Bab 4

52 6 0
                                    

Kegiatan yang mereka lakukan hampir seminggu ini selesai dilaksanakan dengan lancar tanpa hambatan. Hari ini adalah jadwal kepulangan mereka. Raksaka bersiap untuk kembali ke perkotaan lagi. Sebelum pulang pastinya mereka membersikan rumah seperti semula.

"Terima kasih atas bantuannya Nak Arial dan teman-teman. Saya sangat bersyukur anak muda seperti kalian mau membantu desa kecil seperti kami. Mungkin kalau tidak ada kalian, kami masih akan kekurangan sampai sekarang," ungkap Pak Yanto.

"Tidak masalah, Pak. Ini hanya bantuan kecil yang bisa kami lakukan. Saya harap pemerintah setempat segera memberi respon agar tidak ada lagi hal seperti ini yang terjadi," balas Arial. "Kalau begitu kami permisi, Pak. Terima kasih sudah menjaga kami selama di sini," lanjutnya.

"Sama-sama. Kami juga mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan kalian," ucap Pak Yanto lagi.

"Sering-sering main ke sini, ya. Jangan sungkan," ucap Ibu Kinara ibunya Rei.

"In sya allah. Kalau ada kesempatan kita main ke sini," jawab Arka. Mereka pun bersalam-salaman sebagai tanda perpisahan. Tiba-tiba Ardan melihat sesuatu yang menarik perhatiannya.

"Eh! Lu kan Mbak yang ketimpuk sendal gua?" ucapnya senang. Rei menaikkan sebelah alisnya. "Kenalin! Gua Ardan Nugraha. Panggil aja Ardan atau Ayang juga boleh," godanya pada Rei.

"Nggak penting," acuh Rei dan pergi meninggalkan tempat itu.

"Neng Galak! Inget nama gua! Ardan Nugraha. Bakal bikin lu jatuh cinta di pertemuan berikutnya!" seru Ardan keras pada Rei yang berjalan menjauh. Rei yang mendengarnya hanya mendengus tak peduli. Mana mungkin mereka akan bertemu lagi, pikirnya.

"Buset! Emang lu yakin bakal ketemu lagi sama dia?" ucap Arka.

"Ya nggak tau. Siapa tau aja kan? Kalau emang beneran, gua bakal buat dia jatuh cinta sama gua," ujar Ardan percaya diri.

"Halah! Kayak lu pernah deketin cewek aja. Lu mah beraninya cuman ngejahilin mereka doang," cetus Ghifary.

"Nah, justru karena itu. Di pertemuan berikutnya gua bakal beneran deketin dia. Perdana. Dengan pesona gua. Gua bakal bikin dia jadi milik gua," lanjutnya lagi.

"Iya-iya, terserah lu dah," sahut Nizam.

"Udah selesai, Dan?" tanya Arial.

"Eh, udah Pak Ketu. Ayok balik," jawab Ardan.

Arial tersenyum kecil dan mengucapkan selamat bertemu kembali kepada semua warga Desa Jeruk Purut. Kenangan singkat yang berada di di desa ini akan selalu tersimpan di dalam ingatan mereka.

Setelah mengambil motor masing-masing. Masih sama seperti saat berangkat, Arial tetap mengintruksi untuk tetap berhati-hati dan juga tertib. Perjalanan yang melelahkan ini menjadi akhir dari kegiatan bulanan mereka di Januari ini.

#####

Rutinitas kembali seperti semula. Arial dan Anggota Raksaka kembali ke sekolah untuk mengikuti Ujian Try Out, terkhusus kelas dua belas. Lalu seperti yang di katakan Arial sebelumnya, para inti dan juga sebagian Anggota Raksaka berkumpul untuk membahas masalah penyerangan yang di lakukan pihak Cobra pada anggota mereka.

"Jadi beneran Cobra yang nyerang mereka, Bang?" tanya Dika.

Arial mengangguk.

"Kita nggak bisa diem aja kalau udah gini, Al. Terlalu berbahaya. Kita harus bertindak," ucap Arka.

"Sebelum itu, kita harus cari tau dulu indentitas siapa aja yang ada di tangan mereka," jawab Arial. "Kemarin gua ketemu Aryo. Dia bilang kemungkinan indentitas yang ada di tangan mereka itu punya anak-anak yang baru masuk Raksaka dan salah satu anggota lama," lanjutnya.

RAKSAKA NAGANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang