Haerin berjalan keluar dari rumahnya begitu mendapat pesan yang berasal dari Minji. Terlihat Minji yang duduk di motornya dengan pandangan lurus kearah jalanan yang basah terkena rintikan hujan.
"Kenapa?" Haerin bertanya tepat disamping Minji, tidak lupa dengan wajahnya yang datar.
Minji terkekeh, lalu mengangkat helm bogo berwarna pink dengan gambar katak yang baru saja dia beli.
"gue baru beli helm nih. Ayo jalan, yok" Ajak Minji dengan sedikit canggung, sudah beberapa hari semenjak pentas seni, Minji dan Haerin belum ada sama sekali mengobrol atau bertegur sapa.
"sekalian ngetes kualitas helm nya, hehe. Siap-siap sana, gue tungguin" Haerin hanya menatap Minji, kemudian ia masuk kembali ke dalam rumahnya. Minji terdiam, Haerin menyutujui nya atau tidak, lantaran dirinya tidak mendapatkan jawaban yang pas dari Haerin.
Selang beberapa waktu, Minji mulai bosan menunggu. Mungkin Haerin tidak mau, tidak ada tanda-tanda bahwa Haerin akan keluar dari rumahnya. Minji menyalakan mesin motor nya, bersiap untuk pergi namun terhenti ketika Haerin sudah ada di sampingnya.
"eh, lo sejak kapan ada disini?" kejut Minji.
"dari tadi, lo nya aja melamun terus" Haerin mengulurkan tangannya, Minji meraih tangan Haerin lalu mencium nya.
"ihh, apa sih" sontak Haerin terkejut dengan cepat menarik tangannya.
"apa? emang apa?"
"helm nya" Minji memberikan helm tersebut kepada Haerin. Haerin cukup lihai dalam memakai helm, maka karena itu Minji mencium tangan Haerin. Setidaknya hari ini dapat bersentuhan dengan Haerin.
Setelah mengunjungi beberapa tempat, Haerin dan Minji menepi di angkringan untuk makan. Atensi Minji teralihkan ketika melihat sosok gadis yang ia kenal dengan seseorang
"Rin, itu kak Hanni ya?" Haerin mengikuti arah pandang Minji.
"Iya" Haerin masa bodoh, ia tergerak untuk memainkan game cacing di handphone nya. Minji mengamati pergerakan Hanni dan seorang lelaki, mungkin itu kekasih nya, Danielle. Minji tidak terlalu ingat dengan wajah Danielle.
'gak ada romantis - romantis nya tuh?'
Hingga hidangan mereka datang, Minji mulai mengacuhkan interaksi Hanni dan lelaki itu. Ternyata gagal, ekor mata Minji masih menangkap Hanni yang tampaknya lari menghindar dari lelaki itu.
"Minji.." Haerin memanggil.
"dimakan makanan nya" Minji mengangguk patuh lalu menyantap makanan nya.
~®®®~
Hanni berjalan dengan rasa kesal yang sudah di ubun-ubun, kaki nya melangkah cepat menjauhi Danielle. Dari belakang Danielle meneriaki nama Hanni diikuti dengan langkah nya yang kian cepat.
"Hanni! hei, tunggu! dengerin gue dulu!" terlambat, Hanni bertemu dengan Jinni yang membawa motor nya santai diseberang jalan, dengan cepat Hanni menaiki motor tanpa izin sang pemilik.
"jalan, jin. Cepet!" Jinni masih kaget dengan Hanni yang tiba-tiba menaiki motor nya.
"Woi, Jinni. lo bawa dia pergi, gue hajar lo" Jinni tampak bingung, Danielle menunggu mobil dan motor yang berlalu lalang sepi agar ia dapat menyebrang.
"gak usah dengerin dia, udah cepet jalan!" Tangan Jinni yang menggenggam setir motor ditarik oleh Hanni yang mengakibatkan motor itu sedikit melompat maju, untung saja Jinni dapat mengatasi nya. Tangan nya pun menarik gas motor dengan kecepatan sedang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kakak!
Teen Fiction"Kakak nya cantik. Jadi pacar aku aja, yok!" Minji tau si dia udah jadi pacar orang, dan Minji pun menyukai dan menyayangi teman nya. warn: genderswitch, bahasa kasar