Masa iya?

222 33 9
                                    

"Minji!" teriak seorang gadis dipinggir jalan, tentu saja gadis itu dikenali oleh Minji dan Haerin. Minji tersenyum, lalu ia melajukan motor nya, menghampiri gadis itu.

"kak Hanni" sapa Haerin.

"Haerin, lo kok ga pernah main kerumah gue lagi sih" balas Hanni dengan nada yang sangat gembira.

"gue sibuk, kak. Malas juga gue main keluar, panas pas dijalan" jelas Haerin.

"kenapa manggil aku, kak?" tanya Minji, perhatian Hanni pun teralihkan pada Minji.

"eum, Haerin. Gue pinjem cowo lo, ya? tanggal 27, ke acara ulangtahun nya temen sekelas gue, boleh ga?" pinta Hanni dengan senyum yang tidak luntur sedari tadi.

Haerin sedikit kaget atas permintaan Hanni, ia dan Minji saling bertatapan. Dapat dilihat dari mata nya, Minji sepertinya sangat ingin ikut.

"Kamu mau ikut, ga?" tanya Haerin memperhatikan.

"boleh aja" mendengar itu, Haerin ingin saja menjambak rambut Minji lalu menggigit tangan nya.

"yaudah, boleh, kak" ucap Haerin dengan senyuman, walaupun sebenarnya ia sangat terpaksa.

~®®®~

Sudah seminggu sejak kejadian itu berlalu, Haerin tampaknya sudah tidak terlalu mengambil hati lagi. Minji juga lebih sering menghabiskan waktu dengan Haerin, terlebih lagi jika sudah jam nya istirahat, dia akan mengikuti kemanapun Haerin berjalan bahkan hingga ke toilet, namun ia hanya menunggu diluar.

"Eh, Rin, lo tau ga kalau si Minji sama kak Hanni deket?" bisik Eunchae, kebetulan sekali Minji sedang berada di ujung kelas, berkumpul dengan preman nya kelas. Kesempatan ini Eunchae manfaatkan saat melirik Minji yang masih fokus pada game nya.

"tau" balas Haerin singkat, ia tidak ingin mengingat ini lagi. Haerin masih menerima kenyataan mengenai alasan yang Minji berikan pada nya, namun yang menjadi pertanyaan besar bagi nya, mengapa Hanni melakukan itu?

Hanni juga sudah tau jika Minji dan Haerin mempunyai hubungan yang cukup serius. Apa karena hubungan saudara antara Hanni dan Haerin?

"nanti kalau putus sama si Minji, lo sama gue aja, xixixi" ucap Eunchae terkikik geli, Haerin memandang sinis Eunchae akibat perkataan nya tadi.

"jelek banget doa, lo"

Haerin kembali berkutat pada kumpulan soal yang memusingkan, ia sedikit kesal dengan soal yang membuat nya pusing ini. Pikiran nya menjadi kemana-mana, sehingga ia teringat bahwa minggu depan Minji akan dibawa oleh sepupunya itu.

"gue bodoh banget mau ngebolehin dia coba" gumam Haerin, ia melirik Minji yang sedari tadi mengeluarkan sumpah serapah nya karena game yang ia mainkan.

Setelah dilihat-lihat, Minji itu memang sangat tampan, terlebih lagi hidungnya sangat bagus. Pasti banyak perempuan yang mau dengan nya. Begini kah cobaan jika mengencani seseorang yang fisik nya sempurna?

"Minji sama kak Hanni dah kayak orang pacaran aja, ya" Kyujin tiba-tiba datang dan duduk di hadapan Haerin.

"putusin aja ga, sih" lanjut Kyujin, ingin memanas-manasi Haerin.

"diem, deh" Haerin justru meninggalkan Kyujin dan Eunchae. Mereka berdua meratapi kepergian Haerin lalu saling bertatapan.

"Lo sih, sialan"

~®®®~

Haerin terbaring dengan lemas di kasurnya, dengan tangan yang menggenggam handphone. Ia baru saja melihat unggahan video dari Minji dan Hanni, jarang sekali Minji mengunggah video ataupun foto lebih dari 3 dalam sehari. Bahkan jika bersama dirinya, mungkin Minji hanya akan mengunggah foto tidak lebih dari 2. Sepertinya kekasih nya itu sangat bahagia hari ini.

"halo, Rin. Mau main, ga?" ucap Danielle dalam melalui handphone itu.

"hah? tumben?" ucap Haerin

"iya, kasian lo. gue mau menghibur diri gue sendiri, sekalian sama lo lah"

"lo jemput gue?"

"iya, buruan siap-siap. Ntar gue nunggu di depan rumah, lo" setelah mengucapkan itu, Danielle segera memutuskan telepon itu. Haerin pun segera menyiapkan dirinya secepat mungkin, agar Danielle tidak menunggu lama nanti nya.

Tidak lama, terdengar suara motor, yang Haerin yakini itu adalah suara motor Danielle. Haerin pun mempercepat gerakannya dan segera keluar menemui Danielle.

"wuihh, cantik nyoo. Mau kemana kita?" kagum Danielle setelah Haerin keluar dari rumahnya, reaksi Haerin hanya tersenyum menanggapinya.

"Bang, lo yang ngajak, kok malah nanya balik?" balas Haerin, Danielle hanya terkekeh geli dengan balasan Haerin.

"Timezone aja lah, ya"


Beberapa waktu telah berlalu mereka habiskan untuk memainkan semua permainan yang ada di Timezone. Dan sekarang, mereka tengah menyantap es krim yang telah mereka beli beberapa menit yang lalu.

"gue ngajak lo main bukan karena gue suka sama lo" celetuk Danielle, Haerin memiringkan kepalanya bingung.

"Yahh, sebenarnya gue masih sayang sama Hanni. Gamon lah kalo dibilang, tapi ya gue terpaksa" lanjut Danielle

"terpaksa kenapa?" tanya Haerin.

"ya karena gue mau kuliah di luar kota. Hanni sendiri bilang kalau dia ga suka ldr-an, jadi gue inisiatif lah mutusin dia. haha" ada kekehan di akhir kalimat Danielle, membuat Haerin sedikit tidak percaya dengan ucapan lelaki disampingnya ini.

"tapi dia kok sekarang jadi gini, ya? hm?"

®

ak akan menamatkan ini secepat mungkin, jadi bakal sering update gessss

tidak ada kah yang ingin memberi semangat diriku??






Kakak!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang