#27 Meet first love

164 17 27
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

Pernah mendengar kalimat ini?

لولا أن الله ستر امرأة بالحياء لكانت لا تساوي كفا من تراب

Seandainya Allah tidak menutupi seorang wanita dengan perasaan malu, niscaya ia tak lebih berharga dari segenggam debu.

(Kalimat yang pernah saya dengar dari guru saya).

(Kalimat yang pernah saya dengar dari guru saya)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

..........

Mobil putih milik Ray terparkir tepat pada tepi taman. Dengan langkah hati-hati, Ray turun dari mobilnya dan bergerak menuju pintu penumpang. Ia membukakan pintu untuk Zena yang duduk di sebelah pengemudi. Dirinya tersenyum lembut dengan kedua tangan terangkat, mempersilahkan Zena untuk turun dari mobilnya.

Cahaya matahari sore menyinari wajah mereka saat keduanya berjalan beriringan di bawah naungan pepohonan yang rindang.

Suasana taman dipenuhi dengan nyanyian burung serta aroma bunga yang menyegarkan, situasi yang menambah sentuhan hangat pada momen itu.

Jari-jemari keduanya terus berpaut, satu detik pun mereka enggan melepaskannya. Zena mengitari pandangannya melihat kondisi taman yang lumayan ramai, jika dilihat hari ini bukanlah hari libur melainkan hari di mana orang-orang bekerja, namun anehnya taman ini selalu dipenuhi manusia berjalan maupun berlari.

Mereka terus berjalan, menelusuri kuliner yang berada di taman tersebut. Sebelah barat bagian taman ada beberapa toko pakaian yang lumayan terkenal, taman ini memang bukan hanya sekedar taman untuk bersantai, akan tetapi suatu tempat perbelanjaan serta tempat kuliner yang disatukan dengan taman, agar pengunjung yang datang bisa sambil bersantai menikmati taman yang luas nan sejuk.

"Mas ... lumayan ramai ya hari ini?" tanya Zena.

"Hmm ..., lumayan, ada yang mau kamu beli?"

"Belum ada Mas, belum ada yang buat aku tertarik nih."

Ray terlihat kelelahan setelah berkeliling taman mencari kuliner. Dengan langkah berat dirinya mengajak Zena untuk duduk sejenak."Ya sudah, kita duduk dulu ya?"

Zena menggangguk lembut."Ayo Mas."

Mereka menemukan bangku taman yang nyaman dekat dengan pohon rindang, secara bersamaan mereka duduk pada bangku itu dengan tangan yang masih menggenggam satu sama lainnya.

Daun-daun yang berjatuhan menambah kesan romantis saat mereka duduk bersama, meskipun taman terlihat begitu ramai, namun bagi mereka, dunia terasa seperti milik berdua.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 24 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cinta adalah doa (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang