Pernikahan Nadeshiko dan Kakashi berlangsung meriah, berbeda sekali dengan pernikahan Hinata dan Sasuke yang cenderung tertutup mengingat status mereka masih pelajar. Bahkan malam harinya pesta besarpun diadakan di kediaman istana.
"Sasuke, cukup! Nanti kau mabuk, jangan menantang pangeran Toneri minum," Peringat Mikoto saat melihat putranya meneguk minuman beralkohol itu. Meski berstatus seorang calon putra mahkota, Toneri rupanya gemar minum. Buktinya sudah habis sebotol wine dia masih santai saja, tapi tidak dengan Sasuke yang baru meneguk segelas kecil sudah mulai melayang-layang dan tersenyum sendiri.
Melihat hal itu Hinata mengomel kesal. Dia tak suka Sasuke mabuk. Bahkan acara belum selesai mereka terpaksa pulang melihat keadaan si bungsu Uchiha yang mulai kacau. Selama diperjalanan Sasuke meracau tak jelas membuat sekretaris kerajaan cemas. Might Guy menatap Sasuke tak percaya. Hingga akhirnya mereka sampai di rumahnya. Sekertaris berumur itu undur diri usai memapah Sasuke ke kamar mereka.
"Nona Hinata, gunakan stund gun yang diberikan Ibu Anda jika dia macam-macam pada Nona nanti," ujarnya khawatir.
Hinata yang polos itu hanya mengangguk. "Anda tak perlu secemas itu, Paman Guy."
Usai mengantar ayah Tenten itu keluar, Hinata melihat suaminya tidur di kasurnya. Dia memasuki kamar mandinya tak lama setelahnya keluar dengan memakai handuk putihnya. Tubuhnya segar habis mandi. Saat dia akan mengambil pakaiannya mendadak dari belakang tubuhnya ada yang memeluknya erat. Hinata sudah tidak kaget siapa lagi pelakunya jika bukan Sasuke yang melakukannya. Dagu pemuda itu kini berada di pundaknya. Sasuke terlihat sangat senang."Mau melakukan dengan senang hati atau kupaksa?" bisiknya menggoda.
Hinata menghela napas, dia melepaskan tangan Sasuke dari pinggangnya, "Uchiha Sasuke, jangan genit begitu, aku mau tidur. Besok aku ujian matematika." Dengan tanpa dosa Hinata meninggalkan Sasuke yang masih menatapnya aneh.
Pemuda itu tersenyum menyerigai, matanya bahkan juga ikut tersenyum layaknya serigala yang menemukan mangsa. Dia menjilat bibir bawahnya. Sasuke sungguh menakutkan.
"Tapi aku ingin membuat anak, Hinata."
🌹🌹🌹🌹🌹🌹
"Aku mencintaimu."
Sai terdiam saat Sakura menghadangnya menuju kliniknya. Dia menatapnya datar. "Aku sudah bertunangan dengan ...,"
"... hentikan, dokter Sai! Aku tak sengaja melihatmu bersama tunanganmu saat itu. Hubungan kalian sudah berakhir, kan?"
Ditatapnya wajah Sakura datar. "Aku tak bisa mencintaimu, Haruno Sakura. Tak akan pernah bisa," tekannya datar.
Air mata gadis gulali itu turun. "Kenapa kau tak bisa mencintaiku seperti halnya aku mencintaimu? Apa karena Hinata?"
"Bukan, tak ada hubungannya dengan Hinata."
"Lalu apa?" jerit Sakura tak tahan.
"Karena Ayahmu adalah Ayah adikku."
Sakura menutup mulutnya kaget mendengar pengakuan itu.
"Ayahmu mencampakkan ibu Shin karena tahu Shin terlahir tak normal. Bagaimana bisa aku mencintaimu jika ayahmulah sumber penderitaan wanita yang sudah membesarku?" tekan Sai datar. "Ibu Shin adalah ibuku juga meski aku tidak lahir dari rahimnya. Aku selalu menganggapmu adik. Tidak lebih. Maafkan aku." Usai berkata seperti itu Sai berlalu pergi.
Dari jauh Celestino memperhatikan mereka, dia tahu kalau tadi Sai menolaknya tegas hingga gadis yang ditolaknya tadi menangis. Beberapa hari ini putri Spanyol itu selalu mengikuti Sai, hal itu dikarenakan dia tak bisa menemui Naruto. Celestino berpikir kalau Naruto bersama dokter itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
[END] ✅ Oh, My Princess
Fanfiction🌹 Follow Author, ya 😄😄 🌹 Disclaimer : Masashi Kishimoto 🌹 Pairing : SasuHina #Repost 🌹🌹 Oh My Princess🌹🌹 Hinata tersenyum menatap tunangannya yang kini berdiri di hadapannya. Gadis itu menyerahkan sebuah kotak kaca berisi kupu-kupu c...