part 18

1.1K 149 28
                                    

Tatapan dingin Kyuhyun terima dari ibunya yang baru saja keluar kamar. Mulutnya terkatup begitu melihat sang ibu menyeret koper kecil.

"Eom-"

"Jangan bertanya dan berkata apapun. Mulai sekarang uruslah hidup kita masing-masing."

"Tapi kenapa?"

Tidakkah sang ibu berbelas kasihan padanya?. Kemarin dia baru saja di keluarkan dari sekolah dan sekarang ibunya ingin pergi meninggalkannya lagi?.

"Dengar aku hanya akan mengatakannya sekali karena kau sudah besar. Rasa bersalah itulah yang membuatku selalu kembali. Tidak peduli seberapa ingin aku membuang bahkan melenyapkan mu. Aku tidak pernah bisa Kyuhyun. Rasa bersalah karena tidak mengugurkan dan memilih melahirkan mu masih menghantuiku. Siapapun tidak akan mengerti perasaanku. Namun dengan tulus aku ingin minta maaf. Maaf karena telah membawamu lahir ke dalam dunia yang kejam."

Tes

Air mata jatuh bersamaan dari ibu dan anak. Rasa sakit meninggalkan dan ditinggalkan keduanya rasakan. Begitulah manusia dengan egonya masing-masing. Selalu memandang rumit masalah yang bisa diselesaikan dengan mudah.

Kyuhyun yang cerdas merasa bodoh dengan pemikiran ibunya. Lalu masalahnya apa? Kenapa sang ibu ingin pergi meninggalkannya seorang diri.

"Tidak boleh. Aku tidak pernah menyesal menjadi anakmu bahkan tanpa ayah. Meskipun orang berkata buruk padamu. Kau tetap ibu hebat yang membesarkan ku seorang diri. Jika merasa bersalah harusnya eomma terus berada di sisiku bukan pergi dariku."

"Justru itu aku muak melihat wajahmu yang membuatku semakin merasa bersalah. Rasa bersalah yang mencekik ku. Kau sedang menghukum ku atau bagaimana?" pekik Eunna membuat Kyuhyun terkejut.

Bagian mana yang menghukum? Bukankah wajar seorang anak memohon pada ibunya untuk tidak pergi?. Kyuhyun menenangkan diri sejenak, bukan sekali dua kali Kyuhyun dihadapkan pada situasi ini.

"Baiklah eomma boleh pergi namun eomma pasti kembali kan?" tanya Kyuhyun penuh harap.

Tidak ada jawaban dari Eunna. Wanita itu memilih melenggang pergi sembari menggeret kopernya. Kyuhyun tidak tinggal diam. Remaja itu terus mengekori ibunya dengan pertanyaan yang sama. Berharap ibunya pergi menenangkan diri dan kembali pulang seperti yang sudah-sudah.

"Eomma perginya jangan lama aku takut gelap dan sendirian di rumah!."

"Eomma juga harus cepat pulang kalau tidak mau tagihan listrik membengkak. Selama eomma pergi nanti lampu menyala terus loh."

"Nanti siapa yang memasak untukku. Makanan instan tidak selalu enak. Aku juga tidak mau membebani eomma dengan bertambahnya uang jajanku."

"Eomma siapa yang akan memarahiku karena berbuat cereboh?."

"Eomma... Hiks... Eomma..."

Berbagai celotehan terdengar berdengung di telinga Eunna. Wanita itu sungguh menulikan telinganya. Bahkan saat panggilan tersebut bercampur tangis Eunna tidak menghiraukannya.

*

*

Lampu yang menerangi seluruh rumah tidak mampu menghangatkan hati Kyuhyun. Seberapa keras Kyuhyun meyakinkan hatinya bahwa sang ibu akan kembali. Otak berkata sebaliknya kali ini ibunya sungguh pergi meninggalkannya.

Selepas kepergian sang ibu Kyuhyun berusaha menjalani hidup normal. Namun itu sia-sia dia selalu merasa ditinggalkan dan tidak dinginkan yang lebih mendominasi adalah ketakutan akan hidup. Kyuhyun tidak tahu harus berbuat apa pada hidupnya kini. Seandainya dia masih sekolah dia bisa memperjuangkan masa depannya.

Appa and MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang