Mana babimu?!
- Happy Reading -
•••
Juan dan Starla berterimakasih pada Naren, karena podcast Maheza benar-benar membuat orang tua meraka berubah.
Susmita tak lagi membenci Juan, entah kenapa semenjak hari itu ia sadar, kalau Juan tidaklah bersalah. Yang bersalah Rusdi, kenapa harus hadir menjadi laki-laki brengsek yang mengusik hidupnya.
Hari ini, Naren, Juan dan Starla, menemani Mentari yang hendak menemui Rusdi di suatu cafe. Mentari sudah memutuskan matang-matang kalau ia akan mengakhiri hubungan gelapnya dengan laki-laki brengsek itu. Starla meminta Naren dan Juan menemaninya, karena ia takut Mamanya kenapa-napa. Ia takut Rusdi tak terima, kemudian melukai Mamanya.
Meskipun begitu, Naren, Juan dan Starla hanya memantaunya dari jauh. Mereka tentu tak mau ikut campur dengan urusan orang tua.
"Ada apa kamu ngajak ketemuan tiba-tiba?" Tanya Rusdi begitu ia sampai di cafe dan duduk tepat di hadapan Mentari.
"Kalo kamu mau bahas pernikahan lagi, mending saya pergi, saya lagi banyak urusan," potongnya saat Mentari baru hendak membuka suara.
"Kita udahan aja, Mas," ucap Mentari dengan suara lantang, ia memberanikan diri menatap lawan bicaranya yang saat ini benar-benar terkejut.
"Maksud kamu apa? Kamu main-main sama saya?"
"Nggak kebalik? Kamu yang mainin perasaan aku. Dari awal juga hubungan kita udah nggak bener. Aku kenyang makan janji-janji manis kamu doang, tapi nggak ada satupun yang kamu buktiin."
"Soal pernikahan?" Tanya Rusdi. "Saya cuma minta kamu tunggu, sebentar lagi kita nikah, Tar."
"Dari dulu juga kamu bilangnya gitu. Sebentar lagi, sebentar lagi, sebentar lagi, tapi zonk sampe sekarang."
"Dari dulu juga kamu mau nunggu, kenapa sekarang tiba-tiba begini?" Rusdi mulai terpancing emosi, membuat Starla yang melihatnya mulai takut Mamanya kenapa-napa.
"Aku udah tau semuanya dari Mba Susmita, mantan istri kamu. Apa yang kamu lakuin ke aku sekarang, sama kaya apa yang kamu lakuin ke dia dulu."
"Aku nggak mau kalo harus jadi korban kamu yang selanjutnya. Jadi, selagi hubungan kita belum sejauh masalalu kamu sama Mba Susmita, aku mau kita udahan aja."
"Aku minta ini baik-baik, jadi tolong jangan ada dendam apapun. Aku juga nggak bakal sebarin nama buruk kamu ke banyak orang. Jadi, silahkan kamu cari perempuan lain yang bisa kamu bodohi."
Rusdi memajukan wajahnya, urat-urat ditangannya sudah mulai bermunculan sebab ia menahan emosi. "Hubungan kita belum jauh, kata kamu?"
"Berapa banyak modal yang udah saya keluarin cuma buat nyamperin kamu di kota-kota kamu kerja? Biaya rumah sakit di Surabaya bulan lalu? Kamu pikir itu nggak mahal?" Keluar sudah sifat asli Rusdi yang perhitungan dengan siapapun.
Mentari mencebikkan bibirnya, terbongkar sudah sifat aslinya selama ini. Keputusannya tidak salah, untuk memilih menjauh dari laki-laki brengsek di hadapannya.
"Kamu mau minta ganti?" Tanya Mentari membuat Rusdi diam tak berkutik. Ia tentu ingin perempuan didepannya ganti rugi, tetapi ia gengsi untuk mengatakan iya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NARENDRA [TERBIT]
Teen Fiction🚫𝐊𝐀𝐋𝐀𝐔 𝐌𝐀𝐔 𝐇𝐄𝐁𝐀𝐓, 𝐉𝐀𝐍𝐆𝐀𝐍 𝐉𝐀𝐃𝐈 𝐏𝐋𝐀𝐆𝐈𝐀𝐓🚫 Namanya Narendra, anak tunggal Jamal dan Siti yang keberadaan akhlaknya sudah perlu dipertanyakan dari dahulu kala. "Akhlak eobseo" begitu kata Juan, bestie Naren yang kelakuanny...