MPLS

2.1K 128 6
                                    

"Kakak!" Panggil seorang lelaki dari belakang dengan menepuk bahu orang yang dimaksud. Yang dipanggil pun menoleh kebelakang kemudian tersenyum dengan senyuman khas nya.

"Kenapa, ya?" Tanya nya, pasal nya ia tak tau siapa yang memanggilnya itu, yang  pasti  itu adalah adik kelas nya karena terlihat dari bet yang menggantung leher nya.

"Kakak namanya kak Hanni, kan?" ia pun mengangguk bingung. Lelaki tersebut tersenyum, kemudian ia menyodorkan selembaran kertas.

"Ada tugas dari Kakak pembimbing nya, disuruh minta tanda tangan sama yang punya nama Hanni. Mungkin kakak yang dimaksud, kan? Ada titipan juga dari kakak pembimbing nya" Jelas nya sambil memperlihatkan totebag yang tidak diketahui isinya. Hanni pun mengernyit bingung, pasal nya ia bukan anggota osis yang pastinya tanda tangan nya tidak akan diperlukan dan juga siapa yang repot-repot memberi nya suatu barang.

"Kakak bukan anggota osis, lho! Salah orang mungkin, Kakak pembimbing nya yang mana emang?" Lelaki tersebut menunjuk kakak pembimbing yang menyuruh nya tadi. Hanni mengikuti arah pandang nya, ia tersenyum melihat kakak pembimbing yang dimaksud oleh adik kelas nya tersebut dan kemudian mengangguk paham kenapa ia bisa dimintai tanda tangan oleh adik kelas nya ini.

"Yaudah, nama kamu siapa?" Ucap Hanni dan mengambil selembaran kertas yang disodorkan oleh adik kelas nya tadi.

"Minji, Kak." Hanni menanda tangani selembaran kertas tersebut lalu memberikan nya kembali ke Minji. Minji menerima selembaran kertas itu dengan senyuman yang manis dan ia tak lupa memberikan totebag itu kepada Hanni.

"Makasih ya, kak" Ucap nya sopan, Hanni tersenyum.

" Sama-sama" Hanni tersenyum meninggalkan Minji yang masih tersenyum manis. Sang kakak kelas sudah tidak terlihat, Minji pun kembali ke gugus nya.

~®®®~

Saat istirahat, Minji duduk disamping teman SMP nya dulu yang kebetulan satu gugus dengan nya juga.

"Capek bat minta tanda tangan itu wakil ketos" Ucap Minji dengan nafas yang tersengal-sengal sembari mengipasi wajah nya yang sudah memerah. Haerin, teman Minji itu menolehkan kepalanya menghadap Minji sambil menyodorkan botol minuman yang tersisa separuh.

"Buat gue, nih?" Tanya Minji dan dibalas anggukan oleh Haerin. Minji pun mengambil nya dan menegak nya hingga habis.

"Itu tugas lo udah selesai?" Lanjut Minji, Haerin menganggukan kembali kepalanya. 

"Masa tadi gue disuruh minta tanda tangan kakel yang bukan osis, gue hapal nama osis nya aja kagak malah disuruh minta tanda tangan yang bukan osis" keluh Minji, Haerin tertawa mendengar Minji bercerita.

"Terus? Gimana? Dapat nggak?" Tanya Haerin penasaran

"Untungnya dikasih liat fotonya, sih. Walaupun gue nggak inget banget, tapi ketemu setelah salah orang 4 kali tadi. Malu banget, sialan" Minji menutup wajah nya dengan kedua telapak tangan nya, pasti akan banyak kakak kelas yang akan mengenal nya nanti karena dari kemarin hingga tadi ia selalu salah orang. Haerin tertawa atas cerita dari Minji tersebut.

"Cewek apa cowok?" Minji memasang wajah bingung nya.

"Apanya? Kakel yang gue mintai tanda tangan? atau kakel osis yang nyuruh gue?" Haerin mengangguk menanggapi nya.

"lo ngangguk gitu apaan? mana yang bener?"

