Bab 20

62 5 1
                                    

Arga merenung di sofa ruang tengah sendirian. Dia masih memikirkan kejadian sore tadi saat dia by one melawan mas nya.

"CK!?. Latihan gua selama ini kurang ya? Mas bisa jadi sekuat itu bahkan nyentuh dia aja gua belum bisa" tanya nya pada diri nya sendiri.

Nenek yang melihat salah satu cucunya tampak murung pun mendekati.

"Aga nya nenek kenapa?"Tanya nenek sambil mengelus pundak Arga.

Arga menoleh. "Eh enggak nek. Aga nggak kenapa-kenapa kok"jawabnya tersenyum.

"Huhh bohong kamu. Sini cerita dulu ada apa Hem?"tanya nenek lagi.

Arga mengehela nafas dan menatap neneknya. "Nek! Mas Fary itu sekuat apa sih? Aga sama sekali nggak bisa nandingin mas soal bela diri. Padahal kita latihannya sama. Dari kecil kita latihan bareng."keluhnya pada nenek tentang kegundahan hatinya. Nenek tersenyum.

"Artinya kamu kurang kerja kerasnya. Dari kecil kalian emang latihan bareng. Pas udah gede? Kan kamu nggak tau apa aja yang udah di alami mas mu. Terkadang pengalaman di luar itu lebih banyak membentuk dari pada kita yang latihan mati-matian sendirian tapi nggak berkembang" jelas neneknya membuat Arga mengerti.

"Tuhh dengerin. Pengalaman mas itu lebih banyak dari lu. Jadi lu harus lebih kerja keras lagi dan banyak-banyak cari pengalaman " celetuk Fary tiba-tiba yang entah muncul dari mana.

"Gua juga udah cari pengalaman kali mas. Tapi yah mungkin belum cukup aja"jawabnya dan lesu di akhir. Fary terkekeh dan mengacak rambut Arga.

"Tenang. Sekarang ada mas. Mas bakal bantu lu buat lebih kuat lagi"ucap Fary berbangga diri.

"Iya iya... Lagian kita itu seumuran ya mas. Jangan bikin gua kayak anak kecil deh. Rambut gua berantakan"protes Arga saat Fary mengacak rambutnya tadi.

"Bodo amat."ejek Fary dan pergi dari sana setelah mencium pipi neneknya. Arga misuh-misuh dengan kelakuan sepupunya itu. Sedangkan nenek geleng-geleng kepala saja melihat mereka. Ah rumah tidak terasa sepi lagi semenjak kedua cucu nya berada di sini.

#####

Bunyi nyaring geberan motor membuat suasana malam ini semakin memanas, dari sudut ke sudut terisi penuh akan orang-orang yang menunggu ada nya duel yang malam ini akan terlaksana. Malam ini adalah malam yang di tunggu semua orang karena untuk pertama kalinya setelah beberapa tahun seorang Ardan Nugraha kembali masuk ke arena balap. Pasalnya Ardan yang di kenal dengan Graha di arena telah lama menghilang dan tak terlihat setelah kejadian yang tak terduga beberapa tahun silam. Jadi malam ini adalah malam yang sangat di nantikan oleh mereka semua kecuali teman-teman Ardan mungkin.

"Dan! Ayolah... Lu yakin? Ini ada yang nggak beres loh"untuk yang kesekian kali nya Arka membujuk Ardan untuk mengubah pikirannya untuk balapan.

"CK!. Ka! Gua udah bilang gua nggak akan berubah pikiran."dan tentunya dengan Ardan yang juga kekeh dengan keputusannya.

"Ka! Udah lah. Percaya sama Ardan. Dia bakal baik baik aja."ucap Nizam sambil memegang bahu Arka. Mereka tau Arka yang paling dekat dengan Ardan. Bukan berarti mereka tidak dekat hanya saja Ardan dan Arka itu seperti kembar yang tak serahim seperti itu lah.

"Zam!! Ini orang beneran ada niat nggak bener loh Zam. Dia sengaja ngajak Ardan duel di tempat yang sama sama kejadian itu."Arka masih mencoba meyakin kan teman-teman nya bahwasanya Damario itu sengaja memilih tempat ini untuk membalaskan dendamnya pada Ardan.

"Ka! Jangan su'udzon nggak boleh tau"celetuk seseorang dari belakang mereka. Mereka berempat menoleh ke sumber suara.

"Fary!?"ucap mereka berbarengan dengan wajah bingung. Fary tersenyum.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 26, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RAKSAKA NAGANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang