#15 Happiness of heart

562 101 34
                                    

Setelah selesai berwudhu segera Ray, menghampiri anak kecil yang ia suruh untuk menunggunya di luar.

Ketika Ray keluar dari tempat wudhu, Ray tidak menemui anak yang baru beberapa menit ia suruh menunggu.

Matanya membulat dan terdiam bingung, tanpa berpikir panjang Ray langsung berlari ke dalam masjid untuk memastikan bahwa anak yang baru saja ia suruh tunggu masih berada di dalam masjid.

Pada waktu Ray memeriksa ke dalam mesjid, ia tidak menemukan anak tersebut, dirinya langsung bergegas keluar masjid untuk mencari anak itu.

"Zaki!" Ray memanggil nama anak tersebut.

'Ya Allah di mana Zaki,' batin-Nya khawatir.

Ray berjalan terus mencari keberadaan Zaki, ia merasa dirinya kelelahan, di sebrang jalan Ray melihat toko kecil, dirinya memutuskan berhenti sejenak di toko tersebut untuk beristirahat. Setelah beberapa menit Ray beristirahat, tiba-tiba ada yang memanggilnya.

"Kak Ray!" panggil Zaki.

Ray pun langsung mengalihkan pandangan nya ke arah suara tersebut.

"Ya Allah Zaki, kamu habis dari mana aja?" tanya Ray, khawatir sembari menghampiri Zaki.

"A-aku tadi habis jajan terus aku jatoh, terus ada Kaka baik ini," ungkap Zaki.

Ray terlalu khawatir dengan Zaki sampai-sampai ia tidak menyadari bahwa di sebelah Zaki ada seseorang.

Perkataan Zaki pun langsung membuat Ray menoleh kepada seseorang yang disebut oleh zaki. Dirinya terdiam membeku saat melihat siapa seseorang itu.

"Zena?"

Ya, seseorang itu adalah wanita yang selama ini ia cari. Ray benar-benar tak menyangka bahwa dirinya bisa bertemu lagi dengan sosok perempuan yang selalu ia sebut dalam doa.

"Ka Ray," sahut Zena.

"Ka Ray, udah kenal sama Kaka baik?" tanya Zaki dengan polos.

"Udah, Zaki ke masjid lagi gih!" perintah Ray.

"Iya Ka," jawab Zaki.

Zaki pun segera pergi meninggalkan mereka berdua. Terlihat situasi ini sangatlah canggung, mereka berdua hanya saling terdiam dan tak berani untuk saling menatap.

Namun, disatu sisi jantung dan hati Ray yang berdegup kencang lantaran dirinya sangatlah gugup, apalagi, tepat di depannya ini adalah wanita yang benar-benar ia cintai, tetapi disisi lain dirinya sangatlah senang sebab ia bertemu dengan wanita idamannya.

"Ka Ray ko disini?" tanya Zena, memecahkan kecanggungan yang terjadi.

"Ngajar ngaji," balas Ray, singkat dengan sikap dinginnya itu.

"Oh, kebetulan Zena juga, habis dari mesjid tempat Kak Ray ngajar," ucap Zena.

Ray tidak menjawabnya ia hanya menganggukkan kepala, dan tak berani menatap Zena.

"Baik, kalo gitu Zena mau langsung pergi, Assalamu'allaikum," pamit Zena, dan langsung beranjak pergi.

Baru saja melangkah kan beberapa langkah kaki, Zena langsung terdiam kembali ketika seseorang yang memanggilnya.

"Tunggu!"

"Izinkan saya lebih mengenal mu," ucap Ray.

Mendengar penuturan yang baru saja Ray ucapkan, membuat Zena diam dan tertegun, serta masih di posisi yang sama, ia masih berdiam dengan membelakangi Ray.

"Zena, pengakuan perasaan saya kepada kamu memanglah samar seperti Alif lam syamsiah, tetapi percayalah pengakuan cinta saya kepadamu dihadapan Allah, jelas seperti Alif lam Qomariah," ungkap Ray.

Cinta adalah doa (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang