#22 Last day date

778 98 68
                                    

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

"Hidup ini berjalan maju bukan mundur, hidup untuk masa depan, mundur kita akan hancur, berhenti kita akan ditinggalkan orang."

"Sikap menunda dan malas bukanlah sikap orang yang ingin sukses."

"Tak akan salah orang yang berani memperbaiki dirinya terus-menerus. Sebab kesuksesan dekat dengan orang yang ingin dan senantiasa memperbaiki diri."

"Tetaplah perbaiki diri disetiap harinya walau itu sulit, meski kamu lebih baik 1% dari hari kemarin, jika kamu melakukannya dengan konsisten, 1% itu akan menjadi 99%, di hari yang akan datang. Semangat memperbaiki diri berarti, semangat mengejar mimpi."

~Cinta adalah doa

~Cinta adalah doa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.......

Pagi hari yang di mana mentari pagi belum menyinari bumi, bulan masih menerangi langit disepertiga malam dengan suara air hujan gemercik di luar rumah. Nampaknya seorang pria tampan tengah berkutat dengan salah satu kitab, tak lama setelah ia melihat jam pada ponselnya itu, langkahnya terayun pada salah satu ruangan yang terlihat sosok wanita sedang tertidur di sana, dirinya menghampiri wanita itu dan mendudukkan tubuhnya tepat di ujung kasur, dengan lembut ia mengusap pipi wanita yang kini masih tertidur.

Sebelum Ray membangunkan wanita yang tepat berada di depannya itu, ia terus menatap wajahnya yang begitu cantik nan manis ketika di pandang,"Habibati ... sholat tahajud yuk."

Perkataan yang baru saja Ray lontarkan itu adalah pertama kalinya dirinya memangil Zena dengan sebutan 'Habibati', meski dirinya masih sedikit malu ketika mengatakan itu.

"Ya Humairahku," panggilnya lagi, sambil mengelus lembut rambut Zena.

Mendengar suara yang begitu lembut dan merdu ketika didengar, perlahan Zena membuka kedua matanya. Dengan samar-samar dirinya melihat pemandangan yang begitu sejuk, tapi ini bukan tentang pemandangan alam, melainkan wajah Ray yang masih dibasahi air wudhu, ini membuat Ray terlihat begitu bersinar nan teduh ketika dipandang, apalagi dengan tatapan mata abu-abu yang indahnya itu. Bahkan Ray yang sudah rapih, menggunakan baju koko hitam, peci hitam, dan tubuh yang begitu wangi.

'Masya Allah, baru bangun udah disuguin yang begini, terimakasih atas nikmatmu ya Allah,' batin Zena, spontan.

Begitu terlihat sangat indah bukan? Mata yang terjaga dan tidak pernah memandang dengan yang bukan mahram. Sekalinya memandang dengan pasangan halal akan terlihat sangat istimewa.

"Ayo sholat tahajud, saya tunggu di sini, jangan melamun seperti itu," ucap Ray, sambil menyentil pelan kening Zena.

Sentilan Ray membuat Zena terbangun dari lamunannya,"Ish ... sakit tau." Zena mengusap keningnya.

Cinta adalah doa (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang