"Bang.." Danielle menoleh, menatap orang yang barusan memanggil nya.
"kenapa, Haerin?" Danielle menaikkan sebelah alisnya, menunggu jawaban gadis itu.
"temenin gue belajar, yok" wajah Haerin sedikit memelas setelah melontarkan beberapa kata itu, hingga Danielle pun terkekeh.
"kenapa ga sama cowo Lo?" ucap Danielle kembali memainkan handphone nya.
"dia nemenin kak Hanni" tampak raut sedih Haerin mengingat bahwa sekarang kekasihnya itu tidak ada guna nya.
"Lagian lo, sih. Ngapain putus sama kak Hanni? gue ngerasa direbut tau, ga" Danielle kembali terkekeh, ia langsung menggendong tas nya dan juga membawa tas Haerin di tangan kanan nya.
"Terserah gue, lah. Ayo, mau belajar dimana?" ucap Danielle, ia berjalan meninggalkan Haerin yang nampaknya masih sedih dengan keadaannya sekarang.
~®®®~
"bang, ini nomor 7 caranya gimana? Kok beda sama yang dicontoh" tanya Haerin pada Danielle yang sibuk memainkan game nya, mereka sudah ditaman, tempat biasa mereka belajar.
"Nah, ga tau. Lagian kalo masalah ginian jangan tanya sama gue lah, tanya sama kakak lo, tuh" Haerin tampaknya sedikit kesal dengan balasan dari Danielle. Ia segera menutup bukunya, lalu membuka Handphonenya.
"jangan liat story nya si Hanni, ya" tutur Danielle. Haerin yang ingin tahu justru langsung membuka story Hanni.
"jir.." Haerin terdiam, Hanni memeluk Minji, dari belakang? itu Minji, kan?
"aelah, malah dibuka" Danielle menepuk bahu Haerin, berharap Haerin kuat dengan kenyataan ini.
"bang, lo ga bisa apa ngajak kak Hanni balikan? dia masih gamon sama lo" nafas Haerin terburu-buru saat mengucapkan itu, emosi nya saat ini sangat sulit untuk ia kontrol.
"ga" Danielle pun membuang muka nya, ia tidak ingin terbawa suasana.
"lagian, harusnya lo yang udahan aja sama si Minji" ucap Danielle dengan nada yang sedikit meninggi.
Haerin tidak menggubrisnya, ia langsung mencari kontak Minji dan segera menelpon nya.
Ditolak.
Sedang apa dia sehingga menolak panggilan dari kekasihnya sendiri?
Haerin terdiam, memandangi handphonenya dengan tatapan kosong. Danielle ikut terdiam, ia kembali melihat unggahan Hanni, oh, Hanni kembali mengunggah sebuah video.
"coba liat video baru si Hanni deh, di story nya" Haerin mengikuti perkataan Danielle, namun tidak ada apa-apa.
"hah? yang mana? ga ada tuh" Danielle mengernyit, tanpa banyak omong, ia menunjukkan video itu.
"jir, di hide. udah sih, kata gue mah putusin aja" ujar Danielle. Isi video itu pasti menyakitkan untuk Haerin, mereka, lebih tepatnya Hanni dan Minji berduaan di dalam kamar Hanni, tertawa bersama, saling menyuapi puding.
"anterin gue ke rumah kak Hanni" Danielle sontak menggelengkan kepalanya, menolak permintaan Haerin.
"ga, gue ga mau kesana lagi"
"ih, tolong gue, pliss" Danielle menatap manik Haerin yang memohon kepada nya, wajar saja Minji sangat menyukai Haerin.
"yaudah, ayo"
Baru saja Danielle menyalakan mesin motornya, Haerin sudah ditarik oleh seseorang, Minji.
"Ngapain sama dia?" Haerin mendengar tuturan tak suka dari Minji, ia mengernyit heran.
"harusnya aku yang nanya, ngapain sama kak Hanni?" balas Haerin tak mau kalah.
"lah, emang sekarang aku lagi sama kak Hanni? ngga, kan? liat aja, aku cuma sendiri, itu motor aku" ucap Minji seraya menunjuk motor nya yang tak jauh dari tempat mereka berada. Haerin mendengus tak suka mendengar respon dan gestur dari Minji.
"Bang, pinjem hp lo" pinta Haerin, walaupun Danielle bingung, dia tetap memberi handphone nya pada Haerin.
"Ini apa?" Haerin menunjukkan video yang sempat diunggah oleh Hanni tepat di depan mata Minji.
"Oh, ini. Itu aku lagi belajar sama kak Hanni" jelas Minji singkat.
"terus kenapa suap-suapan?" tanya Haerin masih tak terima.
"ya kak Hanni suapin aku pas lagi nulis, terus dia minta disuapin pas aku selesai nulis" Haerin tidak tau harus merespon apa, dia bingung.
"Ayo, main. Ngapain sama dia, bau" ajak Minji, Danielle yang mendengar itu dengan jelas sedikit mengeraskan rahang nya.
'jangan lawan bocah, jangan' batin Danielle.
Haerin berjalan, mengembalikan handphone Danielle,
"jangan ikut dia" bisik Danielle pelan, Haerin hanya menatap Danielle sejenak kemudian mengambil tas nya dan berjalan menuju Minji yang telah duduk manis di motor nya.
Sepanjang perjalanan, Haerin enggan memulai percakapan, ia juga sedikit memberi ruang dan tidak mau berpegangan dengan Minji. Sedangkan Minji, ia hanya sibuk bersenandung dengan lagu nya yang sedari tadi ia ulang ulang.
Sebenarnya masih banyak pertanyaan yang ada di benak Haerin. Bagaimana ia bisa dipeluk oleh Hanni, mengapa Minji memilih belajar dengan Hanni daripada dengan Haerin, seberapa dekat mereka sekarang, dan masih banyak lagi.
"Minji!"
®
Jujur sja, diri ku lupa dengan alur nya. Tapi ku berusaha untuk menamatkan book ini, makasii yang udh baca.
betewekk, ini emg vote nya lebih dikit yh drpd reader nya? 🤔🤔
KAMU SEDANG MEMBACA
Kakak!
Teen Fiction"Kakak nya cantik. Jadi pacar aku aja, yok!" Minji tau si dia udah jadi pacar orang, dan Minji pun menyukai dan menyayangi teman nya. warn: genderswitch, bahasa kasar