#2 SMA Eylexsi

1.1K 222 57
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

"Membaca buku ibarat kata menggali sumur. Semakin dalam, semakin banyak pula air yang didapat, begitu juga dengan kita semakin banyak membaca semakin banyak hal berharga yang bisa kita dapat."

~Cinta adalah doa

Di depan sebuah pintu gerbang yang besar, seorang remaja wanita berpakaian seragam dengan niqab putih yang dikenakannya, ia turun dari mobilnya dengan hati-hati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Di depan sebuah pintu gerbang yang besar, seorang remaja wanita berpakaian seragam dengan niqab putih yang dikenakannya, ia turun dari mobilnya dengan hati-hati. Matanya memperhatikan sekeliling, mencari tanda-tanda yang mengindikasikan bahwa dia berada di tempat yang tepat.

Namun, saat langkahnya menuju pintu gerbang, ia tiba-tiba terdiam kaget. Pintu gerbang telah tertutup rapat, tidak memberikan celah sedikit pun untuk melintas.

Dengan cepat, wanita itu mengubah langkahnya menjadi larian. Langkahnya ringan menapaki tanah, mencoba untuk mencapai sudut pintu gerbang yang mungkin masih terbuka. Hatinya berdegup kencang, campuran antara ketakutan dan keingintahuan akan apa yang mungkin menantinya di balik pintu tersebut.

Wanita itu menahan napasnya sejenak, mencoba untuk memproses situasi yang tak terduga ini. Tangan gemetarnya menyentuh permukaan dingin pintu besi, mencari tombol atau bel yang mungkin ada. Namun, tidak ada yang tampak.

Tak putus asa, wanita muda itu mencoba untuk berteriak, siapa tahu dengan dirinya berteriak ada seseorang yang mendengarnya, lagi pula tak mungkin juga bukan? Sekolah besar seperti ini, namun tak ada seorang penjaga.

CEKLIK ...
Suara pintu gerbang.

"Pak, maaf permisi bisa buka gerbangnya ga? Saya murid baru di sini Pak, saya mohon untuk tolong bukakan pintunya ya Pak." Zena, yang memohon agar pintu gerbangnya dibukakan oleh Satpam tersebut.

Terlihat Zena datang dengan terburu-buru karena napas yang belum beraturan. Dengan raut wajah bingung satpam tersebut membukakan pintu gerbangnya.

"Waduhh, ari si Eneng teh murid baru di dieu?" jawab Dadang selaku satpam sekolah.

(Translate: Kamu murid baru di sini?).

"Kunaon atuh Neng bisa kesiangan?" sambung Dadang.

(Translate: Kenapa ko bisa kesiangan).

"Em ... macet Pak di jalan, makasih ya Pak udah dibukain." Zena menjawabnya dengan santun dan ramah tak lupa ia juga selalu menundukan pandangannya.

"Eleh eleh ..., gapapa atuh Neng, nama Neng teh siapa?" tanya Dadang.

"Nama saya Zena Pak," balas Zena.

"Pak, maaf, saya mau bertanya kantor di mana ya Pak?" tanya Zena.

"Oh kantor ya Neng, itu di situ, yuk atuh Neng Mamang anter," tawar Dadang.

Cinta adalah doa (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang