28. Anisa Mentari

5.3K 1.5K 1.5K
                                    

Sini ternak babi dulu!!

- Happy Reading -

•••

Hari ini Naren menjadi pusat perhatian seantero sekolah, sebab ia membuka identitasnya di akun podcast Rumah Maheza kemarin. Sama halnya dengan Juan dan Starla, hampir semua orang juga sama terkejutnya. Mereka benar-benar tidak menyangka, kalau seorang Narendra yang tengil dan banyak tingkah.m, ternyata bisa mendadak bijak di malam hari.

"Gila, gila, gila, gue masih sepecel dengan semua ini, anjayyy." Entah sudah kali ke berapa Andy mengatakan hal yang sama.

"Speechless, anjrit." Reyhan tak segan-segan memukul kepala temannya itu dengan buku paket.

"Gue masih nggak nyangka kalo ternyata Eza itu Naren," teriak Andy excited.

"Sebenernya gue notice, karena suaranya agak mirip. Cuma feeling gue lebih ke nggak mungkin itu Naren," sahut Inara.

"Sama," ujar Starla menimpali. "Gue pernah bilang ke Juan, suara Eza mirip sama Naren ya, tapi kita sama-sama yakin kalo nggak mungkin itu Naren."

"Iyakannn. Naren nggak ada bijak-bijaknya, beda jauh sama Eza," sambung Inara.

Percakapan teman-temannya membuat Naren bingung harus bersikap seperti apa. "Gue bingung mau bangga atau enggak." Ia menggaruk-garuk kepalanya sendiri. "Eza dibanggain, tapi Naren di jelek-jelekin. Terus gue harus menjelma jadi yang mana dulu?"

"Lo jadi Akas aja," sahut Juan yang sudah kembali duduk di sebelahnya.

Warga X MIPA 1 tentu ikut senang, mendapati ketua dan wakil ketua kelasnya sudah kembali berteman baik.

"Kenapa harus Akas sih, anjrit."

"Ya kan nama lo Akasha."

Tidak, Naren tidak suka nama belakangnya, terdengar aneh di telinga.

"Eh, Na, ada niatan ganti nama podcast nya jadi Podcast Rumah Narendra, nggak?" Tanya Reyhan mengkepo.

"Enggak lah, ntar orang-orang nggak percaya lagi sama gue," balas Naren tanpa pikir panjang. Ia memang tak ada niatan mengubah nama Podcast-nya. Nama Eza yang sudah membawanya sejauh ini, jadi ia tak akan merubahnya begitu saja.

"Sekarang mah udah percaya, Na, kan Naren sama Eza orang yang sama," sahut Starla.

"Tetep enggak! Nama Maheza lebih aestethic," tolaknya mentah-mentah.

Juan mengangguk setuju, "bener sih, biar gue kalo mau curhat nggak ngebayangin muka lo. Anggap aja gue emang nggak kenal sm sosok Eza Eza itu."

"Taik lo!" Naren mendorong bahu temannya lumayan keras, membuat Juan sedikit terhuyung ke belakang.

"Eh, Na, Na, besok-besok bisa kali sempilin foto gue di podcast lo, sama username instagram kalo boleh," celetuk Andy sambil menaik-turunkan alisnya.

"YEUUUUUUUUU."

•••

Kembali seperti semula, setelah sekian lama, hari ini Juan dan Starla bermain lagi di rumah Naren. Padahal mereka musuhan tidak ada satu bulan, tetapi rasanya seperti sudah bertahun-tahun tidak mengunjungi rumah Jamal.

"Om, bangga nggak sama anaknya?" Tanya Juan begitu Jamal duduk di sebelahnya. Jam sudah menunjukkan pukul tiga sore, jadi Jamal sudah pulang dari Cafe.

"Bukan bangga lagi, kalo patut mah udah Om buatin syukuran."

"Sumpah, Om, saya sebaga bestot nya aja bangga banget."

"Tante tuh pernah dengerin Podcast Maheza beberapa kali, dan Tante tuh langsung ngerasa kalo suara Eza ini mirip banget sama suara Naren," ujar Siti menimpali. "Cuma feeling Tante lebih ke, nggak mungkin itu Naren."

NARENDRA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang