BRAKKKK!
"BODOH! BODOH KALIAN SEMUA. MASA MENANGKAP SATU ORANG SAJA KALIAN TIDAK BECUS?!" teriak pria paruh baya itu marah. Dia menatap tajam satu per satu anak buahnya.
"Tangkap dia cepat atau lambat! Atau ... kalian tau akibatnya, bukan? PERGI SEKARANG!" sentaknya yang membuat anak buahnya langsung pergi.
"Anak nakal ... Lihat apa yang akan Daddy lakukan padamu saat Daddy mendapatkanmu," monolog pria paruh baya itu dengan senyum iblisnya.
"Ah, sepertinya sebelum itu aku harus menyiapkan sesuatu agar anak itu menurut. PETER!" panggilnya keras.
"Iya, Boss," jawab Peter menghadap bossnya.
"Cari data dari ana-anak ini. Berikan padaku detailnya secepat mungkin," ucapnya memberikan foto pada Peter.
"Baik, Boss. Saya akan mencari informasi mereka secepatnya," ucap Peter tegas.
"Lakukan! Jangan mengecewakanku," tegas pria itu lagi.
"Baik, Boss!" Peter mengambil foto yang diberikan dan bergegas keluar dari ruangan itu.
"Kalau seperti ini, kau tidak akan bisa berbuat apapun, bukan?" kekehnya sambil membayangkan ketidakberdayaan anaknya itu.
#####
"Bosen ..." gumam Ardan yang sedang merebahkan tubuhnya di sofa ruang tamunya.
"Kenapa Mak pulangnya lama banget, sih?" gumamnya lagi. Saat sedang merenungi nasibnya yang sedang kebosanan, dering ponsel mengalihkan perhatiannya.
Adriana 🐰🤍....
Melihat nama si pemanggil, Ardan tanpa pikir panjang mengangkat panggilannya. Senyumnya mengembang saat mendengar suara pemilik nama Adriana itu.
"Halo sayangg..." sapa Ardan pada orang yang di sebrang sana.
"..."
"Kangen, dong. Kangen banget malah," ucapnya sambil tersenyum.
"..."
"Iya, maaf. Kan sibuk. Maklum kan sekarang udah kuliah," jawabnya lagi.
"..."
"Enggak. Enggak papa, cuman masalah kecil kok ... Eh, kamu kapan pulang, hem?" Ardan mengalihkan pembicaraan karena seseorang yang di sebrang sana pasti akan mengomel.
"..."
"Pastiin dong. Nanti Mas jemput," ucapnya lagi.
"..."
"Iya-iya. Okee, selamat malam. Love u too," jawabnya dan terkekeh di akhir kalimat, lalu mematikan panggilan.
Ah, setidaknya seseorang yang baru saja menelponnya bisa menghilangkan sedikit rasa bosannya. Sekarang dia bingung, apa yang harus dia lakukan. Hari sudah malam, tapi matanya tidak ingin terpejam.
Akhirnya setelah termenung dan memutuskan sesuatu yang nekat, dia pun naik ke kamar untuk mengambil jaketnya dan kunci motornya yang selama ini selalu menganggur di bagasi. Dia akan pergi ke rumah Arka menggunakan motornya untuk yang pertama kalinya setelah sekian lama.
"Gua bisa. Ayok, semangat Ardan!" ucapnya menyemangati dirinya sendiri. Dia pun berjalan ke arah bagasi rumah setelah mengunci pintu depan. Mengambil motor dan mulai menyalakan mesinnya. Tenang, walaupun motornya jarang digunakan, tapi Ardan rajin memanasi motornya setiap harinya. Mau bagaimana pun, Ardan itu anak motor. Jadi dia harus merawat motornya, bukan?
Saat dirasa cukup, Ardan mulai menaiki motornya dan memakai helmnya. Dia memejamkan matanya sejenak untuk menghilangkan bayangan-bayangan yang membuatnya tak ingin memakai motor lagi. Setelah cukup tenang, Ardan pun mulai menjalankan motornya keluar area rumahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
RAKSAKA NAGANA
AcciónRaksaka NAGANA adalah sebuah kelompok yang didirikan oleh Arial Giovandra untuk menjadi keluarga keduanya. Raksaka bukan hanya sekadar kelompok biasa. Mereka sangat menjunjung tinggi kesetiaan dan kebenaran. Walau kadang, mereka tak taat aturan kare...