Hinata Hinata, seorang gadis periang pecinta komik dan sangat tergila-gila pada sosok bernama Uchiha Sasuke yang merupakan penyanyi sekaligus aktor muda ternama di Jepang.
Sasuke yang namanya telah berkibar di dunia entertainment. Mulai dari menjadi model, direkrut menjadi bintang iklan sejak umur empat belas tahun. Memulai debutnya sebagai penyanyi solo di usia ke enam belas tahun dengan singel perdananya "Like Rainbow" yang langsung membawa namanya melejit bak roket di Jepang sebagai pendatang baru. Sasuke mulai merambah masuk ke dunia perfilman. Saat ini Pemuda itu telah menjadi salah satu aktor dengan bayaran termahal. Sasuke sendiri memiliki banyak penggemar. Terutama remaja putri seperti Hinata dan sahabatnya. Kedua gadis itu akan berteriak histeris saat melihat Sasuke muncul dengan gayanya yang meyakinkan. Apapun yang dipakai Sasuke akan segera diikuti. Gayanya akan menjadi acuan remaja. Style rambutnya merebak dari sekolah sampai mall.
"Hinata!" Suara cempreng seorang gadis remaja mengagetkan dirinya. Gadis itu berlari ke arah sahabatnya yang sedang menikmati es krim di kedai yang sudah menjadi tempat favorit mereka sejak SD.
Hinata menoleh sekilas, dua detik kemudian dia kembali sibuk pada kegiatannya semula. Gadis berambut indigo panjang sudah hafal sekali watak sahabatnya yang suka berteriak-teriak tidak jelas kemudian menjadi histeris seolah dia melakoni adegan syuting 'Derita Anak Tiri yang Disiksa Ibunya.' Belum lagi baju kebesaran karate yang masih melekat di tubuhnya. Astaga, rupanya Tenten belum mengganti bajunya.
Dengan masih ngos-ngosan gadis bercepol itu menghampiri meja Hinata, tanpa sungkan dia menyerobot segelas mineral hingga tandas. Wajahnya terlihat kesal sekali. Untunglah tidak ada pelanggan lain di sana, hanya Hinata seorang. Dia tidak peduli dirinya banjir keringat melihat baju putih itu basah.
"Kau ini kenapa, sih?" tanya Hinata heran.
"Kakekmu! Di mana?" Tenten tampak menggebu-gebu.
"Masih di Suna. Kenapa?" Hinata kembali menyendok es krim rasa stroberi dengan taburan cokelat kasar dan kacang almond.
"Karena cuma kakekmu yang bisa menghentikan seseorang yang sudah membatalkan konser Uchiha Sasuke besok sore!"
"Apa?!" Kali ini Hinata yang berteriak tak kalah histeris dari Tenten. "Orang gila mana yang berani membatalkan konser Pangeran Es kita?" Hinata kesal. Tak rela jika konser yang akan ditontonnya besok harus gagal. Padahal mereka sudah membeli tiket termahal agar bisa berada di deretan terdepan demi bertemu sang idola.
"Lalu kapan kakekmu pulang? Minta lakukan sesuatu agar Sasuke tetap bisa konser!"
Hinata manyun, dia mengaduk-ngaduk es krimnya yang mulai mencair kesal. "Mungkin besok."
Keduanya terdiam, seperti bunga yang layu. Kakek Hinata adalah seorang yang kaya raya. Lelaki tua itu sanggup melakukan apapun untuk cucu kesayangannya meski melakukan hal yang mustahil sekali pun. Tak banyak yang tahu jika Hinata adalah cucu seorang Hyuuga Hiroshi. Lelaki tua dengan harta yang tiada habis dan kekuasaan sangat besar. Pernah saat Hinata masih TK, cucunya itu demam hingga tidak bisa ikut rekreasi ke taman hiburan. Hinata tantrum seharian. Lalu Hiroshi memutuskan hal gila. Yaitu, menyewa taman bermain itu untuk Hinata hingga tertutup untuk umum. Entah berapa juta yen yang sudah dikuras dari dompet kelaki tua itu demi kebahagian cucu perempuannya.
Yang Hinata tahu, ibunya sudah meninggal sejak dia masih kecil. Lalu ayahnya menikah lagi dan Hinata memiliki seorang adik laki-laki yang usianya terpaut tiga tahun. Hinata sangat menyayangi adiknya meski sang kakek tak pernah merestui hubungan ayah dengan ibu tirinya itu. Ada satu rahasia yang sampai saat ini Hinata tidak pernah tahu bahwa ayahnya berselingkuh dengan seorang wanita yang kini menjadi ibu tirinya. Karena itulah sang kakek tak pernah merestui hubungan itu meski sudah lewat tiga belas tahun lamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] ✅ Oh, My Princess
Fanfiction🌹 Follow Author, ya 😄😄 🌹 Disclaimer : Masashi Kishimoto 🌹 Pairing : SasuHina #Repost 🌹🌹 Oh My Princess🌹🌹 Hinata tersenyum menatap tunangannya yang kini berdiri di hadapannya. Gadis itu menyerahkan sebuah kotak kaca berisi kupu-kupu c...