22. Egois

5.3K 1.5K 1.7K
                                    

"Yang lo suka bakal kalah sama yang dia suka."

(Narendra Maheza)

Jangan lupa ternak babi!!

- Happy Reading -

•••
Juan belum selesai dengan keterkejutannya akan kabar Starla yang berpacaran dengan Agung, sekarang malah tambah terkejut karena tiba-tiba Naren sudah berdiri di sebelahnya.

"Ada apa, Ju?" Tanyanya.

"Hah?" Balasnya reflek.

Naren mengernyit bingung, bingung karena tingkah Juan, juga bingung melihat banyaknya siswa-siswi berlalu lalang di hadapannya.

"Ini rame-rame ada apa deh? Gempa bumi? Kok gue nggak ngerasa yah?"

"Ah bukan, itu mereka ngeliat bazar di lapangan," balas Juan berbohong.

"Emm, kita ke kantinnya lewat belakang aja yuk, Na, nggak usah lewat depan lapangan," ajaknya buru-buru.

"Jauh amat kudu muter dulu ke belakang. Lewat jalan biasa aja, sambil mampir dulu ke bazar, siapa tau ada trik sulap ala pesulap merah." Naren menaik-turunkan alisnya.

"Nggak ada sumpah, di lapangan pasti desek-desekan banget. Mending kita lewat belakang aja, nggak papa jauh yang penting nggak ketemu banyak orang." Juan masih tetap berusaha mencari cara agar Naren tidak perlu melewati lapangan yang nantinya akan membuat dia sakit hati.

Juan sendiri bingung, hanya karena Agung menembak Starla, kenapa beritanya harus seheboh ini? Apakah tidak ada berita lain yang lebih bermanfaat untuk di tonton?

Ia tahu bahwa Agung adalah anggota OSIS dan juga ketua ekskul teater, tetapi tidak habis thingking kalau kepopuleran si Agung sampai seluas ini.

Dan ia pikir, perasaan Starla ke Agung hanya main-main saja, karena perempuan itu memang hobi naksir orang random di jalanan. Tidak taunya hari ini mereka sampai berpacaran.

Kapan keduanya pdkt? Entahlah, Juan pusing sendiri memikirkannya.

"Loh Na, Ju, kok disini? Nggak ikut ke lapangan?" Tanya Alvin, cowok dari kelas X MIPA 3.

Juan melotot menatap Alvin, bermasud memberi kode agar laki-laki itu tidak melanjutkan pertanyaan yang sudah ia khawatirkan.

"Seru banget emang bazar bukunya?" Naren balik bertanya, membuat Juan semakin melotot dan berharap Alvin maksud dengan kodenya.

Namun, Alvin sama sekali tidak paham dengan kode-kode yang diberikan Juan. Ia pikir, Juan hanya sedang kelilipan atau sakit mata.

"Kok bazar buku sih? Itu di lapangan lagi rame Starla di tembak Agung," jelasnya membuat Juan menghela nafas panjang.

Naren sama sekali tak berekspresi apapun, ia diam saja sambil melirik Juan yang juga menampilkan wajah datarnya.

"Yaudah, gue duluan ya."

Juan hanya mengangguki perkataan Alvin, berbeda dengan Naren yang masih diam dengan keterkejutannya.

Naren menghela nafasnya kemudian tersenyum tipis, "ya udah yuk ke kantin, lewat jalan biasa aja," ajaknya membuat Juan mendongak.

"Sorry, Na. Gue nggak bisa bantu lo buat dapetin Starla," ujar Juan merasa bersalah.

"Nggak papa. Gue juga nggak bisa bantuin lo dalam hal apapun," balasnya.

"Bisa Na, dengan lo masih mau berteman sama gue, itu udah lebih dari cukup."

"Maaf Na, maaf karena justru gue yang ngelarang Starla buat suka sama lo." Sambungnya dalam hati.

NARENDRA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang