Liz sedikit kesal dengan Hanni yang selalu memprioritaskan kekasihnya itu, apalagi dengan respon yang dia dapat dari Hanni kemarin. Memang Liz salah karena meremehkan apa yang terjadi dengan kekasih sahabat nya itu, tapi ya bagaimana lagi.
"Liz"
"hmm" deheman itu terdengar samar oleh Hanni.
"Liz" panggil Hanni kembali
"hmm" Liz mengeraskan deheman nya.
"Liz!"
"Apa sialan?! ih, kesel gue" Hanni tersenyum puas, ia suka sekali melihat wajah Liz jika sedang marah.
"Lo marah sama gue?" tanya Hanni mendekat kan wajah nya didepan wajah Liz, Liz memundurkan wajahnya dengan alis yang menukik.
"gak" Liz membuka handphone nya, mengalihkan perhatian nya.
"hm? serius?" ucap Hanni semakin mendekat kan wajahnya kembali didepan Liz.
"nggak anj, gue gak marah" Liz mendengus sebal, Hanni terkekeh.
"walaupun Dani cowo gua, lo tetep jadi cewe gue kok" Liz menatap Hanni datar.
"apasih anj, gak jelas lo" Hanni mengerjapkan matanya agar terlihat imut dan lucu, Liz mual melihatnya dan mengeluarkan ekspresi yang tidak sedap untuk dilihat.
"Haha, lebih sweet lo sama si Liz daripada sama si Dani" Wonyoung tertawa, sangat lucu menurut nya melihat Hanni dan Liz jika sudah bertengkar.
"ya nama nya juga cewe gue, ya kan Liz" Hanni mengalungkan tangannya ke leher Liz dan mencoba mencium pipi Liz dari samping, sedang Liz mencoba memberontak.
"apasih anj, geli gue, sumpah" Liz menjetikan jarinya ke bibir Hanni yang sudah sengat dekat dengan pipinya.
"Sullyoon mana, ya?" Hanni pun menyudahi menganggu Liz, Hanni mengernyit kan alisnya.
"Gue kira sama lo" Wonyoung menggeleng
"Diculik om-om naspad mungkin" Wonyoung menggeplak pelan kepala Liz dari belakang.
"Weh, anjir Lo" Liz memegangi kepalanya.
~®®®~
Minji melihat pergerakan Hanni dari jendela tempat duduk nya, lucu pikirnya ketika melihat interaksi itu
Minji kemudian melihat Haerin yang duduk didepan nya sambil bersenda gurau dengan teman sebangku nya, Leeseo.
'kapan ya si Haerin jadi cewe gue' Batin Minji melihat Haerin yang semakin hari semakin cantik.
Kyujin datang bertanya tentang latihan menyanyi mereka kepada Haerin.
Minji sedikit sebal, karena jarak antara Kyujin dan Haerin sangat lah dekat. Minji mengalihkan kembali perhatian nya keseberang, memperhatikan kakak kelas nya itu.
"Rin, nanti pulang bareng gue, yuk" ajak Kyujin. Perhatian Minji teralihkan, ia memelototi Kyujin dari belakang tanpa disadari. Minji tidak sabar dengan jawaban Haerin, ia berharap Haerin menolak nya.
"emm, gak deh. Nanti ada sepupu jauh gue mau jemput gue, lain kali ya" Kyujin sedikit kecewa, berbeda dengan Minji yang senang dengan jawaban Haerin.
~®®®~
Hanni duduk dihalte bis, ia bingung memilih untuk naik ojek atau naik bis.
"bis atau ojek, ya? nunggu bus lama, naik ojek kemahalan" Hanni sebenarnya ingin menaiki ojek, namun mengingat ia hendak menjenguk Danielle kembali berhubung Danielle masih sakit.
"Kakak!" Hanni menoleh kearah sumber suara, ia melihat pemuda yang menaiki motor besarnya.
"Minji!" balas Hanni riang, tidak dipungkiri, Hanni berharap Minji kembali menawarkan tumpangan untuk nya.
"belum pulang? ikut Minji lagi, yok" ajak Minji, Hanni senang dalam hati nya.
"emm, gak papa? ngerepotin nanti, gak deh" Hanni sok menolak
"ikut yok, gak ngerepotin kok. Sekalian ada yang Minji mau tanya" Hanni pun menerima ajakan Minji, ia segera menaiki motor Minji.
"Haerin masih suka coklat gak, ya?" tanya Minji fokus membawa motor dengan cukup laju
"hah?" Hanni tidak mendengar apa yang di ucapkan oleh Minji
"Haerin masih suka coklat gak?" Minji sedikit mengeraskan suaranya, namun Hanni masih tidak mendengar.
"apa!?" teriak Hanni, Minji mendengus sebal dalam hati nya
"Haerin masih suka coklat?!" Minji pun mengeraskan suaranya dan melambatkan motornya. Minji berharap itu tidak terdengar seperti membentak Hanni. Hanni masih mencerna ucapan Minji, namun seperkian detik kemudian ia paham apa yang ditanyakan oleh Minji.
"masih suka kok, kemarin dia beli coklat, tapi malah jatuh ke parit, kesenggol kucing oyen. Sedih banget muka nya" Hanni bercerita dengan pas ditelinga Minji, Minji sedikit terkekeh membayangkan wajah Haerin.
Tidak butuh waktu lama, Minji sudah tiba didepan rumah Hanni.
"Makasih ya, Ji" Minji mengangkat tangan nya membentuk tanda 'oke' pada jari nya.
"mau mampir dulu? minum dulu gitu?" Minji sebenarnya haus, tapi ia melihat lelaki yang seperti sedang mengintip di jendela membuat nya mengurungkan niatnya.
"itu bapak nya kak Hanni, ya? hehe" Tanya Minji menunduk membuang muka menghindari tatapan dari lelaki tadi. Hanni menoleh kan kepalanya kebelakang, mencari lelaki yang di maksud Minji.
"Itu abangnya Kakak, haha. Baik kok" Minji tersenyum kikuk mendengar balasan dari Hanni.
"Yaudah, Minji pulang ya"
"Loh, gak mau minum?" Minji menggeleng
"Yaudah, hati-hati ya, makasih juga" Lanjut Hanni, Minji mengangguk lalu menjalankan motor nya.
Cklekk
"laku keras ya, lo" Hanni terperanjat kaget mendengar ocehan dari abang nya, Jake.
"bikin kaget aja lo" Hanni mendorong lengan Abang nya pelan.
"sapa tuh yang tadi? si Dani kemana? selingkuh ya lo?" Hanni memutar bola matanya malas atas pertanyaan abang nya ini.
"adek kelas gue, si Dani sakit, gak bisa antar, dan gue gak selingkuh. Bye!" Hanni menutup pintu kamar nya keras. Jake menaikan alis nya bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kakak!
Teen Fiction"Kakak nya cantik. Jadi pacar aku aja, yok!" Minji tau si dia udah jadi pacar orang, dan Minji pun menyukai dan menyayangi teman nya. warn: genderswitch, bahasa kasar