Persiapan

324 49 4
                                    

Seminggu lagi acara 17-an akan diselenggarakan, sudah terlihat banyak anak osis yang sibuk untuk rapat mempersiapkan acara tersebut agar berjalan dengan apa yang diharapkan. Anak-anak perwakilan dari eskul juga sudah mulai berlatih untuk pentas seni di acara itu, termasuk Hanni dan Haerin.

"besok kita latihan lagi disekolah, nanti juga kita latihan di rumah Haerin. Minji bisa kan?" Minji juga ternyata diikut sertakan oleh Hanni untuk menjadi pengiring mereka yaitu dengan memainkan alat musik gitar. Minji mengangguk sebagai jawaban, mereka pun menyudahi latihan itu dan kembali ke kelas mereka.

"Nanti malam pas latihan makan dirumah gue aja, ya" ujar Haerin kepada Minji tanpa menoleh kearah nya. Minji dan Haerin sedang berjalan di lorong menuju kelas, Minji menunduk, menatap Haerin.

"aduh, gak enak gue nya, gak usah deh" Haerin mendongak mendengar penolakan Minji. Kemudian ia mengangkat handphone nya, Minji melihat layar handphone yang menampilkan teks obrolan  Haerin dan Mama nya. Minji paham, Mama nya Haerin sendiri yang menginginkan Minji untuk makan malam dirumahnya. Minji tetap saja tidak enak, namun bukan kah tidak sopan dirinya jika harus menolak.

Haerin memasukkan handphonenya ke dalam saku, memberhentikan jalannya untuk menatap Minji. Minji secara tidak sadar juga mengikuti pergerakan Haerin, namun seperkian detik kemudian  Minji tersadar dan membuang pandangannya dari Haerin. Haerin terlalu cantik untuk ia pandangi, dan itu membuat Minji lemah.

"Kenapa, Rin?" tanya Minji ketika Haerin masih menatapnya, Haerin tidak menjawab. Baru saja Minji menatap Haerin, Haerin jalan meninggalkan Minji.

'napa dah' Batin Minji.

~®®®~

Hanni tiba didepan pintu kelas, ia melihat suasana kelas yang tampak seperti biasanya, meja yang tidak sesuai dengan tempat yang telah diatur, papan tulis penuh dengan gambaran anime dan gambaran aneh lain nya, beberapa teman-temannya yang tidur di lantai dan duduk diatas meja. Menjadi hal normal dikelas itu ketika guru tidak ada, terkadang itu membuat stress anak-anak yang memang niat sekolah namun tetap terkena imbasnya ketika kelas itu mendapatkan hukuman.

Hanni mengabsen wajah teman kelas nya, beberapa orang tidak ada dikelas, ada yang kekantin, ke perpustakaan dan mengikuti rapat OSIS, termasuk kekasihnya, Danielle. Hanni menghampiri teman nya yang tampak bergibah ria dilantai.

"curut, baru datang lo" Sullyoon bersuara dengan tubuh yang direbahkan di lantai bersebelahan dengan Wonyoung. Hanni ikut merebahkan tubuhnya dilantai, menjatuhkan kepalanya diatas paha nya Liz.

"Dani rapat" Hanni memanyunkan bibirnya.

"halah,itu aja yang lo pikirin. Tadi ada pembagian kelompok, lo sama gue" Liz berkata seraya membaca novel yang tadi ia pinjam dari perpustakaan.

"cuma berdua?"

"berempat, Bae sama Jinni" terasa di paha Liz jika Hanni mengangguk. Hanni memejamkan mata nya, mencoba untuk tidur walau hanya sebentar.

Tidak lama, Danielle datang dengan wajah yang kusut. Wonyoung melihat Danielle merogoh tas nya, Wonyoung segera menggoyang kan badan Hanni. Wonyoung dan Danielle sempat bertatapan sebelum Danielle berhasil mendapatkan barang yang ia cari.
Danielle berjalan kearah pintu kelas, membuat kesempatan Hanni bertemu dengan Danielle hilang ketika Hanni belum terbangun saat Danielle sudah tidak di kelas.

"kenapa sih?" Hanni bersuara, Wonyoung mendengus.

"tadi ada Danielle" seketika mata Hanni terbuka lebar, ia merubah posisinya menjadi duduk.

Kakak!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang