part 22

519 81 6
                                    

"Minhyun."

"Wae?."

"Tolong kembalikan pada Junho," kata Kyuhyun menyerahkan dompet berwarna hitam pada ketua kelas.

Kemarin dompet Junho tertinggal, yang menemukannya sang ibu. Kyuhyun pikir bisa mengembalikannya hari ini pada Junho ternyata orangnya tidak masuk.

"Maaf Kyu bukannya aku tidak mau membantu tapi aku ada urusan," tolak Minhyun.

"Ku dengar tempat tinggal kalian dekat, kalau begitu aku titip saja," pinta Kyuhyun.

Demi apapun Kyuhyun tidak ingin berurusan dengan Junho lagi. Cukup kejadian dulu yang membuatnya di keluarkan dari sekolah, ibunya juga melarang dia bertemu Junho. Bahkan kemarin Ibunya tidak berhenti menatap Junho saat makan malam di rumah.

"Tidak juga, rumah kami jauh. Bawa dan kembalikan besok," ujar Minhyun bergegas pergi, sebelum Kyuhyun berbicara remaja itu sudah menghilang bak di telan angin.

Kyuhyun mendengus, ia hampiri Haneul dan Sojin. Kyuhyun curiga melihat kedekatan keduanya tidak mungkin mereka tidak berkencan.

"Maaf Kyu, kami juga tidak bisa membantu nanti ku telepon Junho kalau dompetnya ada padamu," tolak Sojin.

Kyuhyun mendengus, padahal dia belum berbicara tapi mereka sudah menolak dan menghindarinya.

"Ah Kyu, Junho memintamu mengantar dompetnya dekat stasiun Myeongdong, dia menunggumu disana," seru Haneul mendapat pesan dari Junho.

Stasiun Myeongdong lumayan jauh dari sekolahnya. Untuk apa pula Junho di sana dan tidak masuk sekolah. Tidak ingin menduga Kyuhyun bergegas pergi agar tidak banyak waktu terbuang. Dia masih dalam pengawasan sang ibu akan merepotkan jika ibunya tahu dia pulang terlambat.

"Baiklah." Dengan terpaksa Kyuhyun mengantar dompet itu sendirian.

Saat diperjalanan Kyuhyun tertegun karena lupa menanyakan dimana Junho menunggu. Tidak mungkin dia mengitari satu stasiun untuk menemui Junho. Decakan keluar dari mulut Kyuhyun karena dia tidak membawa ponselnya. Eunna masih menahan  ponselnya dan itu membuat Kyuhyun kesulitan.


.

.

Baru saja turun di halte bis Kyuhyun sudah di sambut Junho. Sedikitnya membuat Kyuhyun lega karena dia tidak perlu mencari Junho kesana-kemari.

"Mana dompetku."

"Tidak sopan," cibir Kyuhyun karena dia baru saja turun dari bis tapi Junho tanpa basa-basi meminta dompetnya.

Kyuhyun menyingkir sejenak agar tidak menghalangi orang. Tanpa kata dia berikan dompet Junho.

"Sama-sama," sindir Kyuhyun saat Junho berlalu begitu saja dari hadapannya. Tidak ada ucapan terimakasih yang semestinya.

Junho sendiri tetap melangkah pergi. Kyuhyun mendengus sebelum beralih pada bangku halte bis. Ia terdiam di sana bersama orang-orang yang juga menunggu bis. Ini lewat satu jam dari waktu yang ditetapkan ibunya untuk sampai rumah tidak bisa di pungkiri Kyuhyun takut sekali.

Sebuah mobil sedan hitam berhenti tak jauh dari halte. Beberapa orang menatap sekilas mobil tersebut lalu abai termasuk Kyuhyun.

"Kyuhyunie."

Panggilan ini tidak pernah Kyuhyun duga. Tanpa melihat Kyuhyun tahu siapa yang memanggilnya, jadi Kyuhyun pura-pura tidak dengar.

"Noona tadi menjemputmu ke sekolah, untung saja Noona melihatmu naik bus," kata Songhye begitu didepan Kyuhyun. Tidak ada jawaban, Kyuhyun mengabaikan Songhye bahkan menatapnya pun engan.

Appa and MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang