82

37 2 0
                                    

Alana sangat tertegun melihat Stefan menangis seperti ini, apa benar yang di katakan Stefan bahwa dia mencari nya selama ini.

" Stef, sudahlah kau tidak perlu menangis seperti ini "

" Tidak Al, aku bodoh.. bodoh... Bodoh aku sangat bodoh karena tidak tau saat itu kau sedang hamil, kau pasti kesulitan untuk membesarkan mereka bertiga di tambah lagi aku tidak di samping mu saat kau melahirkan Al, maaf kan aku Al yang terlambat datang untuk menemui kalian maaf kan aku " Stefan berlutut di depan Alana sambil menenggelamkan wajahnya di perut Alana

" Stef, sudah ayo berdiri kau tidak perlu seperti ini, " ujar Alana sambil membantu Stefan berdiri, Alana menghapus sisa air mata di wajah Stefan dan merapikan kembali rambutnya yang berantakan, sungguh demi apapun Alana ini tertawa saat ini melihat wajah menggemaskan Stefan, sangat mirip dengan Kenzie Jika menangis seperti ini.

" Mengapa kau tersenyum Al, apakah kau suka melihat ku menangis seperti itu " dengus Stefan yang kesal karena Alana pasti menertawakan dia karena melihatnya menangis

" Tidak mana ada aku tersenyum " Alana memalingkan wajahnya

" Al,, kembali lah bersama ku kita bawa anak anak hidup di Amerika ku jamin hidup kalian akan bahagia Al " kini wajah mereka saat dekat hanya berjarak 1 jengkal saja, bahkan Alana dapat mencium aroma mint dari mulut Stefan wangi yang tak pernah berubah dari dulu

" Tapi Steff aku...."

" Sssssttttt.... Tidak ada yang perlu kau khawatirkan Alana semua akan baik baik saja percaya padaku, Al aku tau kau masih mencintai ku dan aku pun begitu " Stefan menatap manik mata coklat terang milik Alana,

" Jawab aku Al, kau masih mencintai ku kan..?"

Alana terdiam dan masik menatap wajah Stefan, dia masih sangat mencintai Stefan hanya dia laki laki satu-satunya yang merubah hidup Alana jadi seperti ini. Alana pun mengangguk dan menjawab

" Iya, aku masih mencintaimu Stef, bahkan aku tak bisa menghilangkan perasaan ku terhadapmu " ujar Alana parau menahan tangisss. Stefan pun bahagia mendengar jawaban Alasan dan membawa Alana kedalam pelukan nya mencium pucuk kepala nya dengan sayang, Stefan melepas pelukannya dan menatap wajah Alana cukup lama dan matanya fokus ke bibir Alana makin lama ia pun memajukan wajahnya ke wajah Alana  bibir merekah pun menempel jadi satu mengecap satu sama lain menyalurkan rindu yang lama terpenda, bibir Stefan pun lihai memainkan bibir ranum milik Alana saat Alana membuka mulut nya sedikit kesempatan itu digunakan dengan baik oleh Stefan, lidah Stefan kini sedang berada di dalam mulut Alana dan menyusuri setiap inci mulut nya, Alana yang hampir kehabisan nafas pun memukul mukul dada Stefan . Stefan pun menghentikan ciuman mereka dan menempelkan dahi mereka satu sama lain memberi ruang untuk Alana
menyerap oksigen banyak banyak

" Bibir mu tetap saja membuat ku candu Al, tidak pernah berubah rasanya tetap manis " ucap nya sambil membersihkan sisa ciuman mereka di bibir Alana

" Baik nya kita pulang hari sudah mulai gelap, anak anak pasti menunggu kita di rumah " ajak Stefan sambil menggenggam tangan Alana








Sampai di rumah Alana dan Stefan langsung masuk ingin bertemu dengan anak anak mereka tapi sampainya di ruang tamu, pandangan Alana tertuju pada sosok laki laki yang sedang bermain dengan ketiga anak nya itu.

" Emil..?" Panggil Alana

" Oh hai Ana, kau sudah kembali " ucapnya lembut sambil tersenyum hangat dan tatapan nya pun beralih kepada laki laki yang di samping Alana hatinya pun bertanya tanya siapa lelaki itu ada rasa tidak suka di hatinya melihat Alana bersama laki laki lain .

Berbeda dengan Stefan yang nampak tidak Asing dengan laki laki ini dan tadi Alana sempat memanggil dia Emil, apa jangan-jangan dia adalah bos tempat teman Alana bekerja, dari tatapan nya bisa Stefan lihat kalau dia ada rasa terhadap Alana dan dia tidak suka itu, Alana hanya miliknya.

HATE AND LOVE ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang