#21 First date

778 89 42
                                    

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

"Bencana ilmu itu adalah lupa dan menyia-nyiakannya adalah ketika engkau membicarakannya dengan orang yang bukan ahlinya."

~Riwayat Ibnu Syaibah Fi Mukhtarul Ahadis An-Nabawiyah.

~Riwayat Ibnu Syaibah Fi Mukhtarul Ahadis An-Nabawiyah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.........

Mentari pagi mulai menyinari bumi, dengan burung-burung yang berkicau merdu, kupu-kupu berterbangan mengibarkan sayapnya, terlihat dua sepasang kekasih tengah saling berkutat dengan satu kitab suci Al-Qur'an yang tepat di tengah-tengah mereka.

"Wa annahuu Ta'aalaa jaddu Rabbina mata takhaza saahibatanaw wa—," ucap Zena terhenti, karena lupa dengan lanjutan ayatnya.

"Wa la waladaa ...," sambung Ray dengan lembut.

"Ada apa dengan kamu? Kamu terus hilang fokus kenapa hm ...?" tanya Ray.

Bagaimana Zena ingin fokus sedangkan sedari tadi ia menahan detak jantung yang terus berdetak kencang, lantaran dirinya dengan Ray begitu dekat. Tentu ini pertama kali bagi Zena berduaan dengan laki-laki selain Abbanya. Jadi wajar saja dirinya tak fokus sedari tadi.

"Hey." Ray melambaikan tangan pada pandangan Zena, yang terus melamun.

"Emm, ma-maaf, Ma-Mas, Zena izin ke toilet dulu ya." Zena beranjak pergi meninggalkan Ray.

Ray hanya membalas dengan anggukan kepala saja.

Ray paham sekali dengan sikap dingin dan cuek Zena yang sudah ada sejak awal bertemu, Ray menyadari bahwa memang Zena belum sepenuhnya menyukainya. Tetapi Ray selalu berusaha agar Zena menyukai dirinya. Bagaimana pun Zena adalah wanita yang sulit diluluhkan, meski memang ia sudah berhasil mendapatkannya sekarang, tapi Ray belum berhasil meluluhkan hatinya.

Setelah Zena selesai dengan aktivitas di toilet ia langsung menghampiri Ray, seraya berkata,"Ayo mulai lagi."

"Yuk, sebelum kita memulai kembali apa boleh saya berbicara?" tanya Ray.

"Boleh, mau ngomong apa?"

"Saya tau kamu sekarang masih cuek karena kamu belum benar-benar menyukai saya," tutur Ray.

"Tapi akan saya pastikan beberapa jam kedepan, rasa cuek itu akan hilang," lanjut Ray.

Zena hanya menatap Ray, ia tidak bisa mengatakan apa-apa. Benar apa yang dikatakan Ray, Zena memang belum benar-benar menyukai Ray, ia masih sedikit canggung jika berdekatan dengan Ray, bahkan Zena menerima lamaran Ray, sebab ia hanya kasihan terhadapnya.

Cinta adalah doa (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang