Bab 19

30 1 0
                                    

Sinar mentari pagi menyinari sebuah kamar bernuansa hitam putih ini. Dua sosok pemuda yang masih asik dengan dunia mimpinya tak terganggu sama sekali dengan pancaran sinar yang menerpa wajah mereka.

Tok!
Tok!
Tok!

"Arka! Ardan! Bangun! Udah jam delapan loh ini. Nggak pada ngampus?!" ucap Bunda Arka sambil mengetuk pintu kamar Arka. Arka yang memang tidak suit untuk dibangunkan pun langsung membuka matanya.

"Iya, Bun. Udah bangun kok!" jawabnya dengan suara khas bangun tidurnya.

"Ya udah, mandi gih! Bangunin tuh Ardan. Mau ngampus jam berapa kalian nanti telat loh. Bunda tunggu di meja makan," ucap bunda lagi dan pergi meninggalkan kamar Arka.

Arka melihat ke sebelah kasurnya yang berisi seonggok manusia yang tertidur pulas. "Dan! Bangun! Kita harus ngampus. Tu renov hari ini harus kelar loh,"ujar Arka sambil menggoyangkan tubuh Ardan.

"Iya! Lima menit lagi!" jawabnya parau.

"Nggak ada lima menit. Ayok bangun. Udah jam delapan," tarik Arka pada tangan Ardan untuk mendudukkan tubuh Ardan. Ardan duduk dengan mata tertutup. Begitu dilepas oleh Arka. Ardan terbaring lagi.

Arka menghela napas melihat begitu susahnya Ardan untuk dibangunkan. "Gua mandi duluan, kalo pas gua selesai lu belum bangun liat aja. Gua tinggal lu," ancam Arka dan pergi mandi agar bisa bersiap ke kampus. Hari ini mereka akan menyelesaikan hukuman yang diberikan rektor pada mereka, dan mereka juga akan melihat hasil dari apa yang mereka buat hari ini. Jadi mereka harus datang. Sebenarnya ini juga sudah terlambat, tapi daripada tidak sama sekali kan, pikir Arka.

Sepuluh menit kemudian, Arka sudah keluar dari kamar mandi, tapi Ardan masih tetap pada posisi tidurnya.

"CK! Dan! Bangun nggak lu?! Beneran gua tinggal loh ini," ucap Arka kesal. Menarik Ardan untuk segera bangun.

"Iya, udah ntar gua bawa motor sendiri," ucapnya enteng masih dengan mata terpejam.

Arka melototkan matanya. "Heh! nggak ada ya. Cepetan mandi!" Akhirnya dengan kesabaran yang sudah habis, Arka mengangkat tubuh Ardan dan membawanya ke kamar mandi. Dan mau tak mau Ardan akhirnya mandi secara terpaksa.

Lima belas menit kemudian, Ardan keluar dengan wajah yang lebih segar. Mereka pun akhirnya bersiap-siap untuk pergi ke kampus. Mereka sarapan kilat dengan roti buatan Bunda Arka dan langsung berangkat ke kampus dengan motor Arka pastinya. Ohh, selama Arka bersama Ardan, dia tidak akan membiarkan Ardan mengendarai motornya sampai nanti hari itu tiba.

######

Hari ini Fary bangun lebih awal dari biasanya. Dia akan memulai kelas pertamanya hari ini.

"Pagi, Nek!" sapa Fary pada neneknya yang sedang membuat sarapan.

"Oh Fary, udah bangun? Tumben," jawab neneknya saat melihat Fary sudah rapi dengan pakaiannya.

"Iya. Hari ini udah mulai kelas, Nek. Terus jadwal pagi karena sekalian ada pemberitahuan juga," jawab Fary sambil duduk di meja makan.

"Terus si Aga ke mana? Kalian nggak bareng?" tanya nenek saat tak melihat Arga turun juga.

"Arga kayaknya kelasnya mulai siang Nek," jawab Fary dan mengambil teh yang sudah disiapkan neneknya. "Fary berangkat dulu ya Nek," lanjut Fary dan menyalami neneknya.

"Hati-hati ya," pesan neneknya. Fary menunjukkan jari jempolnya. Dia pun berjalan ke arah motornya. Memakai helm dan pergi ke kampus.

Di pertengahan jalan, Fary melihat seseorang sedang berjongkok di pinggiran trotoar. Dia pun berinisiatif untuk berhenti.

RAKSAKA NAGANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang