34. Pertengkaran Pasangan Muda

540 69 19
                                    

Pertengahan semester.

Hinata menunggu cemas di kamar mandi. Wajahnya tegang bukan main, dia mengusap-ngusap tangannya sejenak lalu kembali menggigit kukunya. Setelah cukup lama akhirnya dua garis berwarna merah itu muncul juga. Positif. Dirinya hamil!

Dia mengutuk Sasuke, bagaimana bisa dia sampai hamil? Padahal pemuda itu sudah berjanji tak akan membuatnya hamil hingga Hinata lulus nanti. Pantas saja akhir-akhir ini Hinata merasakan adanya perubahan di dalam tubuhnya. Itu dia karena hamil. Mati kau, Sasuke!

Hinata mendorong pintu kamar mandi dengan keras, keluar  dengan perasan campur aduk. Membanting daun pintu keras, tatapannya beralih pada sang pelaku yang masih tertidur di atas kasur. Dibangunkannya Sasuke yang sedang pulas tertidur itu dengan kasar. "Bangun! Ayo bangun kau, Uchiha Sasuke! Bangun!" jeritnya kalap juga frustrasi.

Sasuke membuka matanya yang terasa berat. Dia tak mengerti mengapa pagi indahnya terasa berisik. Sasuke pun bangun dan menatap Hinata. "Ini bukan hutan, kenapa kau berteriak-teriak seperti Tarzan?" omelnya sedikit kesal, padahal dia berencana akan tidur seharian mengingat semalam sudah meneguk minuman usai merayakan pesta. Bahkan kepalanya agak pusing akibat minum semalaman.

"Kau yang membuatku berubah menjadi Tarzan!" Dijambaknya rambut Sasuke dengan rasa kesal hingga suaminya berteriak kesakitan. Pemuda sembilan belas tahun yang tidak tahu apa-apa itu hanya bisa berteriak tatkala istrinya menjambak-jambak rambut pirangnya sambil mengomel tak jelas.

"Hinata, kau sudah gila?! Apa yang terjadi denganmu?!" bentaknya kesal berusaha menghindar amukan istrinya. Tidak biasanya sepagi ini sang istri marah-marah tak jelas.

Hinata tetap berang kali ini dia memukul-mukul tubuh Sasuke menggunakan bantal, sementara Sasuke yang masih bertelanjang dada itu dengan cepat menghindarinya.

"KAU KENAPA MEMUKULKU TANPA ALASAN?"

Wajah Hinata masih terlihat kesal. Dia bersiap kembali menyerang. Mata mutiara itu mulai berair.

Melihat keseriusan itu Sasuke berpikir dirinya sudah melakukan kesalahan, tapi apa? "Sayang ... aku salah apa? Kita bicara baik-baik, ya?"

Seketika Hinata melempar benda kecil persegi panjang itu ke arah Sasuke sementara tangannya sudah siap melempar bantal ke wajah suaminya nanti. Pemuda stoic itu menangkap benda kecil itu kemudian menatapnya. Dia melihat ada 2 garis merah yang menandakan kalau istrinya hamil. "Oh, kau hamil?" ucapnya tanpa sadar namun sedetik kemudian matanya melotot lalu berteriak. "KAU HA ... mil?" Sasuke mengecilkan suaranya kaget setengah mati. Dia menutup mulutnya yang kelewat syok.

Bagaimana bisa Hinata hamil? Padahal saat melakukannya dia sudah sangat hati-hati agar istrinya tidak hamil. Menggunakan kondom misalnya. Tapi ... suruh siapa sombong menantang Tuhan, menjanjikan Hinata tak akan hamil tapi faktanya sang istri tercinta hamil.

Mendadak Sasuke terduduk lemas. Kepalanya serasa ditindih ribuan ton baja. Menatap Hinata yang hendak menyerangnya kembali, dia langsung berdiri untuk menghindari amukannya. Sasuke mengerti kenapa Hinata semarah itu, karena istrinya masih harus bersekolah, tapi nyatanya dia malah membuat Hinata hamil duluan. "Sayang dengar ... itu ... di luar rencana ... sungguh ..." Sasuke memohon agar istrinya berhenti marah. Dia tersenyum bodoh yang malah membuat Hinata jadi berang.

Hinata tetap marah! Dia melompat ke arah suaminya, menindih tubuhnya kemudian kembali memukuli wajah Sasuke dengan bantalnya. "Kau bohong! Kau sudah berjanji tak akan membuatku hamil, tapi sekarang justru aku hamil!" Sekuat tenaga dia menghantam wajah Sasuke dengan bantal. "Aku, kan sudah berkali kali bilang padamu agar kau berhati-hati saat kau melakukan hal itu!"

[END] ✅ Oh, My PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang