Sakit

565 71 0
                                    

Hanni sekarang tengah duduk di kursi, menemani Danielle. Hanni meringis melihat luka-luka yang ada di tubuh Danielle. Danielle tampak menahan perih luka yang ada di sekujur tubuh nya.

"Kok bisa sih kecelakaan gini?" tanya Hanni khawatir.

"Gue ngantuk, terus diserempet sama mobil. Jatuh deh gue, hehe" masih sempat-sempatnya Danielle cengengesan seperti itu. Hanni mendengus, ia pasrah dengan kekasihnya ini yang kadang sering ceroboh.

"bunda sama ayah udah tau?" Danielle menggeleng, Hanni menatap Danielle pasrah. Hanni menarik napas nya gusar, lalu mengeluarkan handphone nya.

"gue kasih tau, ya?" izin Hanni, Danielle menggeleng.

"gak usah, nanti aja kasih tau nya" Hanni memasukkan Handphonenya kedalam tas. Mereka pulang menaiki mobil Jinni yang sudah mereka telpon sebelumnya, dan motor Danielle dibawa ke bengkel oleh Bae.

~®®®~

Hanni berjalan dilapangan sekolah dengan raut wajah yang sedih. Tidak sengaja, Hanni berpapasan dengan Minji yang membawa roti dan susu coklat.

"Kak Hanni!" Hanni mendongkak tersenyum, namun ekspresi sedih nya tidak hilang juga. Minji mengernyit bingung, sekian detik kemudian ia teringat dengan Danielle yang masuk rumah sakit.

"Bang Danielle nya kenapa kemarin?" tanya Minji menyamakan langkah kaki nya dengan Hanni.

"kecelakaan, kasian banget liat nya." Hanni berucap dengan bibir yang melengkung kebawah sedih. Minji menatap iba namun dengan sedikit senyuman terpatri karena masih saja kesan imut dari Hanni tidak hilang.

"Kakak udah sarapan?" Hanni menggeleng, ia tidak sempat sarapan karena ia telat bangun pagi tadi.

"Nih, buat kakak. Kakak makan ya, kakak harus semangat" Hanni menggeleng lesu, menolak roti dan susu pemberian Minji.

"gak deh, buat Minji"

"Gak gak, nih buat kakak" Minji memaksa Hanni untuk memegang roti dan susu pemberian nya. Minji berlari kecil melewati Hanni.

"Minji duluan ya, belum ngerjain pr. Dimakan ya kak, semangat" ucap Minji mengepalkan tangannya memberi energi semangat pada Hanni.

~®®®~

Hanni duduk termenung di bangku nya, tidak ada semangat untuk mengerjakan tugas yang ditinggal kan oleh guru di jam pelajaran itu.

"aelah Han, si Dani cuma kecelakaan. Gak nyampe sebulan juga sembuh kok" tutur Liz sedikit kesal dengan Hanni. Pasalnya dari tadi pagi, Hanni terlihat murung dan sedih. Hanni tidak memikirkan bagaimana keadaan dirinya sendiri, bahkan ia belum memakan roti dan susu pemberian dari adik kelas nya itu. Semenjak berpacaran, Hanni menjadi berubah.

"Cuma lo bilang?!" Hanni tidak terima dengan ucapan Liz. Liz memutar bola matanya malas, Wonyoung yang menyaksikan mereka berdua hanya diam diikuti dengan Sullyoon yang mencoba mencari jawaban dari soal-soal yang ada dibuku.

"udah elah, nanti kita bareng-bareng jenguk Dani" usul Wonyoung.

"iya-iya, cepet kerjain ni tugas. Otak gue udah buntung" Hanni menarik napas nya pelan, kemudian membaca soal-soal dibuku tersebut.

"gue gak ikut, deh" sahut Liz, dia berdiri mengumpulkan buku tugas nya pada ketua kelas yang sedang mengerjakan tugas juga.

Hanni, Wonyoung dan Sullyoon menatap Liz yang sekarang keluar dari kelas. Ke toilet mungkin?

"dih, dia gak bilang kalo udah siap. Tau gitu gue liat punya dia tadi"

~®®®~

Hanni menjadi tidak enak hati, apakah itu salah nya atau bukan. Hanni berharap itu hanya respon Liz yang memang emosi nya selalu tidak stabil.

