[END] ✅ Oh, My Princess

13. Naruto si Mantan

Ini memang bukan pertama kalinya Hinata memasuki SMA Konoha. Hari ini dia resmi menjadi siswi kelas 1 di SMA Konoha tersebut. Dia tersenyum sendiri. Sekolah besar dan mewah yang juga mencakup sekolah menengah pertama. Dia berada satu area bersama Neji yang juga resmi sebagai siswa kelas 1 SMA tapi beda kelas.

'Pokoknya jangan sampai seisi sekolah tahu kita bersaudara!' Itu pesan Neji tadi yang masih terngiang di telinga Hinata.

Gadis pecinta es kim cokelat itu menelusuri sekolah itu sendiri. Bukan cuma Neji, tapi Sasuke juga memperingatinya agar dia bersikap acuh tak acuh jika bertemu nanti seolah mereka tidak kenal. Dia melihat Sasuke duduk berdua dengan Sakura. Si bungsu Uchiha itu memandang tunangannya dari jauh meski dirinya sekarang bermesraan dengan sang kekasih.

Sedangkan Hinata? Gadis itu indigo itu tak peduli Sasuke bermesraan dengan Sakura, bahkan dengan Kodok pun sekalipun dia tak peduli. Hinata takut dibentak lagi seperti dulu jika menyapa Sasuke. Lebih baik dia pura-pura tidak kenal pada Sasuke. Karena itulah dia lebih suka menuju kantin untuk membeli es krim.

Tiba-tiba sekolah itu jadi gempar gara-gara kehadiran seorang pemuda super tampan, yaitu seorang murid baru pindahan dari luar negeri.

"Wah, lihat dia sangat tampan!"

"Ya Tuhan, dia masuk di kelas berapa?"

"Aku berharap bisa sekelas dengannya." Rentetan pujian itu terus saja mengalir dari mulut para siswi itu.

Beberapa siswa laki-laki yang melihat pemuda itu sebal karena pacar mereka tak berkedip menatapnya.

Sosok pemuda berkulit tan. Bermata secerah biru langit dan rambut pirang secerah mentari itu tersenyum tatkala matanya mendapati orang yang dikenalnya dengan cuek menjilati es krim sambil berdiri di depan kelas barunya. Ya, sosok bodoh itu ... dia sangat akrab dengannya dulu saat mereka masih SD. Saking akrabnya mereka sampai suka bertengkar mirip pasangan suami istri.

Pemuda itu berjalan ke arah Hinata lalu ... greb! Dia memeluk gadis itu dari belakang. Sambil tersenyum manis dia mengeratkan pelukannya. Dagunya menempel pada pundak Hinata kemudian berbisik, "hm ... aku rindu sekali padamu, Himeku. My Princess."

Beberapa gadis langsung menatap tak percaya pada adegan itu. Pandangan mereka langsung tertuju pada sosok gadis mungil yang berhenti memakan es krimnya itu.

Hinata tak menoleh ke asal suara itu, dia terdiam syok. 'Suara ini ... bau khas ini... aku kenal dia.' Tubuh Hinata gemetar. Bolehkah dia pingsan sekarang?

Pemuda itu melepas pelukannya dan tersenyum hangat lalu membalikkan tubuh Hinata hingga mereka bertatapan. "Kau lupa padaku?" tanyanya dengan sudut bibir terangkat. Matanya tak mau lepas menatap mata bulan Hinata. "Kau tetap tak berubah, ya. Suka es krim cokelat." Diambilnya es krim coklat itu lalu dijilatinya sementara matanya masih lekat menatap Hinata yang terkejut. Kedua alisnya bergerak naik turun seolah menggoda gadis di depannya.

Sasuke hampir berdiri melihat hal itu tapi dia urungkan. 'Apa-apaan dia, menggoda Hinata. Sok keren'. Sang aktor mencebik dongkol.

Hinata terdiam lama, bukannya dia lupa pada sosok di depannya ini. Tapi jika boleh membuat daftar orang yang paling tidak ingin ditemuinya di dunia nama itu adalah Uzumaki Naruto, tapi rupanya teman kecilnya ini sudah ada di depannya. "Na-Naru ...?" ucapnya susah.

Remaja yang dipanggil Naru itu tertawa keras. "Tingtong! Tepat sekali!" Dicubitnya pipi Hinata gemas.

Bukannya tersenyum Hinata malah menendang tulang kering pada kaki Naruto kesal hingga membuat dia berteriak kesakitan.

"Hime! Kau masih saja temperamen seperti adikmu itu, ya?" ujarnya sambil menahan sakit di tulang keringnya.

Sasuke tertawa dalam hati. Mulutnya tanpa sadar membentuk senyuman indah di wajah tampannya. Tampan? Ya, karena wajahnya sudah kembali tampan dengan segala bentuk obat dan perawatan. Gara-gara pukulan Neji waktu itu yang meninggalkan lebam dan membuat wajah Sasuke berbeda.