Sai membuka pintu klinik prakteknya, tidak biasanya ada pasien semalam ini, padahal dia sudah bersiap pulang. Bahkan rekan-rekannya sudah pulang lebih awal. Hanya dia seorang. Saat pintu dibuka, betapa kagetnya dirinya melihat Hinata yang menggigil kedinginan berdiri di depan pintu. "Astaga, Hime!" Sang dokter muda itu terlihat khawatir melihat Hinata dengan kondisi seperti itu. "Ayo masuk." Segera ditariknya tangan itu ke dalam klinik.
Hinata duduk diam di tempat tidur. Gadis pemilik lesung pipit di kedua pipinya itu tersenyum melihat pria bermata teduh terlihat repot karena ulahnya.
Sai memakaikan jaket tebal miliknya. Lalu memasak air untuk menghangatkan kaki gadis tersebut. Tidak lupa dia membuatkan gadis itu segelas susu coklat. "Ada apa?" Dia mengusap pipi itu pelan. Dingin.
Gadis itu menatap Sai. "Malam ini aku keluar tanpa pengawal. Aku mencari taxi lalu kemari. Ternyata aku bisa dan tidak tersesat."
"Kenapa tidak menelponku? Aku bisa menjemputmu jika ingin kemari. Apa kakekmu tahu?" Sai menatapnya khawatir.
"Dokter, bukan salahku, kan, jika aku dilahirkan bodoh?" tanyanya dengan mata yang mulai menganak sungai. Dia sesegukan. "Aku sudah berusaha dengan baik dalam belajar, tapi jika aku bodoh dan tidak cepat tanggap itu bukan salahku, kan? Aku sudah berusaha sebisa mungkin tapi dia membentakku lagi ... hikz ...." Dan butiran bening itu lolos satu persatu dari bola matanya yang indah.
Sai menghapus air mata itu, dia tersenyum. "Bagiku kau itu hebat. Tidak bisa dalam hal belajar, bukankah kau pintar merajut? Gadis zaman sekarang malas merajut tapi kau suka merajut, kan? Aku bahkan selalu memakai syal rajutanmu. Syal itu tak pernah aku pinjamkan pada orang. Tahu kenapa?"
Hinata menggeleng.
"Karena hadiah itu sangat spesial untukku. Aku tak mau membaginya dengan orang lain," pria itu membelai rambut indigo Hinata. "juga sangat spesial untukku. Bagiku kau tak tergantikan."
Air mata Hinata jatuh tak bisa dibendung lagi dan semakin deras. Gadis itu memeluk Sai lalu menangis sekerasnya.
Sai terdiam. 'Ya Tuhan ... kenapa dadaku ikut sesak saat melihatnya terluka. Aku tak bisa melihatnya seperti ini.' Pria murah senyum itu membelai rambut gadis kesayangannya. "Air mata tidak jelek untuk dikeluarkan. Terkadang menangis itu perlu untuk mengeluarkan beban." Dia membalas pelukan itu lalu membelai punggung Hinata. "Aku menyayangimu," bisiknya pelan.
________
Sasuke kembali mengigau dalam tidurnya. Dia memimpikan hal yang sama lagi. Ketika mendapat tekanan cukup besar, maka dirinya akan memimpikan hal tersebut. Saat dia kecil, Sasuke bertemu dengan gadis kecil yang begitu manis dan sekuntum mawar merah.
"Hikz ... hikz ..." Sosok Sasuke kecil menangis di luar ruangan operasi. Saat itu umurnya sekitar tujuh tahun. Anak lelaki itu menangis karena sang ayah sudah meninggal beberapa jam yang lalu. "Ayah jahat, padahal ayah janji akan mengajakku ke taman hiburan ... tapi kenapa ayah malah pergi ... hikz ...."
Mendadak di depannya ada sekuntum bunga. Mawar pink. Sasuke kecil mendongak. Dilihatnya anak perempuan yang usianya lebih muda darinya itu menyodorkan mawar padanya. Bibirnya tak lepas dari senyum hingga menunjukkan lesung pipit di kedua pipinya. Rambutnya pendek berwarna indigo dan poni yang menutupi dahinya. Sungguh imut dan cantik.
"Ini untukmu," ujar anak perempuan itu, "tapi sebagai gantinya kau berhenti menangis, ya?"
Bocah lelaki itu mengerutkan dahinya. "Aku tak butuh mawarmu. Aku tetap akan menangis! Memangnya siapa dirimu menyuruhku berhenti menangis?!" jawabnya ketus sekaligus kesal.
"Anak laki-laki, kok, cengeng? Kata Kakek anak laki-laki itu harus kuat seperti kesatria." Anak perempuan itu tetap gigih mau memberikan mawarnya.
"Memangnya kenapa kalau aku menangis? Ayahku meninggal mana mungkin aku tersenyum bodoh sepertimu!" raung Sasuke kecil kesal. Anak perempuan di depannya ini bodoh atau bagaimana, seenaknya saja menyuruhnya berhenti menangis di saat dia sedang berduka.

KAMU SEDANG MEMBACA
[END] ✅ Oh, My Princess
Fanfic🌹 Follow Author, ya 😄😄 🌹 Disclaimer : Masashi Kishimoto 🌹 Pairing : SasuHina #Repost 🌹🌹 Oh My Princess🌹🌹 Hinata tersenyum menatap tunangannya yang kini berdiri di hadapannya. Gadis itu menyerahkan sebuah kotak kaca berisi kupu-kupu c...