Sudah jam pulang, Hanni masih menunggu jemputan dari ibu nya, Biasanya ia akan pulang bersama Danielle.

Ding!

Hanni membuka handphone nya, dan mengecek notifikasi yang dikirim oleh ibunya.

Hanni mendengus sebal, sudah cukup lama ia menunggu jemputan dari ibu nya dan ibunya baru mengabari kalau ibu nya tidak bisa menjemput Hanni.

"lebih baik tadi gue pesen ojek aja, cih" kesal Hanni sambil membuka aplikasi ojek online dihandphone nya.

Ctangg!

Bunyi standar motor membuat Hanni mendongak.

"Kak Hanni kok belum pulang" Hanni menyimpan Handphone nya.

"iya, tadi nunggu ibu jemput. Udah lama banget nunggu, eh tau nya gak bisa" dengus Hanni.

"Sekarang mau pesen ojek online, Minji kok belum pulang juga" Minji tersenyum.

"Tadi habis nganterin temen pulang, kasian jalan kaki" Ucap Minji jujur, lebih baik bensin nya habis daripada membiarkan teman nya pulang jalan kaki. Jika ia pulang cepat pun, ia akan bosan dirumah sendirian.

"Kak Hanni mau dianterin juga?" tawar Minji, Hanni terdiam berpikir. Kasian Minji jika harus mengantar nya pulang juga.

"nggak deh, nanti Minji capek, kan habis nganterin temen nya. Minji langsung pulang aja gih" tolak Hanni.

"gak capek kok, emang suka aja nganter temen pulang. Ayo kak, dari pada pesen ojek, boros. Lebih baik duit nya buat jajan aja beli seblak gitu" Ucap Minji menyalakan mesin motor nya.

"Gak papa nih?" Minji tersenyum meyakinkan.

"gak papa, ayo naik. Mau pake helm?" Hanni menggeleng, ia pun naik ke motor Minji.

"Siip, Kakak tunjukin jalan nya aja"

"Iya"

~®®®~

Hanni sekarang sudah berada di pekarangan rumah Danielle, ia menunggu kedatangan dari ketiga teman nya.

"woy!" panggil Wonyoung yang disebelahnya ada Sullyoon. Hanni menaikkan alis nya, tidak melihat keberadaan Liz.

"si Liz beneran gak ikut?" tanya Hanni, Sullyoon menggeleng.

"udah gue telpon tadi, ga bisa katanya." Hanni mengangguk, sepertinya ia harus berbicara dengan Liz nanti.

Mereka bertiga masuk ke rumah Danielle, sambutan hangat mereka terima dari ibu nya Danielle.

"langsung ke kamar Danielle aja, diatas juga ada Bae sama Jinni" Hanni mengangguk sambil memberikan buah tangan dari nya dan kedua teman nya.

Tokk Tokk

Wonyoung membuka pintu, dan sedikit terkejut melihat kamar yang cukup berantakan dengan tiga orang lelaki yang sedang rebahan memainkan game yang ada di handphone.

"Woii, Dani! cewe lo, nih" Dani meletakkan handphone nya dan tersenyum melihat wajah imut kekasihnya berada di depan pintu kamarnya.

"tumben bertiga, gak sama si Liz" sahut Bae sedikit aneh dengan jumlah mereka yang tidak biasanya.

"kalian musuhin ya" lanjut nya. Wonyoung memutar bola matanya malas.

"gak ya! dia lagi gak bisa" Seru Wonyoung menoyor kepala Bae. Hanni duduk dipinggir kasur, disamping Danielle.

"kangen, seharian gak ketemu. Masih sakit luka nya?" tanya Hanni dengan kedua tangan diwajah Danielle. Danielle terkekeh sambil memegang kedua tangan Hanni. Teman-teman nya yang menyaksikan menatap nya dengan tatapan yang sangat hina, tentu saja ada sedikit ke iri-an dalam hati mereka.

"Kangen juga, gak terlalu sakit kok" Mereka melanjutkan obrolan hingga teman-teman nya jengah.

"nasib Jomblo gaess" Ucap Bae menaikan volume suaranya.




Oke, sip


Kakak!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang