Kenneth mematung sejenak setelah melihat senyuman secerah matahari milik alvaro.
Kenneth tidak tahu bahwa seseorang bisa tersenyum setulus itu untuk berterima kasih kepada dirinya.
'Tidak Buruk'batinnya.
"Hmn"
Mendengar jawaban yang singkat itu,
Alvaro mengangguk, dan tidak memperhatikan Kenneth lagi.Mata besar miliknya lebih penasaran dengan kamar yang sedang dirinya tempati.
Dinding nya terbuat dari kayu, begitu pun dengan Lantainya. Bahkan Ranjang ini juga terbuat dari kayu.
Hal yang sangat jarang alvaro lihat. Alvaro memang tidak ingat tentang apapun tapi setahunya atau mungkin di ingatan nya yang hilang rumah orang-orang jaman sekarang sudah banyak yang menggunakan beton dan semen.
Jadi, saat alvaro melihat rumah yang terbuat dari kayu. Alvaro ingin sekali berkeliling untuk melihatnya.
"Diamlah"
Kepala alvaro yang sedari tadi bergerak kemari segera membeku, menatap kenneth yang saat ini auranya mulai menjadi lebih dingin.
"Tuan, Alvaro hanya melihat-lihat tidak apa-apa kan?" Tanya Alvaro memberanikan dirinya lagi pula walaupun kelihatan dingin Kenneth adalah orang yang menyelamatkannya dan juga membiarkannya untuk tinggal Sementara disini.
Kenneth menatap kosong mata berbinar yang alvaro layang kan kepada dirinya.
Aneh
'Anak ini sungguh Aneh'Batinnya menatap datar alvaro.
"Istirahat"
"Sebentar, tunggu sebentar lagi tuan.."
Kruyukkkk.
Ah, Itu suara perut yang sedang lapar.
Ayo Tebak siapa pemilik suara yang sedang lapar itu?
Kenneth atau Alvaro ya?
Haha...
Kalau kalian tebak alvaro
Jreng! jreng! jreng!
Kalian Benar!!!!!
Wahahaaa selamat!!!.
Mendengar suara perutnya sendiri membuat alvaro yang sedang memandang Kenneth dan berbincang dengannya sedikit malu.
Apalagi alvaro juga bisa melihat alis mata kenneth yang naik sebelah memandang nya seperti dirinya adalah alien.
Tidak, Ya Tuhan!!!, kenapa kau tempatkan rasa lapar alvaro di saat yang tidak tepat.
Alvaro hanya bisa mengeluh dalam hati, air mata nya rasanya mulai berkumpul.
Ah, dia pasti akan di usir karena suara perutnya.
"Lapar?"
Kenneth tiba-tiba bertanya membuat alvaro yang ingin menangis segera mendongakkan kepalanya dan menatap kenneth yang tidak marah.
"Tuan, anda tidak marah?" Tanya Alvaro bingung
"Marah?"
Bingung kenneth, begitu pula dengan Alvaro.
Aduh, mereka berdua.
Kenneth berjalan menuju laci meja di samping tempat tidur.
Membuka laci, lalu mengambil sebatang cokelat yang cukup besar satu dirinya serahkan kepada alvaro dan di terima baik oleh anak itu sedangkan dia mengambil satu lagi untuk dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
the rebirth of an alvaro
FantasyIni kisah tentang Alvaro. Seseorang dari masa depan yang kembali ke masa lalu. Namun dirinya tidak memiliki ingatan masa depannya. Apakah dirinya yang telah kembali tapi tidak mengingat ingatan masa depannya. Dapat merubah ending hidupnya?