12. Rumah

7.6K 1.9K 1.6K
                                    

Selamat dan semangat puasa sayang-sayangku
Perbanyak amal baik ya, jangan durjana kaya Naren Juan🫶🏻

Mari berternak babi!!

- Happy Reading -

•••

"Please, Star!"

"Kenapa?" Hanya satu kata itu yang terlontar dari bibir Starla setelah cukup lama dirinya terdiam.

"Lo keberatan? Lo udah suka sama Naren?" Juan balik bertanya.

"Jangan-jangan lo yang suka sama Naren," tebak Starla sambil memicingkan matanya.

Tak

Juan tak segan-segan menyentil jidat gadis di sebelahnya, "gue normal, anying."

"Terus kenapa lo ngelarang gue buat suka sama Naren?" Tanya Starla membuat Juan kembali terdiam, begitupun dengan Starla.

Setelah beberapa saat terdiam, Starla menoleh dengan mata yang kembali memicing, menatap laki-laki di sebelahnya dengan tatapan curiga.

"Apa lo?" Tanya Juan bingung.

"Lo nggak suka sama gue kan?" Starla balas bertanya.

Lagi-lagi jidatnya menjadi korban sentilan tangan Juan yang enteng itu.

"Dibilang gue normal, masa mau suka cewek bar-bar kaya lo." Juan memalingkan wajahnya, "lagian gue tau kalo Naren se-suka itu sama lo, yakali gue mau nikung."

"Lo nggak nikung tapi ngelarang gue suka sama Naren tuh apa bedanya?"

"Alasan gue beda, Star," balas Juan tanpa pikir panjang. "Kalo gue ikutan suka sama lo, itu artinya gue nikung Naren. Tapi kalo gue ngelarang lo suka sama Naren—"

"Itu artinya lo yang suka sama Naren?" Tebak Starla, sengaja membuat suasana agar tak terlalu menegangkan.

"Dibilang gue normal, tolol." Setelah lama ditahan, akhirnya Juan kelepasan ngumpat dan ngegas juga.

Starla memasang tampang tak percaya, "masa sih? Kok gue agak curiga ya?" Gumamnya masih dapat didengar Juan.

"Emang muka gue ada tampang homonya?"

"Nggak ada sih." Starla mengedikkan bahunya, ia kemudian kembali menatap ke depan, sama halnya dengan laki-laki di sebelahnya.

Lagi-lagi hening, Juan masih bergelut dengan isi kepalanya, menyusun kalimat yang hendak ia katakan pada Starla.

Kemarin dirinya benar-benar yakin untuk menceritakan hal ini, tetapi sekarang rasanya ia ragu-ragu.

"Jadi alesan lo ngomong kaya gitu apa, Ju?" Tanya Starla, dengan kedua mata yang tetap fokus ke depan.

"Gue nggak mau kehilangan rumah gue lagi, Star."

Starla sontak menoleh, merasa ambigu dengan perkataan laki-laki di sebelahnya.

"Rumah?" Tanyanya.

Juan mengangguk, "lo, Naren, itu rumah buat gue."

NARENDRA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang