5. Dark Jokes

9.3K 2.3K 1.7K
                                    

Helloo, wattpad everybody

Maaf ya, watashi agak lama baliknya
Habis masa berkabung menangisi tiket TDS2 yang belum juga dapet😭😭

Seferti biasa, spam emot 🐷 disini!!

- Happy Reading -

•••

Starla tak kunjung turun dari balkon, begitupun dengan dua manusia tidak ada kerjaan yang masih setia berdiri di teras rumahnya sambil mendongak-dongak. Ia bingung, bagaimana caranya mengusir Naren dan Juan tanpa dirinya harus turun dan menemui mereka.

Mau dipaksa seperti apapun, ia tetap saja malu kalau harus bertatap muka dengan Naren. Starla benar-benar merutuki dirinya sendiri yang salah mencari tempat sharing.

"Turun anjir Starla, nggak sopan bener lo sama tamu."

Juan mengangguk setuju, "tamu adalah raja, kalo lo lupa."

"Mana ada raja bertamu."

"Ada, ini kita berdua," balas Naren tak mau kalah.

Starla mendengus sebal, ternyata lebih mudah mengusir ular daripada mengusir dua manusia titisan kuyang ini. Andai saja mengusir Naren dan Juan semudah menaburkan garam, mungkin sudah ia borong garam beserta pabrik-pabriknya.

"Turun aja Star, nggak bakal kita ledekin kok," ujar Juan, diangguki setuju oleh Naren.

"Apa jaminannya?" tanya Starla.

"Kalo bohong, Juan berani nyusul Bokap lo," balas Naren, sontak dihadiahi pelototan tajam dari manusia di sebelahnya.

"CANGKEMMU, MEN." Juan menjitak kepala Naren cukup keras.

"Udah sini turun, anggap aja nggak pernah ada apa-apa. Kita pura-pura nggak kenal deh sama lo."

"Iyaiya, gue turun. Awas aja kalo sampe ada yang ngeledekin, gue doain lo di timpuk ubi sama Bokap gue," ancam Starla sebelum akhirnya mengalah turun.

"Kalo ditimpuknya sekalian sekarung sih nggak papa ya, Na. Ntar kita jual."

Naren mengangguk setuju, "ubi asli dari akhirat."

Starla turun masih dengan penampilannya yang acak-acakan, baju tidur dan wajahnya yang masih lusuh karena belum mandi.

Tidak apa-apa, siapa tau dengan ini Naren akan ilfeel dengannya.

"Apa?" Tanyanya begitu sampai didepan dua manusia yang sedari tadi menunggunya di halaman rumah.

Naren mengulurkan tangannya, "hallo Kak, anak mana?" Ia balik bertanya, seolah-olah keduanya memang tidak saling kenal.

Starla membalas uluran tangan Naren, meremasnya cukup kencang. "Anak yatiem."

"Ngapain sih kesini? Udah tau gue milih nggak sekolah biar nggak ketemu lo, ini malah disamperin. Kurang kerjaan banget sih lo berdua," omel Starla dalam satu tarikan nafas.

"Sabar." Juan mengusap-usap bahu Starla sedikit kasar.

Starla cepat-cepat menepis tangan Juan, laki-laki yang sudah membuatnya se-malu ini dengan temannya sendiri.

"Nggak usah ajarin gue sabar, gue pernah nganterin bokap gue ke kuburan, gue tungguin sampe sekarang tapi nggak balik-balik."

"Ya pinter dikit napa, neng," balas Juan mengheran.

"Dahlah, nggak ada yang penting kan? Gue mau mandi." Starla langsung balik badan dan kembali memasuki rumahnya. Tidak ada niatan sedikitpun untuk mengajak kedua temannya mampir, sekedar duduk atau dia beri minum.

NARENDRA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang