Jauh

417 43 12
                                    

Sudah beberapa bulan dilewati, namun Hanni masih selalu berharap agar Danielle mau mengajak nya menjalin hubungan kembali, setidaknya ia tahu mengapa Danielle memutuskan hubungannya.

"Haerin, besok aku kayak nya gak bisa nganter kamu lomba deh" sudah dipastikan Haerin penasaran, kira-kira apa kata yang akan dilontarkan oleh Minji sebagai alasan.

"aku disuruh anterin kak Hanni belanja sama mama nya" jujur Minji, Haerin mengangguk paham. Akhir-akhir ini keluarga Hanni sedikit lebih dekat dengan Minji, ia tak tahu mengapa.

"iya, lagian aku nanti dianter anak OSIS"
oke, Haerin mungkin akan berbohong sedikit jika ia tidak berhasil mendapatkan tumpangan dari anak OSIS.

"cewek?" tanya Minji memastikan, Haerin memberi jeda yang cukup lama.

"cewek" kali ini Haerin sangat merutuki kebodohan nya, bagaimana bisa ia harus berbohong dengan orang yang ia sayangi. Sepertinya kali ini Haerin harus mengeluarkan energi ekstra agar mendapatkan tumpangan dari teman perempuan nya.

Sudah tiba hari dimana Haerin akan lomba, dan beruntung nya juga ia kemarin mendapatkan tumpangan oleh Jihan. Sepertinya Minji dan Hanni juga sudah pergi ke pasar, sedikit sedih dirinya tidak mendapatkan dukungan oleh orang tersayang nya.

Kini Haerin menunggu Jihan di lobi sekolah, sangat sepi karena ini hari libur. Suara langkah kaki terdengar dari arah parkiran, mungkin saja itu Jihan. Dan ternyata salah, itu bukan Jihan.

"Haerin, nunggu Jihan ya?" tanya Danielle, Haerin hanya mengangguk sebagai tanggapan.

"Jihan nya gak bisa nganter lo, motor nya rusak"

"jadi gue gimana?"

"ya sama gue" Haerin terdiam, otak nya berusaha untuk berpikir keras.

"ayo" Haerin masih berpikir, ia melirik wajah datar Danielle yang terlihat menyebalkan.

"yang lain gak ada? anak osis yang cewek?" Danielle hanya menggeleng,

"mau gak? tinggal lo yang disekolah ini, lagian gue disuruh sama Bu Dahyun" tidak ada pilihan lain,  Haerin pun terpaksa mengikuti Danielle, sudah cukup untuk berbincang-bincang nya, lagian tempat lomba dengan pasar yang dituju oleh Minji berlawanan arah.

"oh ya, Abang nya Jihan kecelakaan, makanya motor nya rusak" itu adalah kalimat terakhir yang keluar di antara mereka berdua selama perjalanan.

tibalah ditempat perlombaan, hawa yang sangat mencekam bagi Haerin, terlihat banyak orang yang memiliki kemampuan yang sangat luar biasa, tidak dipungkiri, Haerin merasa terintimidasi.

"Haerin.." ia menoleh ketika nama nya dipanggil,

"semangat, percaya diri, jangan takut!" ucap Danielle tersenyum cerah, tampak berbeda saat ia mengantar Haerin tadi.
Tentu nya sudut bibir Haerin tersenyum walau nampaknya ia tidak ingin terlihat tersenyum.

Ini adalah lomba cerdas cermat yang kedua kali nya bersaing dengan sekolah lain. Rasa gugup ini mungkin lebih teratasi dari sebelumnya, namun tentu saja merasa hampa tanpa dilihat langsung oleh kekasih nya. Walaupun begitu, ternyata lomba kali ini lebih baik, dimana mereka mendapatkan kejuaraan dari sebelumnya.

Disisi lain, Minji terlihat kerepotan dengan barang belanjaan yang sudah sangat penuh di kedua tangannya, ia sudah dua kali bolak-balik dari parkiran menuju kedalam pasar untuk menyimpan barang yang sudah di beli.

Minji menatap bahu sempit Hanni dari belakang, ia terpaku dengan sosok didepan nya yang entah kenapa semakin hari semakin terlihat cantik baginya. Terbawa suasana oleh riuh nya pasar, terlintas dipikiran nya jika seandainya ia dan Hanni sudah menikah mungkin akan seperti ini jadi nya. Tanpa ia sadari, ia tersenyum kecil membayangkan betapa lucu nya kehidupan nya itu.

"Minji, mau es gak? pasti capek kan? ayo, kakak traktir" Minji hanya terdiam, dan mengangguk kecil. Tapi jika seperti ini, rasanya ia ingin mempunyai kakak.





Walach-walach saia jadi lupa alur nya bagaimana ini😅😅

ada yang mw rikues ending nya tah??
mmf, saia jd tdk serius begini, maaf teman


Kakak!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang