31. Selesai

11.5K 1.7K 557
                                    

Last! Mana babimu?!

- Happy Reading -

•••

Sama halnya dengan Starla, Juan pun terkejut bukan main membaca berita yang sedang ramai malam ini. Jantungnya terasa berhenti bedetak untuk beberapa saat. Fikirannya langsung tertuju pada kalimat terakhir yang ditulis situs berita yang ia baca.

"Korban merupakan anak dari pemilik cafe tersebut"

Juan tidak lupa siapa pemilik Cafe Jamal premium, tentu saja nama pemiliknya sama dengan nama Cafenya.

Ya, cafe itu milik Jamal Revandi, dan anak dari laki-laki itu hanya satu, yakni Narendra Maheza Akasha, tidak ada yang lain.

"Na, itu bukan lo kan?" Tangan Juan melemas, sampai ponselnya terjatuh begitu saja di lantai.

Sekujur tubuhnya gemetar, ia benar-benar tidak mau mendengar kabar kalau yang menjadi korban pembunuhan berencana itu adalah sahabatnya sendiri. Meskipun clue dari berita tersebut sudah sangat jelas, ia tetap tidak mau menerima kenyataan kalau memang Naren yang celaka.

"Gue masih nunggu lo ngasih kabar di Grup kalo lo udah sampe rumah. Gue yakin lo baik-baik aja! Lo udah janji!"

Tak lama kemudian, ponselnya yang tergeletak diatas lantai berbunyi, ada panggilan masuk dari Siti eonnie. Juan benar-benar takut mengangkat panggilan telefon itu. Ia tidak siap mendengar kabar buruk yang akan perempuan itu katakan.

Siti tidak hanya menghubunginya satu kali, tetapi berkali-kali. Dipanggilan yang ke-4, barulah Juan memberanikan diri untuk mengangkatnya.

"Assa—"

"Naren, Juan..."

Belum selesai ia mengucapkan salam, isak tangis perempuan di seberang sana membuat air matanya menetes juga.

Tubuh Juan meluruh di lantai, meskipun Tante Siti belum mengatakan apapun, tetapi ia sudah paham kemana arah pembicaraan perempuan itu.

"Naren udah sampai rumah kan, Tante? Tadi dia pulang sama Juan, dia baik-baik aja, dia bahkan masih ketawa-ketawa kaya biasanya."

Tangis Tante Siti di seberang sana semakin keras dan terdengar memilukan, Juan benar-benar tidak sanggup mendengarkannya.

"Naren masuk rumah sakit, dia yang jadi korban pembunuhan berencana di jalan tadi malem."

"Kondisi Naren kritis, Juan. Dia kehilangan banyak darah kareka luka tusukan di pinggangnya."

"Tante nggak tau harus gimana lagi, Tante takut Naren—"

"Naren pasti kuat, Tante. Juan kesana sekarang."

Dengan kondisinya yang berantakan, Juan memberanikan diri untuk cepat-cepat pergi ke rumah sakit terdekat untuk menemui Naren dan keluarganya. Ia tidak mau menyesal karena tidak ada di samping sahabatnya, disaat ia mengalami masa kritisnya.

Juan yakin, Naren pasti bisa melewati masa kritisnya.

Sepanjang perjalanan, ia terus berdoa sambil sesekali mengumpat pada pengendara lain yang mengganggu perjalanannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 06, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NARENDRA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang