"Tadi gue liat Dani jalan lho, sama Jihan" Liz berujar, tidak mempedulikan ucapan Wonyoung tadi. Hanni membelalakkan matanya, pikiran negatif mulai bermunculan.
"Ngapain aja mereka?" tanya Hanni.
"Kita gak ngikutin sih, soalnya cepet banget jalan mereka" perasaan Hanni menjadi tidak enak ketika mendengar perkataan dari Sullyoon. Wonyoung melihat raut wajah Hanni yang mulai tidak enak.
"Tenang Han, kalau Dani selingkuh, kita hajar dia bareng"
"Yoi, ntar kita buat hidupnya kagak tenang"
"kita selalu bersama lo, Han" Hanni tersenyum mendengar kalimat yang di lontarkan oleh teman-temannya itu, ia sangat geli namun juga sangat bersyukur.
Ternyata Haerin mendengar percakapan itu, bahkan Hanni terkejut ketika Haerin tiba-tiba saja sudah di samping nya. Haerin menatap Hanni dengan tatapan yang sulit diartikan, Hanni terheran. Berakhir dengan Hanni yang overthinking setelah mendengar adik saudara nya itu tidur dengan lelap disamping nya.
~®®®~
Bel pulang sekolah sudah berbunyi sedari tadi, namun Hanni masih betah untuk tinggal di dalam kelas sendirian. Sebelum nya Hanni berdua dengan Sullyoon, namun Sullyoon dipanggil oleh wali kelas mereka. Hanni memutuskan untuk menunggu Sullyoon digerbang depan sekolah, agak seram rasanya jika sendirian di dalam kelas yang sunyi.
Hanni berjalan menuju gerbang setelah memberi kabar pada Sullyoon, atensinya teralihkan ketika mendengar suara seorang gadis dan lelaki sedang tertawa di depan Gerbang sekolah.
"Dani!" Ya, lelaki yang di panggil Hanni barusan adalah Danielle, kekasih Hanni. Danielle melambaikan tangannya dari jauh tersadar itu adalah Hanni.
Ada rasa cemburu ketika Hanni melihat Danielle dan Jihan hanya berdua. Danielle sepertinya sangat ceria hari ini walaupun baru sekarang dia bertemu dengan Hanni, berbeda dengan Hanni yang sedari pagi tidak ada ekspresi bahagia di wajahnya.
"Anterin gue pulang, yuk!" ajak Hanni melupakan janjinya dengan Sullyoon.
"Aduh, gue masih sibuk ini. Besok aja ya?" Danielle sedikit tidak enak, terlihat dari ekspresi wajah nya.
"Yaudah, nanti malam temenin ke Mall, ya?" ekspresi Danielle semakin tidak enak, Hanni sudah dapat menebaknya.
"Liat nanti malam ya, sayang" Danielle mengelus puncuk kepala Hanni lembut. Hanni menjadi cemberut, ingin rasanya ia menangis. Sudah hampir seminggu interaksi antara dirinya dan Danielle hanya sebatas tersenyum ketika berpapasan, membuat nya sangat kesal.
Hanni pergi menjauh ketika Danielle kembali disibukkan dengan kegiatan nya yang sempat tertunda, langkahnya tergesa mencari keberadaan Sullyoon.
"Dan, cewek lo kayaknya marah deh" Celetuk Jihan, Danielle menaikan alis nya bingung, membalikkan badannya memeriksa Hanni.
"eh, mana Hanni?"
~®®®~
"Udah, Han" Sullyoon mengelus kepala Hanni yang berada di pangkuan Sullyoon.
"Ayo pulang, udah malem" Sullyoon menyandang ransel nya, lalu mengambil tas dan barang belanjaan Hanni yang sudah tergolek ditanah taman kota.
Setelah berbelanja, Hanni mengajak Sullyoon ketaman kota. Banyak sudah suara yang keluar dari tenggorokan Hanni, tidak yakin besok suaranya masih stabil. Hanni meluapkan emosi nya didepan Sullyoon, menceritakan keluh kesah nya bahkan hingga menangis. Sedikit tidak enak, namun cukup lega di hati Hanni.
Sullyoon sendiri cukup bingung bagaimana menanggapi nya, ia sendiri belum pernah merasakan itu.
