Tatap

493 43 6
                                    

"Gimana lomba kemarin?" Minji menatap Haerin yang masih mengunyah makanannya.

"Oke oke aja, deg-degan dikit ga ngaruh" Minji tersenyum tipis menanggapi balasan Haerin.

"Maaf ya, ga bisa nganterin kamu, ga bisa liat kamu lomba" ucap Minji dengan penuh penyesalan, Haerin hanya mengangguk dengan tangan lembutnya yang mengusap pucuk kepala Minji.

Jika dilihat dari jauh, tentu saja itu sangat manis bagi mereka yang menyaksikan nya. Itu pikir Hanni, yang sepertinya rindu dengan apa yang sedang dialami oleh Minji dan adik nya. Namun, ia juga sepertinya sedikit tidak terima bahkan sedikit kesal dengan apa yang ia saksikan itu.

Hanni berusaha mengalihkan pandangan nya, namun yang ia lihat justru sesuatu yang seharusnya tidak ia lihat juga. Walaupun hati nya sudah mulai merelakan mantan nya itu, tapi tetap saja hati nya sakit saat melihat mereka berdua semakin dekat.

Danielle dan Jihan. Oh, begitu manis nya mereka, mereka berdua sangat cocok jika di lihat-lihat.

"Han, ayo pergi, ga baik buat hati" ajak Sullyoon menarik lengan Hanni. Sebenarnya hati Sullyoon juga panas ketika Jinni yang berada disampingnya menyerobot antrian nya.

"Danielle sama Jihan makin deket ya" ucap Hanni tiba tiba,

"Mereka udah pacaran ga sih? atau ternyata backstreet?" lanjut nya.

"bisa jadi, kita kan udah ga deket lagi sama mereka" Hanni melirik Sullyoon kesal, seharusnya dia menyangkal omongan nya agar pikiran nya tidak macam-macam.

"Udah sih, Han. Mau sampe kapan lo gamonin si Kudanil?" Hanni berhenti, ia menghela nafas nya kasar.

"ngaca deh, lo" Sullyoon terkikik geli.

"haha, seenggaknya gue ga nyari pelampiasan sih" setelah mengucapkan itu, Sullyoon berlari kecil menghindari Hanni yang tampaknya ingin mencubitnya.

"dih, apa maksud lo" Hanni pun mengejar Sullyoon, sekaligus menghindari Danielle yang ternyata tidak jauh dari nya.

Danielle hanya tersenyum kecil memperhatikan Hanni barusan, namun senyuman itu semakin lebar ketika melihat Minji dengan tatapan lurus berjalan ke arahnya. Selangkah lagi Minji melewati Danielle, namun bahu nya ditahan.

"cewenya kemarin kok ga ditemenin sih?" Minji mengabaikan ucapan Danielle tadi dan berusaha melepas kan tangan Danielle dari bahunya.

"nanti diambil gue gimana? senyum nya Haerin lucu banget pas tau dia dapat juara kemarin" lanjut Danielle, tentu saja Minji masih tetap diam, ia menatap sinis Danielle.

"Jadi? gue memang jago kalo milih cewe"
akhirnya Minji bersuara.

"hm, tapi bagus deh kemarin bukan lo yang nganter Haerin. Jadi gue punya kesempatan" senyum Danielle berubah menjadi sesuatu yang sangat Minji tidak sukai.

"Kemarin gue yang nganter dia" Danielle pun melepaskan tangan nya dari baju kokoh Minji, lalu menepuk-nepuk tangan nya seolah ia telah menyentuh kotoran.

"haha, lawak banget komuk lu" setelah ia tertawa, Danielle pun melangkah untuk menjauh dari Minji yang menatap nya sangat tajam.

"Haerin bohong?"

~®®®~

"Hahh, capek banget njirt. Makan di warung depan, kuy" ucap Eunchae sembari merangkul pundak Minji.

"Males, njing" Eunchae terkejut dengan balasan dari Minji.

"dih, kasar lo sama gue" gerutu Eunchae kesal.

"Minji, ayo temenin aku ke toko buku" ucap Haerin yang baru datang. Minji hanya diam, ia tampak sibuk dengan ketikannya pada layar handphone nya.
Haerin menunggu jawaban Minji, ia melirik Eunchae lalu tersenyum bermaksud untuk menyapa Eunchae dan tentunya dibalas baik oleh Eunchae.

Waktu berjalan sedikit lebih lama, Minji mematikan handphone nya lalu berjalan melewati Haerin. Tentu saja Haerin dan Eunchae bingung, apakah Minji lupa untuk menjawab pertanyaan Haerin?

"Minji kenapa, Eunchae?" tanya Haerin bingung dengan sikap Minji.

"ga tau juga, mungkin dia jawab dalam hati" balas Eunchae.

"apanya?"

"ga tau" balas Eunchae dengan cengiran khas nya.

"dih, ga jelas" Haerin pun meninggalkan Eunchae dengan cepat.

Haerin melangkah kan kaki nya secepat mungkin untuk menyusul Minji.

"Minji, pelan dikit dong. Jalan nya kamu cepet banget sih, capek lari lari gini tau" ucap Haerin dari belakang yang masih mengejar Minji.

Minji masih saja tidak menggubris kata kata Haerin, ia justru memakai earphone dikedua telinga nya.

"Minji, kamu kenapa sih? jawab dong pertanyaan aku" ucap Haerin setelah langkah kaki nya sejajar dengan Minji, namun tetap saja ia akan tertinggal. Minji masih saja diam, membuat Haerin kesal.

Hingga saat Minji menaiki motor nya, ia menatap Haerin yang sudah berdiri disampingnya.

"ada yang mau diomongin soal lomba kamu?" Haerin terdiam sebentar setalah dilayangkan pertanyaan tersebut oleh Minji, ia berpikir keras mengulang kejadian dihari ia lomba. Perlahan, Haerin menggelengkan kepalanya.

"siapa yang nganter kamu lomba?" pertanyaan Minji kali ini sukses membuat hati Haerin berdebar sangat kencang, sebelumnya tidak pernah seperti ini.

"jawab jujur" tegas Minji.

"bang Danielle" Haerin menundukkan sedikit kepala nya.

"katanya OSIS cewek, kok malah bang Danielle?"

"Kak Jihan kemarin motornya rusak, jadi ga bisa nganterin aku" jelas Haerin apa ada nya.

"terus kenapa harus Danielle?"

"Aku ga tau, dia yang suruh aku bareng dia" jawab Haerin dengan sangat jujur.

"Yaudah, ayo. Katanya mau beli buku"

"kamu marah?" tanya Haerin.

"nggak, ayo cepet naik, keburu hujan"






segini dlu, kemarin lupa mau update, ysdh, mmf

Kakak!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang