Ini sudah hari kedua mereka berlatih. Sebelum kerumah Haerin, Minji dan Kyujin menyempatkan untuk membeli beberapa cemilan. Dan tidak disangka kalau Eunchae dan Garam juga membawa beberapa cemilan, Makan besar pastinya.
Hanni turun dari mobil yang dikemudikan oleh Liz. Hanni menyapa teman-teman Haerin dengan senyuman nya yang manis. Kyujin dan Eunchae tampaknya terpesona dengan senyuman Hanni, mereka memperhatikan Hanni dari atas hingga bawah. Minji melirik Hanni kemudian beralih melirik kedua teman nya yang tampak makin gila bagi nya.
"Kakak lo cantik, deh. Mau kenalan dong" Ucap Kyujin
"Iya, mana tau gue jadi abang ipar lo" Eunchae menambahkan, Minji menepuk kepala Eunchae dengan kertas lirik yang ia gulungkan menjadi seperti tongkat.
"dih, ngarep lo anying" Eunchae melirik Minji sinis
"Halah, iri aja lo"
"ngapain gue iri sama modelan lo"
"berisik deh kalian" Garam berkata dengan nada yang galak sehingga mereka pun mengatupkan bibirnya.
"kalian nyemil aja dulu, deh" setelah mengeluarkan kata-kata itu, Haerin masuk kedalam rumahnya.
Setelah cukup lama, Haerin keluar melihat teman-temannya yang sekarang sedang bermain game ML bersama kecuali Garam yang berada sedikit lebih jauh dari temannya, ia sedang mengobrol lewat telpon.
"bentar, Rin. Dikit lagi menang nih" Ucap Minji sedikit heboh menyadari kedatangan Haerin, Haerin mengangguk.
"adek" mendengar suara yang cukup asing, Kyujin, Eunchae dan Minji mengalihkan pandangan nya dari handphone mereka.
"Jadi?" lanjut Hanni melihat ketiga teman adik nya sedang bermain game.
"jadi kak, bentar lagi katanya" mereka seolah paham, langsung mematikan handphone mereka.
"udah kok, udah" sahut Eunchae dengan senyuman potato nya. Garam menyudahi acara telpon nya dan menghampiri teman-temannya.
Hanni memperkenalkan dirinya sebaik mungkin agar suasana disana tidak menjadi canggung atau pun tegang, dan dapat dilihat bahwa mereka semua menikmati nya, tidak ada yang canggung ataupun tegang. Mereka memperkenalkan diri mereka satu persatu hingga pada saat giliran Minji yang belum memperkenalkan dirinya.
"Kamu Minji kan? kakak masih ingat kok" Minji terdiam lalu tersenyum dan menganguk kan kepalanya.
"kamu masih ingat gak sama kakak?"
"ingat dong" Hanni tersenyum dengan mata nya yang juga ikut tersenyum, itu sukses membuat Minji terkagum.
'adek kakak sama-sama cantik'
"Suara kalian bagus-bagus" Puji Hanni setelah mendengar suara para adik kelas nya ini.
"Suara kakak juga bagus, hehe" Hanni tersenyum malu mendengar penuturan dari Eunchae.
"istirahat dulu gak sih?" Sahut Minji, tangan nya sudah pegal memetik gitar.
"Yaudah, Kakak masuk dulu" Hanni pun masuk kekamar Haerin.
"Kakak lo tinggal disini?" Haerin mengangguk, namun sedetik kemudian ia menggeleng kan ribut kepalanya.
"tiap Sabtu sama Minggu emang sering nginep" Yang lain nya mengangguk paham.
Setelah berbincang sebentar, mereka melanjutkan latihan nya dibantu oleh Hanni. Hingga sore hari, mereka menyudahi latihan, untuk mempersiapkan diri mereka untuk hari senin besok.
"Gue duluan ya, Rin, Minji" pamit Kyujin. Kyujin pulang dijemput oleh teman lama nya. Tinggal lah Minji dan Haerin dihalaman, Eunchae dan Garam sudah lebih dulu pulang.
"Pulang deh gue" Haerin mengangguk
"eh, tunggu!" pekik Hanni, Minji menoleh dan menghentikan pergerakan nya
"Rumah Minji searah sama Rumah sakit deket sekolah gak?" Minji menggeleng, wajah Hanni menunduk sedih.
"kenapa emang?"
"Boleh anterin Kakak kerumah sakit deket sekolah kita, gak? Please.." Pinta Hanni dengan mata memelas. Minji hendak menolak, tetapi karena ekspresi Hanni yang imut, ia tidak bisa menolaknya.
"Ayo aja" Hanni tersenyum senang
"Siapa masuk rumah sakit?" tanya Haerin.
"Danielle.." sangat sedih nada bicara yang Hanni keluarkan. Haerin mengangguk paham, tidak ingin banyak bertanya.
"Yaudah, gue pamit ya. Titip salam sama Tante. Ayo, kak" Pamit Minji, Haerin mengacungkan jempolnya. Sedangkan Hanni, ia mengekori Minji.
Diperjalanan, Minji cukup canggung dengan Hanni. Ia mencoba berpikir untuk mencari topik apa yang cocok untuk dibicarakan.
"Kakak pacaran ya sama Danielle-Danielle itu?" Hanni terdiam sebentar, mencoba mencerna perkataan Minji karena ia tidak mendengar jelas.
"Ohh, iya. Kenapa?"
"Nanya aja" suasana kembali menjadi canggung, berbeda dengan Hanni yang asyik melihat sekeliling.
"Minji pacaran juga sama Haerin?" Minji sedikit kaget, memang banyak yang menduga bahwa mereka berdua menjalin hubungan.
"Emang boleh?" Hanni tersenyum jail.
"eii, hahaha. Boleh aja, kan kalian yang ngejalanin" Minji tersenyum geli.
"kalo sama kakak aja, boleh gak?" Hanni memelototkan matanya kaget.
"kakak kan udah punya" Hanni memukul pelan bahu Minji.
"emang kakak gak mau punya dua? kalo Minji sih, mau" Hanni makin kaget mendengar penuturan Minji.
"heh! Kok gitu sih" Hanni mengeraskan pukulan nya, namun Minji tidak merasakan apa-apa karena jaket nya yang tebal.
"hehe.." tidak terasa, mereka sudah sampai di rumah sakit.
"makasih ya, maaf banget ngerepotin" Minji mengangguk tersenyum.
"titip salam ya sama Danielle-Danielle itu"
"bang Danielle, Minji" Hanni agak risih dengan Minji yang memanggil kekasihnya seperti itu, walaupun memang benar itu namanya.
"Iya, bang Danielle. Minji duluan, ya" Hanni mengangguk dan diam ditempat menunggu Minji pergi.
"kakak duluan masuk, Minji tungguin" Hanni terheran-heran
"Minji aja duluan" Minji menolak, Hanni pasrah. Hanni berjalan menjauh dari Minji sambil melambaikan tangan nya. Minji tersenyum dan membalas lambaian nya, lalu pergi dengan santai.
Lupa kalo punya book disini.
ada yang bikin bingung tidakkk?
KAMU SEDANG MEMBACA
Kakak!
Teen Fiction"Kakak nya cantik. Jadi pacar aku aja, yok!" Minji tau si dia udah jadi pacar orang, dan Minji pun menyukai dan menyayangi teman nya. warn: genderswitch, bahasa kasar