❝ ᴛᴀᴋᴅɪʀ ❞ kata itu memang ᴍᴇɴɢɢᴀᴍʙᴀʀᴋᴀɴ hubungan kita, karna takdir kamu akhirnya bisa ᴍᴇɴᴇᴍᴜᴋᴀɴᴋᴜ. tapi bagaimana jika takdir ini keliru? bagaimana jika takdir ᴍᴇᴍᴘᴇʀᴛᴇᴍᴜᴋᴀɴ kita, tapi takdir pula yang membuat kita berpisah?
A Sequel From Deep Dow...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
❛ DEEPLY IN LOVE | HARUTO ❜ · · ─━━━━━━━━⊱✿⊰━━━━━━━─ · ·
∘ ─── 🦇🦇🦇 ─── ∘
Youra perlahan mulai membuka matanya saat hangatnya mentari pagi masuk dan mengganggu tidurnya.
Youra bangkit dan memegangi kepalanya yang terasa sakit, mungkin karna gadis itu terlalu banyak menangis kemarin malam.
Youra pergi ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya, dan ia tersenyum kecut saat melihat pantulan dirinya sendiri di cermin.
Kedua mata yang bengkak, pipi yang masih terasa basah, dan rambut yang berantakan.
Youra menghela nafas, ia mengambil tali rambut kecil berwarna hitam di atas meja dan beralih menguncir rambutnya.
youra lalu pergi ke dapur untuk sarapan, walaupun ia sedang tidak berselera, tapi youra memaksakan dirinya dan berpikir kalau; menangis juga membutuhkan tenaga, jadi ia harus makan.
Ceklek
Youra membuka pintu kamarnya dan betapa terkejutnya youra saat ia mendapati haruto baru saja bangkit dari duduknya.
Jadi haruto menunggunya di sini sepanjang malam? pikir youra.
"kamu udah bangun sayang?" tanya haruto dengan senyuman manis di wajahnya.
Tapi berbeda dengan haruto, youra tidak menunjukkan ekspresi apapun, hanya wajah datar. bahkan gadis itu lebih memilih menatap ke arah lain.
Haruto terdiam melihat mata sembab youra, dan itu membuatnya merasa sangat bersalah.
"ngapain disini?"
Haruto berusaha untuk memegang tangan youra tapi gadis itu lagi-lagi menghindarinya.
"aku mau minta maafㅡ
"aku udah maafin kamu, sekarang tolong kamu pergi." Kata youra memotong perkataan haruto.
"apa kamu semau itu aku pergi darisini?" Tanya haruto dengan menatap mata youra dengan tatapan sendu.
Youra terdiam beberapa saat sebelum akhirnya mengangguk "iya."
"karna selama aku menjalin hubungan kamu aku ngerasa tertekan, tapi sekarang aku ngerasa bebas, sangat bebas. jadi aku minta kamu pergi sekarang juga."
"aku gak mau liat kamu lagi, semuanya udah berakhir haru." Ucapnya setenang mungkin, padahal di dalam sana hatinya terasa sakit.
Mereka berdua terdiam selama beberapa saat dan lebih memilih bergelut dengan pikiran masing-masing.