Kerkel

642 102 1
                                    

Di Minggu pertama Minji bersekolah, sudah dibentuk kelompok untuk mata pelajaran seni budaya. Entah kebetulan atau memang ditakdir kan, Minji dan Haerin berada dikelompok yang sama. Dalam kelompok Minji selain Haerin, ada Eunchae, Garam, dan Kyujin. Mereka memiliki tugas untuk meng-cover lagu dalam waktu seminggu terhitung dari hari Jumat minggu ini hingga Jumat minggu depan.

"Latihan nya di rumah Haerin aja, mau?"Usul Eunchae, Eunchae menatap Haerin seolah meminta izin agar rumah nya dapat dipakai untuk berlatih. 

"Boleh, kok. Mau?" Yang lain nya mengangguk.

"Tapi gue gak tau rumah lo dimana, Rin" Haerin tampak berpikir dengan pernyataan dari Kyujin, Haerin menolehkan kepalanya menengok Minji yang tampak tidak peduli dengan hal yang sedari tadi mereka bahas.

"Nanti kerumah gue nya bareng Minji aja, ya Minji?" Minji yang sedang menggambar dimeja itu mendongak mendengar nama nya disebut dan terheran-heran melihat teman-teman nya memandang nya.

"hah?" bingung Minji. Haerin menghela nafas nya, sudah menjadi kebiasaan Minji yang suka tidak menyimak pembicaraan orang.

"mereka kan belum pada tau rumah gue dimana. Ntar lo jemput mereka satu-satu, terus kerumah gue nya bareng-bareng" Minji mengangguk malas, karena bensin nya pasti akan berkurang banyak jika harus menjemput mereka bergantian. Ia sedikit menyesal karena sudah mengetahui letak rumah sebagian teman kelas nya. Mereka pun memutuskan untuk berlatih di hari Sabtu dan Minggu untuk minggu ini.

~®®®~

Pada pukul 7 malam, Minji dan yang lain nya sudah dalam perjalanan menuju rumah Haerin, Minji membonceng Kyujin yang membawa gitar dan Eunchae yang membonceng Garam. 

"Telpon Haerin, dong! Biar gak usah nunggu dia keluar lagi!" Teriak Minji agar Kyujin dapat mendengar jelas apa yang Minji ucapkan, Kyujin segera menelpon Haerin walaupun agak kesusahan.

Tidak sampai lima menit, Minji dan lain nya sudah tiba di depan rumah Haerin. Terlihat Haerin sedang berjongkok menunggu didepan rumah nya sambil memainkan handphone nya. Minji tersenyum tipis melihat nya, itu sangat imut pikirnya.

"Ayo, masuk" Ajak Haerin

"Disini aja, deh. Nanti ganggu orang rumah lo" tolak Garam, Haerin mengangguk. Mereka memutuskan untuk berlatih diteras rumah Haerin yang cukup luas.

Mereka memulai latihan nya, mereka akan mengcover lagu dari Adhitia Sofyan yang berjudul 'Sesuatu di Jogja'. Dengan Minji yang memainkan gitar milik nya dan Eunchae yang juga ikut memainkan gitar milik Haerin. Minji terpukau mendengar suara Haerin walaupun sudah berkali-kali ia mendengar suara Haerin ketika bernyanyi.

Sudah setengah jam lebih mereka berlatih, tiba-tiba ada sebuah mobil yang berhenti didepan rumah Haerin. Haerin segera menghampiri mobil tersebut, dan turun lah wanita paruh baya dari mobil tersebut yang tersenyum kemudian memeluk Haerin.

Minji memicingkan mata nya melihat gadis yang turun menyusul wanita paruh baya tadi, Minji sedikit kaget dengan gadis tersebut. Kyujin dan Garam berinisiatif untuk menghampiri Haerin untuk membantu nya mengangkat barang-barang yang dibawa oleh wanita dan gadis tadi, Minji yang terlihat melamun ditarik oleh Eunchae untuk ikut menghampiri Haerin juga.

"Itu tadi Tante lo?" Tanya Eunchae dengan gelas berisi sirup rasa jeruk yang tadi dibuat oleh Haerin dan sepupu nya. Haerin yang sedang berdiri membawa nampan berisi makanan yang dibawakan oleh Tante-nya itu mengangguk, kemudian menaruh nya di meja yang berada diteras rumah nya. 