"Dua-duanya, Minji."

"Ohh, kalo kakel osis nya cowok. Nah kalau yang dimintai tanda tangan itu cewek. Cantik, manis, imut, tapi gue lebih suka yang hot sih" ucap Minji dengan senyuman nya yang mesum. Haerin memandang malas Minji, ia lupa bahwa Minji itu lelaki.

"pacaran kali, ya?"

"Mungkin, Tadi juga kakel osis nya ada nitipin totebag, tapi gue gak tau apa isi nya." Haerin membelalakan matanya.

"Kira-kira apa?" Minji mengangkat bahu nya tanda tidak tau.

"Hadiah lah mungkin ya. Sweet banget gak sih" Haerin tersenyum, membayangkan jika ia juga dapat seperti itu. Minji menatap Haerin dalam.

"Lo seneng gak kalo digituin?" Tanya Minji yang masih menatap Haerin.

"Ya seneng, dong. Ngapain nanya gituan? mau ngasih ke gue?" Haerin menatap Minji dengan senyuman isengnya, Minji pun menganggukkan kepalanya dan tersenyum kuda.

"Dih, sok iya" Haerin mendorong pelan lengan Minji, Minji hanya mengerjapkan matanya karena Haerin tidak percaya dengan perkataan nya. Tidak lama, Panitia MPLS pun mengumumkan untuk memerintahkan kepada seluruh peserta MPLS berkumpul ditempat mereka berkumpul sebelum nya, yaitu di Lapangan sekolah.

~ ®®®~

Hanni masuk ke kelas nya dengan menenteng totebag yang diberikan kepada nya tadi. Hanni pun menjadi perhatian teman-teman nya karena tiba-tiba membawa sesuatu, padahal saat keluar kelas tadi ia tidak membawa apa pun.

"Eh, apaan tuh?" Tanya salah satu dari teman nya yaitu Wonyoung, teman sebangku Hanni. Hanni tersenyum tidak jelas dan itu membuat teman-teman nya makin heran. Namun, Sullyoon nampak paham dengan apa yang dimaksud dari senyuman hanni tesebut.

"Dih, pasti dari ayang nya" tebak Sullyoon, Hanni pun makin menunjukan senyuman nya yang tidak jelas dan itu membuat teman-teman nya kesal.

"Jawab, anj" Ucap gadis yang berada disebelah Wonyoung, yaitu Liz. 

"Iya!" Ucap Hanni dengan nada yang sedikit tidak bersahabat, teman-teman nya hanya ber-oh ria. 

"Bukan nya anak osis lagi pada sibuk, ya?" tanya Sullyoon, Hanni mengangguk

"Dia ngasih nya lewat adkel tadi" jelas Hanni, kemudian ia duduk dikursinya.

"Adkel nya cewek atau cowok?" tanya Liz penasaran

"Cowok"

"Ganteng, gak? manis, gak?" Wonyoung tampak bersemangat dengan pertanyaan nya itu.

"Gantengan Danielle, manisan Danielle" jawab Hanni dengan senyuman, teman nya terlihat kesal dengan jawaban Hanni tersebut.

"Serius, anj! lo gue gebuk nanti" ucap Liz emosi, Hanni nampak malas dengan respon Liz.

"ngegas mulu, lo. Cepet tua nanti" 

"maklum, lagi merah"

"jawab cepet" desak Wonyoung

"emm, gue akuin sih anak nya ganteng, hidung nya mancung, manis juga kok, jangkung banget lagi" Ucap Hanni sambil mengingat bentuk wajah dan rupa nya yang kalau ia tidak salah nama nya adalah Minji.

"Namanya?" tanya sullyoon yang sedari tadi diam

"Minji mungkin, gitu deh" Teman-teman Hanni saling bertatapan dan tersenyum .

"brondong nihh" ucap Wonyoung sambil menggosok-gosokan kedua tangan nya.



Alur nya rada lama dan mungkin ngebosenin, tapi ya begitu..

Kakak!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang