19

1.4K 170 12
                                    

"Kau tidak harus meminta izinnya untuk menjaga putra kita, Sayang,"ujar Richard lembut sambil menatap dingin ke arah Kenneth yang membuat istrinya harus meminta izin pada orang tak dikenal untuk menjaga anak mereka.

Hal ini tidak bisa diterima pikir Richard.

"Mas, pulanglah bersama anak-anak."

"Ayu, dengarkan Aku..."ucapan Richard terpotong akibat tatapan sendu penuh arti dari istrinya.

"Baiklah, aku akan mengajak anak-anak pulang. Panggil aku jika terjadi sesuatu."Angguk Richard yang hanya bisa menyetujui pendapat sang istri.

Istrinya, Ayu sepertinya tidak akan merubah keputusan yang telah di buatnya.

Richard hanya bisa menuruti dengan hati yang terasa enggan.

"Tapi, Mom!"

"Rey, Diam! Turuti perintah Mommy mu!" Tegur Richard tegas.

"Dad!!!"

Reynand tidak terima, ia telah bersusah payah untuk menemukan adiknya. Jadi kenapa ia tidak bisa berada disini untuk menjaga adiknya juga?.

"Dad, Aku yang menemuka Alva! Aku harus tetap disini bersama adikku!"

"Rey, Mommy mengerti nak!, tentang apa yang kamu pikirkan saat ini. Tapi, kembalilah bersama Opa dan Daddymu dulu, bawa juga adik-adikmu yang lain. Mommy yang akan menjaga Alvaro untukmu,"jelas Ayundia lembut, sambil mengelus pelan surai rambut Reynand yang tinggi badannya sudah sepantaran dengan dirinya.

Reynand tertegun mendengar ucapan ibunya. Tidak, ia tidak boleh pergi. Rey takut, takut adiknya akan menghilang jika ia tidak berada di sisinya.

Reynand, menatap tatapan lembut ibunya yang penuh kasih sayang.

Lalu menoleh menatap Alvaro yang terbaring lemah di atas brankar.

Adiknya yang dulu selalu ia benci kelahirannya, sekarang Rey berubah menjadi sangat  menyanyaginya.

Alvaro adik kecil imutnya, yang selalu lucu dan menggemaskan.

Reynand ingin sekali tetap berada disini, menjaga adiknya agar tidak bisa pergi darinya.

Reynand ingin terus-menerus memandangi wajah yang membuat Rey bisa merasa bahagia dengan hanya menatapnya itu.

Tapi, hal itu tidak bisa ia lakukan karena ibunya memintanya pergi, dan itu juga dikarenakan keberadaan sosok Seorang 'Kenneth',

Hal ini membuat Reynand menatap tajam Kenneth lagi. Tapi, Laki-laki dewasa itu seakan tidak sadar dia tidak menanggapi tatapan remaja bau kencur yang seperti ingin membunuhnya.

Hal ini membuat Reynand geram, Akan ia catat penghinaan ini di dalam buku pembalasan dendamnya.

"Baiklah, Mom. Rey mengerti, tolong gantikan Rey menjaga Alva."

Ayundia mengangguk sebagai balasan.

Si Kembar R dan Arthur hanya diam sedari tadi, mereka mulai beranjak keluar ketika Daddy mereka meminta mereka untuk segera pulang bersama opa dan oma mereka.

Ruangan tempat Alvaro di rawat pun terlihat sepi, setelah kepergian Keluarga Allen dan dan Papa dan Mamahnya.

Hanya tersisa Kenneth, Ayundia, serta Alvaro yang sudah tertidur.

Ayundia melangkah maju, mendekati brankar rumah sakit Alvaro.

Di dalam matanya, terdapat raut kesakitan melihat kondisi sang putra bungsu yang terlihat penuh dengan luka.

"Sejak kapan, dia menderita amnesia dan trauma ini?"tanya Ayundia parau entah kepada siapa. Suaranya tercekat mengingat kejadian beberapa menit yang lalu ketika putranya dikatakan memiliki trauma.

