21. Aku Melepasmu, Sasuke

929 120 38
                                    

Hinata melepas cincin pertunangannya dengan Sasuke. Dia baru selesai mandi. Mendadak air matanya turun. Gadis itu tidak kuat menahan beban yang ditahannya. Yang bisa dilakukannya saat ini hanya menangis sejadi-jadinya. Tergugu sendirian.

Tadi pagi dia tak sengaja mendengar pertengkaran Sasuke dengan Mikoto di basment saat hendak ke apartemen tunangannya itu. Dia melihat pemuda bermata sehitam arang tersebut marah-marah pada ibunya karena soal pertunangan. Sasuke ngotot ingin membatalkan pertunangannya. Hinata ingat ekspresi dingin pemuda itu saat mengucapkan satu kata yang akan dia ingat seumur hidupnya.

"Ibu kau sudah gila? Mau mengumumkan pertunanganku di acara itu?"

"Semua orang perlu tahu."

"Tidak! Aku bahkan ingin mengakhiri pertunangan bodoh ini!"

"Apa kau bilang?" Mikoto menatap putranya tak percaya. "Sasuke, kau pikir pertunanganmu dengan Hinata itu main-main? Itu atas perintah mendiang Kaisar Hagoromo."

"Aku tak peduli. Sejak awal aku tak pernah menginginkan pertunangan itu. Kenapa di antara semua laki-laki dan orang itu harus aku?" Sasuke tak kalah marahnya pada ibunya. "Aku tak menginginkan gelar pangeran. Berikan saja gelar itu pada yang lain. Ibu boleh mengatur semua tentang hidupku tapi tidak dengan wanita yang akan mendampingiku kelak. Aku akan memilih pasanganku sendiri. Hanya itu keinginanku. Bisakah ibu mengabulkannya?" tuntut Sasuke.

"Lalu bagaimana dengan Hinata? Apa kau tak punya perasaan apapun padanya?" Mikoto bertanya dengan raut wajah sendu.

"Aku hanya mencintai Sakura. Aku tak pernah mencintai Hinata atau gadis mana pun. Bagiku gadis bodoh dan lemah itu hanya seperti mainan yang mengisi hari kosongku."

Plak!

Sasuke terdiam tatkala tangan wanita yang paling dicintai untuk pertama kalinya mendarat di pipinya. Sakit. Pipi Sasuke merah. Ada bekas tamparan di pipi pemuda itu, dan semua karena Hinata!

Mikoto mengangguk pelan. "Baguslah jika kau jujur. Sebelum jauh hubungan ini, Ibu akan memutuskan sendiri pertunangan kalian. Bersabarlah untuk beberapa hari saja," ucapnya datar. "Ibu hanya tak rela kau terluka jika kau salah memilih pasangan hidupmu. Tapi ibu lebih tak rela jika kau hanya menjadikan anak orang sebagai mainan. Ingat, Sasuke. Ibumu ini juga wanita." Mikoto tersenyum pahit. "Hinata terlalu bagus untuk seorang sepertimu." Wanita cantik itu bergegas pergi meninggalkan Sasuke sendiri.

Hinata kembali pada kehidupan nyatanya. "Jadi kau hanya menganggapku mainan?" ucapnya lirih. Dia tersenyum pelan. "Kau yang bodoh Hinata. Sejak awal dia tak pernah jatuh hati padamu." Merasa bodoh karena memikirkan cintanya yang bertepuk sebelah tangan. "Aku yang akan mengakhiri pertunangan ini, Sasuke. Malam ini." Hinata mengusap air matanya.

Dia menatap cermin. "Selama ini aku selalu berpikir menggunakan hatiku agar perkataanku tak melukai orang lain. Tapi mulai sekarang aku akan berpikir dengan otakku agar aku tak bisa kau sakiti lagi. Hapus nama Uchiha Sasuke dari kehidupanmu." tekadnya.

"Sayang, sudah waktunya." Nadeshiko mengajak putrinya untuk didandani. Malam pembalasan untuk Sasuke.

🌹🌹🌹🌹🌹🌹


Naruto menyenggol lengan Sai yang malah membuat dokter muda itu merinding. "Bisakah kau tak sedekat ini? Jangan jadikan aku sasaranmu! Aku masih normal!" kata Sai sambil menjaga jarak takut.

[END] ✅ Oh, My PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang