Syahira Zayda Al-Zena, seorang gadis lulusan sekolah menengah pertama di Yaman, kini ia pindah kembali ke tanah air untuk melanjutkan sekolah menengah akhirnya. Di sekolah barunya itu, ia dikagumi oleh sosok laki-laki yang tak pernah jatuh cinta pad...
"Cinta yang indah adalah cinta yang tidak pernah adanya pertemuan tetapi, saling merindukan dan saling bertaut dalam doa."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
.........
Saat ini mentari belum bangun dari peraduannya. Orang-orang pun belum semuanya beraktivitas. Sedangkan dengan Ray, ia tengah berkutat dengan buku sejarahnya itu. Ya, ini memang sudah menjadi kebiasaan Ray setelah sholat subuh ia selalu membaca buku, itulah mengapa dirinya sangat cerdas karena kebiasaan yang baik selalu ia lakukan. Pasalnya hari ini adalah hari libur, jadi Ray bisa santai melakukan hobinya dirumah.
Ray begitu fokus dengan buku yang dibaca, tiba-tiba ponselnya berdering yang mengalihkan kefokusannya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
..........
Sesampainya Ray dan Abi di rumah Zena, keduanya segara turun dari mobil Alphard hitam itu, dan langkah yang menuntun langsung ke depan pintu rumah Zena.
TOK ... TOK ... Suara ketukan pintu.
Tak lama pintu pun langsung terbuka, "Assalamu'allaikum."
"Wa'alaikumussallam, masuk-masuk," sambut Mudzaffar, yang membukakan pintu.
Mereka pun langsung berjalan ke arah ruang tamu, dan langsung mendudukkan panggul mereka pada kursi panjang yang berada di ruang tamu. Serta kenap yang sudah disediakan jamuan minuman hangat.
Selang beberapa menit mereka mendudukkan tubuhnya, percakapan pun langsung dimulai.
"Jadi gini Mar, tadi saya sempat kirim pesan ke Ray, untuk ke sini, karena saya mau sampaikan kalo Zena sudah punya jawabannya," ucap Mudzaffar.
"Jawaban apa itu Far? Semoga kabar yang baik," balas Ammar.
