26. Email Mengejutkan

5.1K 1.6K 1.5K
                                    

Mana babimu?!

- Happy Reading -

•••
Suasana kelas X MIPA 1 hari ini benar-benar sepi, hawanya begitu horor. Tidak ada candaan dari anak-anak seperti biasanya. Naren masih duduk dengan Reyhan, sedangkan Andy duduk bersama Juan.

Tak seperti biasanya, hari ini Naren mengikuti pelajaran dengan tenang, ia bahkan belum membuka suaranya sama sekali. Sedari tadi ia hanya diam, memperhatikan Bu Venika menerangkan pelajaran, meskipun sebenarnya tidak masuk di otaknya.

Dirinya memang ada di kelas, tapi pikirannya sudah entah berapa dimana.

Starla menatap Naren penuh dendam, begitupun dengan Juan yang menatap Starla penuh rasa kecewa.

Kin ketiganya berjalan masing-masing. Dengan rasa bersalah masing-masing, juga dengan kekecewaan masing-masing.

Naren kecewa pada Juan, Juan kecewa pada Starla, dan Starla kecewa pada dirinya sendiri. Seharusnya semua bisa ia atasi sendiri, selagi Naren tidak mengirimkan foto sampah itu ke Grup Chat mereka semalam.

Kalau sudah seperti ini, sia-sia pengorbanannya selama ini.

Di jam pelajaran kedua, Naren izin ke toilet, hal itu membuat Starla buru-buru meminta izin juga. Sedari tadi ia sudah gatal ingin memaki-maki anak itu, tetapi Naren tak kunjung beranjak dari duduknya. Ia tentu masih sadar, tidak mungkin membahas hal ini di hadapan semu teman-teman sekelasnya.

"Kenapa lo kirim itu ke Grup Chat?" Tanya Starla begitu Naren keluar dari salah satu bilik toilet.

Naren mengernyit bingung, sebelum kemudian ia mengangguk paham, kemana arah pembicaraan gadis itu. "Soal foto nyokap lo sama Rusdi?"

"Harusnya lo kirim ke gue dulu, Na."

"Lo sebelumnya udah tau?" Tanya Naren, ia bersikap santai saja, toh dirinya tidak salah.

"Lo pikir selama ini gue jauhin lo sama Juan, kalo bukan karena masalah itu, buat apa?" Starla balik bertanya dengan suaranya yang mulai bergetar.

"Gue ngerasa bersalah sama Juan, atas dasar kelakuan nyokap gue. Itu sebabnya gue jauhin lo, gue turutin permintaan Juan. Karena, gue mau Juan bahagia. Yang ada dipikiran gue saat itu, cuma gimana caranya gue nebus kesalahan nyokap gue sama Juan."

"Gue ngerahasiain ini semua, gue tanggung sendirian. Biar gue cari jalan keluar sendiri, tanpa Juan harus tau status nyokap gue sebagai perusak rumah tangga orang tua dia."

Naren tidak tega melihat Starla menangis di depannya, ia buru-buru memalingkan wajahnya agar tak melihat itu semua. "Ya, selamat menikmati hasil kebohongan lo selama ini, Star," ujarnya tanpa menatap Starla.

"Kalo lo bisa bikin gue benci sama lo, kenapa lo nggak mau Juan benci juga sama lo?" Tanyanya.

"Gue kaya gini karena gue ngerasa bersalah sama Juan. Kalo lo iri, artinya lo jahat, Na."

"Lo selalu pake cara lo sendiri buat nyelesain masalah. Ini yang bikin orang-orang sungkan dan nggak percaya buat cerita apapun sama lo."

Perkataan Starla membuat Naren terpancing emosi, ia yang sebelumnya simpati dan kasihan pada gadis itu, mendadak kesal dan benci juga.

NARENDRA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang