokk!Suara tepuk tangan itu, spontan mengalihkan perhatian mereka ke sumber suara.
"Wahhh, ternyata kalian udah jauh lebih baik dari yang dulu," ucap seseorang dengan nada remeh.
"Apa mau lu?" tanya Arial datar. Dalam seketika, dia merubah wajahnya saat berhadapan dengan orang itu.
Sementara orang tersebut hanya mengangkat bahu tak acuh. "Sambutan, mungkin?" ujarnya sambil tersenyum miring. "Karena kalian nggak nyambut kembalinya gua. Jadi gua yang nyambut kalian. Baik banget kan gua?" ucapnya sambil tersenyum.
Arial dan yang lain berdecih melihat senyum itu.
"Urusan kita udah selesai. Kenapa lu datang lagi ke sini?" tanya Nizam pada orang itu.
"Hahahaha, selesai? Nggak ada kata selesai kalau gua belum hancurin kalian!" ucapnya dengan pandangan datar. "Luka ini ...
... harus terbayar," lanjutnya sambil menunjukkan luka panjang di kaki kanannya.
"Itu lu dapat karena perbuatan lu sendiri," ucap Arial datar dengan tatapan tajamnya pada orang itu.
"Ya, tapi itu nggak akan terjadi kalo SAHABAT LU ITU! Nggak nabrakin motornya ke gua," tunjuknya pada salah satu dari mereka. Yang ditunjuk terdiam. Masih hangat di ingatannya, apa yang terjadi malam itu. Malam yang begitu menakutkan baginya.
"Tapi nggak masalah. Sekarang gua kembali untuk membalas luka ini. Bukan begitu, Ardan?" tanyanya sambil tersenyum miring pada Ardan. Ardan diam. Dia seperti tenggelam dalam pikirannya. Orang itu pun terkekeh.
"Ah! Gua rasa, trauma itu belum hilang ya?" ucapnya remeh. "Itu artinya salah satu dari kalian sakit mental!"
"DAMARIO!" bentak Arial emosi. "Jaga bicara lu," tekannya tajam. Wajahnya sudah merah padam menahan emosi sejak tadi.
Orang yang dipanggil DAMARIO itupun tertawa keras.
"Santai-santai. Ahhhhh," desahnya sambil menyisir rambutnya ke belakang. "Gini aja. Gua cuman mau bilang kalau gua, DAMARIO FERNANDEZ Ketua Geng Tiger, menantang Ardan untuk balapan by one seminggu dari sekarang," tantangnya sambil menatap Ardan. Mereka menegang. Apa-apaan ini?! Tidak. Ardan tidak boleh melakukannya, batin mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAKSAKA NAGANA
ActionRaksaka NAGANA adalah sebuah kelompok yang didirikan oleh Arial Giovandra untuk menjadi keluarga keduanya. Raksaka bukan hanya sekadar kelompok biasa. Mereka sangat menjunjung tinggi kesetiaan dan kebenaran. Walau kadang, mereka tak taat aturan kare...