"gue udah di telpon sama mama gue, nih" Hanni mengangkat kepalanya dari paha Sullyoon.
"yaudah, duluan aja" Hanni memperbaiki duduknya, mengizinkan Sullyoon pulang lewat tatapan matanya.
"Jangan kemaleman, nanti mama lo marah" Sullyoon mengelus kepala Hanni, lalu melangkah pergi dengan ragu.
Hanni termenung, perutnya sudah berbunyi meminta asupan namun ia enggan untuk pulang kerumah. Hanni mengecek handphonenya, tidak ada chat dari sang kekasih, abang dan Mama nya. Hanni menghembuskan nafasnya berat.
Hanni menatap botol berisi yogurt yang digenggam oleh seseorang, tepat dihadapannya. Hanni mendongak, menyipitkan matanya akibat silauan sinar lampu.
"ambil" orang itu Minji, sedikit heran mengapa dirinya bisa ada disini. Hanni menatap minuman itu tanpa niat untuk mengambil nya, Minji menarik kembali. Duduk di samping Hanni membuka tutup botol yogurt itu, lalu memberikannya ke Hanni.
"pegel lho, kak" Hanni tampak ragu, lalu mengambil nya. Minji juga menyodorkan tisu, mengambil satu helai hendak mengelap keringat di dahi Hanni namun segera dicegat Hanni. Hanni mengambil tisu itu tanpa ada suara yang keluar dari bibirnya.
Tidak ada yang memulai percakapan, kedua nya diam. Minji sedikit canggung dengan Hanni, ia juga bingung kenapa bisa bertindak seperti ini. Tadi, saat dirinya selesai membeli buku untuk sekolah, diri nya bertemu dengan Sullyoon. Sullyoon meminta tolong kepada Minji untuk menemani Hanni, entah apa yang dipikirkan Minji hingga ia mau menemani Hanni.
"makasih, ya" Minji tersenyum tipis, mengangguk pelan. Minji memulai percakapan dengan bercerita mengenai kejadian konyol nya tadi pagi, ternyata cerita nya bisa menarik bibir Hanni untuk tersenyum. Sekarang Hanni sudah tertawa lepas dan tampak lebih tenang.
"pulang yok, udah jam sembilan malam nih" tanpa ba-bi-bu, Hanni mengangguk menggendong ranselnya. Minji berinisiatif membawa barang belanjaan dan tas yang sudah digendong Hanni. Hanni menolak, menarik kembali tas nya, namun tentu saja tenaga nya tidak cukup dan berakhir dengan Minji yang membawa semua barang-barang Hanni, sedang Hanni hanya membawa badannya.
Diperjalanan, hanya angin malam yang masuk kedalam gendang telinga Minji. Kulitnya sedikit merinding kedinginan, jaketnya ia pakaikan kepada Hanni yang duduk di jok belakang motor nya.
"kakak alay banget gak sih, harus nangis gituan" Minji mengernyit, bingung harus menjawab apa. Sebelumnya, saat Hanni bercerita mengapa dirinya menangis, Minji tidak terlalu menyimaknya. Hati Minji ingin mengatakan 'ya', namun takut gadis dibelakang nya ini akan sakit hati.
"gak tau kak, bukan netizen" Hanni terdiam, tersenyum tipis.
Hanni turun dari motor Minji disaat sudah tiba di tempat tujuan.
"Minji minta maaf ya, kak" ucap Minji setelah membantu membawa barang belanjaan Hanni ke depan pintu rumah.
"kenapa minta maaf? kan gak salah" Minji tersenyum kikuk.
"Minta maaf aja, hehe. Btw, semangat buat besok ya kak" Minji menyemangati Hanni mengingat besok mereka akan tampil di pentas seni. Minji pun berpamitan, Hanni menunggu Minji hingga sudah tidak tampak lagi olehnya.
Drrt! Drrt!
"Siapa tadi?"
Happy birthday to Minji!!
semoga karir nya makin suksesss
KAMU SEDANG MEMBACA
Kakak!
Teen Fiction"Kakak nya cantik. Jadi pacar aku aja, yok!" Minji tau si dia udah jadi pacar orang, dan Minji pun menyukai dan menyayangi teman nya. warn: genderswitch, bahasa kasar