Syahira Zayda Al-Zena, seorang gadis lulusan sekolah menengah pertama di Yaman, kini ia pindah kembali ke tanah air untuk melanjutkan sekolah menengah akhirnya. Di sekolah barunya itu, ia dikagumi oleh sosok laki-laki yang tak pernah jatuh cinta pad...
"Seseorang yang benar-benar mencintai mu akan menjaga mu dari perbuatan maksiat, karena orang yang sungguh-sungguh mencintai mu, tak akan menginginkan cintanya membawamu ke Neraka, ia akan menjaga cintanya agar tetap halal, walau hatinya menggebu-gebu."
"Akan tetapi, seseorang yang tidak benar-benar mencintai mu akan mengajak dirimu tersesat dalam kemaksiatan, dan atas dasar cinta ia akan menjerumuskan kamu ke dalam dosa."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
............
Di tengah malam nan sunyi, hanya terdengar nyanyian jangkrik, dan tetes-tetes rintik gerimis luruh dari langit malam, sesosok pria yang sudah terbangun dari lelapnya, kini ia bersiap mendirikan sholat di sepertiga malam.
Dirinya, menengadahkan kedua tangannya dalam hamparan sajadah, seraya berkata,"Ya Allah, benarkah kau sedang mengujiku? Apa mungkin kau ingin melihat bagaimana keseriusanku untuk tetap berada di jalan mu? Jika memang itu benar, maka tolong segera palingkan. Kau tau Imanku tak sekuat itu jika dihadapkan pada ujian perasaan."
"Sungguh ya Allah, kejadian kemarin seolah memberi ku harapan lagi. Mengapa semakin aku selami, semakin terlihat sangat indah? Kebaikan akhlak yang terbentuk dalam kepribadiannya, cara tutur katanya. Jika memang kejadian kemarin suatu takdir dari mu agar kami berjodoh, maka mudahkanlah aku untuk meminangnya, jika tidak jauhkan lah." lanjut-Nya dengan lirih.
...............
Paparan cahaya sinar matahari yang masuk dari sela-sela jendela pun sudah menerpa wajah sosok pria itu, ia tengah bersiap memakai dasi bermotif pulkadot, dipadankan dengan kemeja putih bercorak garis-garis dan dengan setelan jas hitam yang menyelimuti tubuhnya, membuat dirinya terlihat semakin gagah dan tampan.
Setelah ia selesai bersiap-siap, kini langkah Ray terayun ke arah tangga, dirinya menuruni anak tangga satu demi satu, Ray berjalan menghampiri sang Asisten di ruang keluarga.
"Proposal udah siap?" tanya Ray, dengan nada dan sikap dinginnya.
"Udah siap Pak," jawab Asisten tersebut.
"Gak sarapan dulu Mas Ray?" tanya sang Pembantu.
"Gak, Bi Titin," jawab Ray.
"Oh, ya udah kalo gitu, Bibi mau ke dapur lagi Mas," pamit Bi Titin.
"Iya Bi."
"Asisten Fan, saya izin pulang cepat, siang ada urusan," kata Ray, dengan nada datar.
"Baik Pak," jawab Asisten Fan.
Ray pun berjalan keluar rumah menuju mobil yang sudah disiapkan oleh Asistennya, dengan langkah yang diikuti oleh Asisten Fan dari belakang.