Mereka melanjutkan latihan mereka hingga pukul 9 malam, lalu pulang kerumah masing-masing, namun tidak dengan Minji. Setelah mengantar Kyujin pulang, Minji kembali kerumah Haerin untuk mengantar Haerin membeli tabung gas. Haerin tidak enak dengan Minji karena telah membuat nya bolak-balik mengantar Kyujin dan membuat Minji pulang lebih lama dari yang sudah mereka tentukan. Namun Minji terlihat senang karena ia bisa mengobrol berdua dengan Haerin.

"itu yang cewek tadi namanya Kak Hanni, kan?" tanya Minji yang fokus mengendarai motor. Haerin mengangguk tersenyum, dapat Minji lihat dari kaca spion nya. Haerin bingung karena Minji mengetahui nama sepupunya itu, namun ia tak acuh.

"Sepupu lo berarti, kan?"

"Iya, kenapa? Suka?" Minji tampak berpikir.

"nggak ah! Suka lo ja, yang lain gak mau" Haerin sedikit terkejut dengan penuturan Minji, namun Haerin menganggap Minji hanya bercanda dengan apa yang ia ucapkan. Membutuhkan waktu yang lama untuk menemukan warung yang masih menyediakan tabung gas, dan itu malah semakin membuat Minji senang.

"Hati-hati, berat itu" Kata Minji dari motor nya melihat Haerin mengangkat tabung gas berwarna hijau yang sebenarnya dikhususkan untuk masyarakat yang tidak mampu. Minji turun dari motor nya, ia mengambil alih gas tersebut dari tangan Minji.

"Ayo gue bawain sampe kedalam" 

"Gak usah, gue aja yang bawa" Haerin ingin mengambil kembali gas tersebut tetapi tidak bisa karena ditahan oleh Minji.

"Ayo buru, berat nih" Haerin pun mengantar Minji kedapur rumah nya. Minji bertemu dengan ibu Haerin, ibu Haerin meminta tolong Minji untuk memasangkan gas tersebut karena tidak ada orang rumah yang pandai memasang nya.

'untung gue bisa masang nya' Batin Minji.

Setelah memasang tabung gas, Minji diajak untuk berbincang sedikit dengan ibu dan tante Haerin.

"lo gak dicariin sama orang tua lo?"Tanya Herin khawatir, Minji menggelengkan kepala nya.

"beneran ini?" 

"Iya, Haerin" Ibu dan Ayah Minji sudah bercerai. Ayah nya selalu pulang tengah malam, sedangkan ibu nya berada diluar kota. Lalu, adik nya yang setahun lebih muda dari nya itu bersekolah di asrama yang pulang nya enam bulan sekali. Jadi siapa yang akan mencari nya?

Tepat jam 10 malam, Minji berpamitan dengan ibu dan tante Haerin. Saat hendak berpamitan dengan Hanni, Minji terdiam sebentar mengamati Hanni. Hanni menatap Minji aneh, membuat Hanni pergi ke kamar Haerin dan melewatkan Minji yang ingin berpamitan dengan Hanni. Minji terlihat tidak peduli dan bergegas pergi dari rumah Haerin, ia lapar karena sudah seharian ia belum memakan nasi.

"Minji baik ya, Rin" Ucap ibu Haerin mengingat Minji yang sudah membantu dan bersikap baik dengan nya. Haerin tersenyum dan mengangguk, lalu ia pun segera memasuki kamar nya yang sudah dihuni oleh kakak sepupunya.

"Tadi itu temen lo, dek?" Tanya Hanni yang sudah merebahkan badannya dikasur bersiap untuk tidur.

"Iya, temen dari SMP. Kakak kenal?" tanya Haerin mengingat bahwa Minji mengetahui nama kakak sepupu nya itu. Hanni menggelengkan kepala nya

"Kakak cuma tau nama nya. Minji kan, ya?" Haerin mengangguk

"Kok bisa tau?" Hanni pun bercerita tentang Danielle yang memberikan coklat lewat Minji saat mereka MPLS. Haerin pun mengangguk paham mengapa mereka bisa saling mengetahui nama mereka.

Minji berada dikedai Nasi, Minji  sangat senang bisa mengobrol dengan ibu Haerin. Tetapi ketika Minji mengingat Hanni yang malah masuk kekamar membuat Minji kesal karena merasa diabaikan.

"Hanni.." 

Kakak!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang