Sore menjelang malam. Basecamp Raksaka terlihat sudah ramai oleh para anggota. Seperti jadwal yang sudah ditentukan, mereka akan membahas strategi yang digunakan untuk menyerang balik Geng Cobra.
"Ka, lu di sini? Si Ardan ke mana?" tanya Nizam.
"Balik dia tadi. Gua mah kan nggak balik. Langsung ke sini tadi," jawabnya
"Lah terus kemarinya? Naik motor sendiri dia?" tanya Nizam lagi.
"Nggak tau gua juga. Dia bilang nggak usah dijemput. Ntar dia ke sini sendiri begitu," ujarnya.
"Tumben," sahut Nanda.
"Huhhh! Biarlah, bagus kan ... Gua juga lagi malas pulang," desah Arka.
"Kenapa? Bokap lu pulang emang?" tanya Nanda.
Arka menggangguk.
"Jangan lari terus. Lu harus hadapi," nasehat Nanda.
"Gua tau. Gua cuman belum siap liat Bunda dibentak terus sama bokap," lirihnya. "Gua nggak bisa berbuat apa-apa karena Bunda selalu nahan gua," lanjutnya.
"Yahhh ... Namanya juga manusia. Pasti selalu diselimuti masalah. Kalau di selimuti Wijen namanya Onde-Onde," celetuk Ardan tiba-tiba.
Arka terkekeh. "Lu tuh. Udah kayak kelepon. Apaan costum ijo-ijo begitu," ledek Arka.
"Eitt. Jangan salah. Ini baju bukan sembarang baju. Coba liat nih," ucap Ardan sambil mengeluarkan sebuah mangga dari dalam bajunya.
"Buset! Nyolong mangga di mana lu?" tuduh Arka.
"Enak aja nyolong. Gua udah minta, ya! Ya kan, Far?" sanggahnya. "Ya walau yang punya kagak nyaut," lanjutnya lagi.
"SAMA AJA!" teriak mereka.
"Jadi lu sama Fary kemarinya?" tanya Arka.
Ardan menggangguk sambil membawa mangga yang dia bawa ke arah dapur basecamp.
"Ka! Lu tiap hari boncengin Ardan, kuping lu kagak panas?" tanya Fary pada Arka.
"Kenapa emangnya, Far?" sahut Arial.
"Tuh anak ngoceh mulu kagak ada habisnya," keluh Ghifary.
"Lah, tu anak kan emang gitu," ujar Nizam.
"Iya! Tapi masalahnya dia ngomongnya teriak-teriak, mana di kuping gua lagi. Terus diliatin sepanjang jalan sama orang," keluhnya lagi.
Arka tertawa mendengar keluhan Ghifary.
"Gua mah udah biasa. Cara yang bikin dia anteng pas diboncengin itu cuman satu. Sumpel mulutnya pake makanan. Dijamin anteng tu anak," jelas Arka.
"Bangkrut nggak lu begitu tiap hari?" kekeh Ghifary.
"Yah, nggak masalah sih. Duit gua kan banyak," ujarnya sombong.
"Bohong! Jangan percaya. Apaan orang setiap dia nyogok gua buat diem. Dia belinya pake uang yang di dompet gua," seru Ardan tak terima. Pasalnya entah bagaimana caranya Arka selalu sempat mengambil uang yang ia simpan di dompet setiap mereka akan pulang.
"Pantes si Arka tenang ya. Bukan uangnya yang keluar," kekeh Arial.
"Itulah pinternya gua," bangga Arka. Lalu Arka Melihat kearah Ardan "Nggak asem emang?" tanya Arka pada Ardan. Pasalnya Dari tadi dia melihat Ardan memakan mangga yang terlihat masih muda itu dengan tenang tanpa merasa keasaman.
"Mau coba? Nih. Enak kok," tawar Ardan. Arka pun mengambil potongan mangga itu dan memakannya. Gigitan pertama Arka langsung bereaksi.
"Ardan, sialan! Asem banget!" serunya keasaman. Sedangkan Ardan tertawa kencang. Sebenarnya dari tadi dia menahan ekspresi hanya untuk mencari korban. Agar dia tak merasakan keasaman itu sendiri. Dan ternyata Arka adalah korbannya. Sedangkan teman-temannya yang lain tertawa terbahak atas kejadian ini. Dan Arka pun melupakan sejenak masalahnya yang sedari tadi menganggu pikirannya. Terima kasih pada Ardan yang selalu ada saat dia membutuhkan pengalihan dan terima kasih juga sudah menjadi penghibur untuk para teman-teman.

KAMU SEDANG MEMBACA
RAKSAKA NAGANA
AzioneRaksaka NAGANA adalah sebuah kelompok yang didirikan oleh Arial Giovandra untuk menjadi keluarga keduanya. Raksaka bukan hanya sekadar kelompok biasa. Mereka sangat menjunjung tinggi kesetiaan dan kebenaran. Walau kadang, mereka tak taat aturan kare...