"Pernikahan nya akan di lakukan Jumat besok."Semuanya terkejut mendengar keputusan Pak Mohamed.
"What? Are you crazy?." Tanya Jenna spontan.
"JENNA!." Bentak Pak Ergan.
"Tolong sopan sedikit. Ini calon mertua kamu." Lanjut Pak Ergan.
"Jenna ga minta Yah... Jenna ga mau, buat apa sopan?."
"Orang Indonesia tidak pernah mengajarkan bersikap seperti itu. Indonesia terkenal akan keramahan dan kesopanan, jadi tolong jaga sifat dan kelakuan kamu." Ucap Ayahnya penuh penekanan.
Jenna tertunduk menahan amarahnya.
"Sabar sayang.." tenang Bundanya.
"Paa, ape tak cepat sangat?." Tanya Fazli.
"Ini sudah dipikirkan, Faz." Jawab Pak Mohamed
Fazli hanya mengangguk pelan.
"Hari ini kalian fitting baju sekalian membeli cincin, besok kita cetak undangan . Besoknya lagi kalian lihat WO dan catering. Trus besoknya lagi sewa gedung. Trus ijab qobul." Jelas Bu Nurfatimah.
Sungguh ini sangat cepat.
"Ayo kita berangkat sekarang." Ajak Pak Mohamed.
Jenna benar-benar tak habis pikir dengan Ayahnya.
Jenna disuruh satu mobil dengan Fazli, dan mau tidak mau harus iya. Jenna sangat tertekan dibuatnya. Tapi Jenna tak bisa apa-apa. Jenna tidak mau cuma karena ini dia jadi durhaka.
"Naik." Ucap Fazli.
"Tau." Ketusnya.
Didalam mobil mereka hanya diam saja.
"Kok lo ga nolak sih?." Tanya Jenna tiba-tiba.
"Menolak kenapa?."
"Ihhh.... Atau jangan-jangan lo sengaja nyium gue ya? Ngaku lo." Tuduhnya.
"Awak jangan asal tuduh."
"Terus kalo ngga, kenapa lo diam aja?."
"Tak tahu."
"Ihhh... dasar bangsat, tai, kampret lu." Umpatnya.
"Astaghfirullah... awak cakap kasar."
Jenna tersentak. "Lo ngerti?."
Fazli tertawa. "Gue tuh lama tinggal di Indonesia. Jadi gue tau lah."
"Kok lo bisa pake bahasa Indonesia?."
"Mama gue orang Indonesia Jenna, dari SMP sampe SMA gue di Indonesia, kuliah baru balik ke Malaysia lagi. Ngerti." Jelasnya.
"Demi apa?! Dasar emang anj--."
"Cewek ga boleh ngomong kasar."
"Bodo amat!."
Jenna mengalihkan pandangannya keluar jendela. Air matanya mengalir lagi.
"Nih tisu."
"Ga perlu."
"Kenapa lo nangis?."
"Ga usah dijawab lo tau jawabannya." Mendengar itu Fazli hanya bisa tersenyum.
Jenna menghapus air matanya dengan tisu. Matanya mulai merah.
"Kok lo ga nangis? Kok lo ga nolak? Emang lo ga punya pacar gitu?." Tanya Jenna tiba-tiba.
Fazli tersenyum kecut. "Ngga, keluarga gue agak sulit masalah cewek."
"Sulit? Ribet kalik."
"Iya itu maksudnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Cinta 2 Negara [On Going]
Teen FictionJodoh ga ada yang tauu Seperti kisah dua insan yang berbeda negeri dipisahkan oleh samudra tapi.. bisa bersatu? Akankah kisah ini berakhir indah seperti kisah pak Habibie dan Bu Ainun? Atau malah berakhir sedih seperti Kian Santang dan Rengganis? Ce...