"Sejak awal aku menemukannya terhanyut di sungai, dia sudah lupa ingatan sejak saat itu. Dan tentang Trauma... Bukankah anda yang seharusnya lebih tahu? Nyonya?"itu adalah kata-kata terpanjang yang pernah Kenneth ucapkan kepada orang asing selain Alvaro.

Ayundia menatap mata dingin Kenneth yang memandangnya seperti orang yang sudah mati. Ayundia menggeleng.

Tidak, ia tidak tahu sejak kapan putra bungsunya yang ceria mendapatkan Trauma.

Apalagi ini sepertinya menyangkut dirinya. Yang di anggap mati oleh sang bungsu.

"Kau ibunya, namun tidak tahu apa-apa tentangnya?"tanya Kenneth menyudutkan. Entah kenapa Kenneth sangat tidak menyukai Ayundia sosok potensial yang akan merebut Alvaro dari dirinya.

"Aku memang ibunya, dan dia putraku, tapi aku benar-benar tidak tahu kenapa putra kecilku ini bisa memiliki trauma,"

"Keluarga mu sepertinya tidak menyukai Alvaro bukan."

"Itu benar!"

"Lebih baik kau serahkan saja Alvaro kepada diriku."

Ayundia menatap tajam Kenneth laki-laki yang lebih muda darinya itu, sepertinya Kenneth ingin menguji kesabaran milik Ayundia dengan mengatakan kata-kata provokatif semacam itu.

"Tidak akan!, dia anakku!"

"Alvaro tidak butuh ibu semacam dirimu,"

"Bukankah kau sudah di anggap mati oleh anakmu sendiri."

Ayundia terdiam, perkataan itu membuat nya tidak bisa berkutik.

Alvaronya menganggap nya telah mati.

Apa yang harus Ayundia lakukan?

"Tidak, pasti ada sesuatu yang salah terjadi padanya. Tidak mungkin Alvaro tidak percaya kepadaku bahwa aku masih hidup,"ucap Ayundia menolak untuk disudutkan olwh Kenneth.

"Aku bisa membawanya kembali agar trauma itu menghilang!"Lantang Ayundia menatap Kenneth yang sudah menatapnya tajam.

"Lalu, jika yang terjadi sebaliknya? Apa yang akan kau lakukan? Nyonya Allen?"tanya Kenneth sambil memikirkan kemungkinan itu. Dilihat dari apa yang ia temukan sejak bersama dengan Alvaro. Hal-hal yang dapat memicu trauma nya sangat banyak.

Kenneth tidak yakin, kembali ke rumah dimana trauma itu berasal akan baik untuk kesehatan mental Alvaro saat ini. Walaupun dia tidak memiliki ingatan apapun tentang hidupnya sebelumnya sebelum bertemu Kenneth. Tapi, trauma mental itu terhubung ke fisik dan mungkin akan merespon seperti apa yang terjadi pagi dini hari sebelumnya.

Alvaro menyakiti dirinya sendiri, dalam keadaan tidak sadar walaupun dia sadar. Alvaro mungkin merasa dunianya gelap dan hancur di saat itu. Makanya dia dengan berani membenturkan kepalanya hingga berdarah-darah seperti saat ini.

Kenneth tidak bisa membayangkan betapa rapuh mental Alvaro jika dia harus kembali ke rumah yang mungkin adalah neraka baginya.

Dan disini, Kenneth merasa bertanggung jawab untuk menjaga makhluk kecil yang menyusup masuk kedalam kehidupan miliknya.

Kenneth tidak ingin melihat anak itu murung, ataupun sakit-sakitan seperti saat ini.

Kenneth tidak pernah melihat anak kecil yang serapuh Alvaro. Atau dia belum pernah menemukan anak yang seperti itu karena lingkungan tempatnya tinggal.

Anak rapuh, yang tidak takut dengannya.

Anak kecil, yang tidak akan kabur ketika melihat wajahnya yang menyeramkan (Sebenarnya tampan).

Dan anak kecil, yang memberikannya sebuah Senyuman yang dapat masuk ke dalam lubuk hati terdalam miliknya.

Kenneth ingin melindungi anak itu dengan kekuatannya. Agar anak itu tetap aman dan terlindungi. Dia Menginginkan Alvaro.


TBC

the rebirth of an alvaroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang